#1 [Awal Pertemuan]

55 4 0
                                    

Jepang, Tokyo

"Kaka, Papa mau ke perpustakaan dulu sebelum pulang ke hotel." Ucap Azril kepada Allena. "Kaka jaga nenek ya dan langsung ke hotel setelah ini."Azril berkata kepada putrinya dengan sangat lembut namun tegas.

"Ya, Pah. Allena juga mau langsung pulang sama nenek." Ucap Allena dan memeluk serta saling mencium kening masing-masing. Dan Alena mencium punggung tangan Azril, untuk segera bergegas berjalan menaiki taxi yang sudah di pesan Azril.

Azril berjalan ke perpustakaan yang tidak jauh dari Lab tempat ibunya mengambil hasil akhir test kesehatannya. Ia berjalan sangat tergesa-gesa karna ia yakin perpustakaan akan segera tutup karna hari sudah mulai gelap. Ia berpakaian Casual hanya Joger hitam, kaos Abu-abu, kacamata hitam dan Jaket serta tas yang selalu di gendongnya yang isinya barang-barang pribadinya.

Ia berjalan menunduk menutupi kepalanya menggunakan Hoodie jaketnya sembari mengecek beberapa notif yang muncul di ponselnya.

Saat dia berjalan ke luar rumah sakit, dia tak sengaja bertabrakan dengan seorang wanita yang sedang membawa beberapa berkas. Dan akhirnya membuat berkas yang sedang dipegang wanita tersebut jatuh berserakan. Ia membatu wanita tersebut untuk merapihkan berkas. Ia tak sengaja membuka Hoodie penutup kepalanya.

Saat ia membuka hoodinya. Banyak kaum hawa yang mematung bak tersihir oleh pesona Lady Killer yang dimilikinya. Sosok Pria Tampan dan Hot cukup bikin kaum hawa yang melihatnya meleleh. Ia tidak ambil pusing dengan itu, ia tidak peduli dengan sekitar yang melihatnya.

Dia membereskan beberapa berkas dan membantu wanita tersebut yang sedang berlutut membereskan berkasnya untuk segera berdiri. Ia membersihkan lutut wanita itu karna celana putih yang dipakai wanita tersebut terlihat agak kotor, dengan posisi ia berlutut di depan wanita tersebut.

Orang-orang yang melihatnya memuji tindakan Azril, yang sangat romantis tersebut. Ia berdiri menyerahkan berkas wanita tersebut yang dia bereskan. Dia menepuk berkas seakan membersihkan berkas tersebut lalu menyerahkannya kepada wanita tersebut.
Saat ia memberikan berkas tersebut ia meminta maaf dan tersenyum sangat manis. Azril menyita semua perhatian kaum hawa yang Melihatnya.

"Maaf, saya benar-benar minta maaf."

Ayuna hanya menganggukan kepalanya. Merasa kenal dengan pria di hadapannya.

"Terimakasih." Ayuna sembari menerima berkas yang diberikan oleh Azril. Dan Azril hanya tersenyum sembari mengangguk.

Ayuna berjalan ke kursi antrian pasien yang ada di sebelah kirinya. Dia duduk sembari membereskan beberapa file yang bertempuk tidak sesuai urutan.

"Apa perlu saya bantu."Ucap Azril sembari melepas kacamata hitamnya dan duduk disebelah Ayuna yang sedang membereskan berkas-berkasnya. Dia merasa tidak enak harus menambah pekerjaan orang lain.

"Tidak perlu, terimakasih." Ayuna menjawab sembari tertunduk tidak melihat wajah Azril dan tetap membereskan berkas-berkasnya.

"I am so.. so.. Sorry." Azril sangat menyesal dan tidak tega melihat wanita tersebut. Dia merasa karna dirinyalah wanita tersebut jadi mendapat pekerjaan tambahan.

Ayuna hanya tersenyum dan berjalan meninggalkan Azril yang masih duduk disana. Dia pergi dengan mood yang kacau sebenarnya karna pekerjaannya jadi harus 2 kali ia kerjakan.

Azril merasa bersalah akan kejadian tersebut, tapi mengapa wanita tersebut hanya tersenyum kepadanya tidak memarihannya atau hanya sekedar mengomelinya. Karna sikap wanita tersebut membuatnya merasa semakin bersalah.

"Kamu kenapa? Mengapa wajahmu ditekuk seperti itu?." Tanya Rana asisten pribadi sekaligus sahabatnya yang selalu menemani Ayuna. Dia berjalan mendekati Ayuna.

My Perfect Love ✔ ( Penantian Cinta )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang