#4 [ A & A {Sky} ]

53 4 0
                                    

Akhirnya Allena dan Semua Orang telah tertidur. Ayuna yang teringat akan kejadian tadi tidak bisa untuk sekedar tidur terlelap seperti yang lainnya. Pukul 23.15 Dia memutuskan untuk kembali mengecek pekerjaannya yang tertinggal di ruang tv/keluarga. Ayuna berjalan keluar kamar sambil membawa MacBook nya.

Ayuna duduk di sofa sambil menatap layar MacBook nya, pikirannya masih teringat akan kejadian Arka tadi.

Apa aku memang terlalu keras padanya. Aku menang Egois tidak pernah bertanya ataupun mendengarkan perasaannya.
Batin Ayuna.

Azril keluar dari kamar Arka hendak membawa air untuknya. Tapi dia pandangannya malah tertuju pada sosok yang sedang menatap MacBook nya sembari melamun. Azril tau pasti dia mengingat kata - kata yang terlontar dari mulut anaknya.
Azril pun merasakan pilu bila itu terjadi pada Allena. Allena mungkin lebih dewasa menyikapi ke sendiri nya, karna dia sudah beranjak remaja 17 tahun sedangkan Arka baru berusia 7 tahun sulit untuk ia mengerti keadaan Orang tuanya saat ini.

Azril berjalan ke arah dapur, dia membuat 2 cangkir teh hangat untuk Yuna dan dirinya. Setelah selesai dia menghampiri Yuna yang sedang duduk termenung di sofa.

"Heii... Ini." Azril menyodorkan secangkir teh yang ia bawa untuk Yuna.

"Terimakasih." Yuna sambil kaget dan menerima cangkir yang di sodorkan.

"Kenapa melamun? Masih memikirkan perkataan Arka ya." Ucap Azril sambil duduk di samping Yuna meminum teh yg dibawanya. Dan Yuna hanya terdiam menatap Azril.

"Mungkin memang dia rindu akan ayahnya." Azril sambil menyimpan cangkirnya di atas meja.

"Jangan pernah berbicara tentang itu lagi." Yuna menaruh teh yang ia pegang tanpa meminumnya.

Apa sesakit itu yang dia rasakan sampai membicarakanya pun dia enggan.
Batin Azril.

"Aku mungkin memang terlalu egois, hingga tidak pernah mendengarkan perasaan putraku."Ayuna sembari menangis mengingat sakit hatinya ia akan Lio.

"Tapi aku juga belum bisa berdamai dengan masa laluku." Yuna menangis tanpa henti. "Mungkin semua orang akan mengira aku terlalu mencintainya, tapi aku merasa aku terlalu sakit untuk dikhianati seperti itu. Mereka mengkhianatiku tepat di depan mataku sendiri." Ucapnya sambil terus menangis. Entah berapa butiran air mata yang jatuh.

Azril menatap Yuna menghapus semua air matanya, mendekapnya dan mencoba menenangkan nya. Dia membelai rambut Yuna dan beberapa kali mengecup puncak kepala Ayuna.

Ayuna merasa tenang di pelukan Azril entah apa yang ia rasakan hanya dia merasa mendapatkan kenyamanan atas semua masalah yang ia hadapi.

"Tidurlah." Azril mengecup kening Ayuna dan memeluknya erat, membelai rambutnya hingga Yuna terlelap dalam dekapannnya.

*******

Sinar mentari pagi membuat mata Azril dan Ayuna yang tertidur lelap menjadi silau akan cahayanya. Merka terbangun dengan posisi tidur saling memeluk satu sama lain.

 Merka terbangun dengan posisi tidur saling memeluk satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Perfect Love ✔ ( Penantian Cinta )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang