Chanyeol memasukkan kedua tangannya ke saku celana ketika barang belanjaannya sedang dihitung. Ia menatap total belanjaan yang masih terus bertambah. Lalu, melirik ke sekitar. Baekhyun tidak ada di mana pun. Mata bulat itu mengerjap. Kemudian, kembali menatap pegawai kasir yang baru saja menyebutkan nominal total keseluruhan barang yang ia beli. Dompet dikeluarkan. Lalu, mengambil salah satu kartu yang ada di sana dan memberikannya.
Dia harus cepat, sebelum Baekhyun benar-benar hilang dari radarnya. Kantong-kantong belanjaan itu segera ia ambil. Lalu, setelah kartunya telah kembali padanya, Chanyeol lekas melangkah lebar keluar dari supermarket tersebut. Tadi Baekhyun berkata ingin melihat-lihat ke sekeliling sebentar, dan Chanyeol sudah mengingatkan untuk tidak pergi terlalu jauh.
Mereka sedang berada di lingkungan yang asing. Chanyeol belum mengenal baik lingkungan ini. Rencananya, mereka ingin mengunjungi rumah baru mereka yang terletak tak jauh dari sini. Rumah yang dibeli oleh Chanyeol untuk Baekhyun.
"Baekhyun!" seru Chanyeol. Kaki panjangnya tak berhenti melangkah mengitari sekitar supermarket.
"Baekkie!" Ia menoleh kesana kemari dengan kedua mata yang menatap lekat tiap objek, "Baek! Baekhyun!"
"Ehehehehe~"
Telinga lebar Chanyeol sontak menajam. Ia menoleh ke asal suara, dan langsung melangkah ke sana. Tepat di belakang supermarket, ternyata ada sebuah taman. Di taman itu disediakan beberapa mainan khusus anak-anak, seperti ayunan, perosotan, bak pasir, dan beberapa mainan lain.
Suaminya. Park Baekhyun. Yang sudah berumur dua puluh dua tahun. Sekarang, sedang asik menaiki kuda-kudaan yang bagian bawahnya ditopang oleh pegas berukuran besar dan menggerakkannya ke depan dan belakang.
Chanyeol menghela napas.
"Chanyeollie! Chanyeollie!" Baekhyun memanggilnya dengan sumringah, "Lihat! Ini asik sekali!" serunya dan menggerakkan kuda-kudaan itu semakin cepat ke depan dan belakang.
"Kak, gantian dong," Anak kecil yang sedari tadi berdiri tak jauh dari benda itu, berjongkok dengan lelah. Ia sedang menunggu gilirannya untuk menaiki kuda tersebut.
Chanyeol mendekat. Seluruh kantong belanjaan, ia pegang dengan tangan kanan. Lalu, tangan kirinya meraih pinggang Baekhyun dan menariknya untuk melepas kuda tersebut. Baekhyun refleks berpegangan pada pundak Chanyeol dan melingkarkan kedua kakinya di pinggang lelaki itu.
"Aku masih ingin main!" rengeknya.
"Nanti saja, oke? Kau ingin melihat rumah kita, kan? Dan juga, es krimmu bisa meleleh jika tidak lekas dimasukkan ke pendingin. Ayo, pergi."
Wajah manis itu menekuk. Bibirnya mencebik.
"Jangan cemberut, hm," Chanyeol mengecup pipinya lembut. Lalu, menurunkan tubuh itu perlahan agar Baekhyun bisa berdiri dengan kakinya sendiri, "Kau bisa menunggangiku nanti malam," bisiknya.
Si manis itu sontak menutup wajahnya yang memerah dengan kedua tangan, "Jangan bicara seperti itu. Aku kan jadi malu."
Chanyeol terkekeh.
"Kakak-Kakak, kalau mau bicara jangan di sini dong! Aku tidak bisa naik! Minggir sedikit!"
"Iya, iya, maaf," ujar Chanyeol. Ia menggenggam pergelangan tangan Baekhyun dan segera membawanya untuk pergi dari sana.
"Hei! Habis main itu segeralah pulang! Nanti kau diculik!" seru Baekhyun ke anak tersebut.
"Cerewet!"
Baekhyun tertawa pelan mendengar balasannya. Ia melepas genggaman tangan Chanyeol, dan beralih memeluk lengan itu, "Anak tadi mirip denganmu, Yeollie," celetuknya.
Dahi Chanyeol mengerut, "Mirip dari mananya?"
"Telinga dan mata kalian mirip," kekeh Baekhyun pelan. Kedua matanya menyipit karena tersenyum lebar. Membuat Chanyeol ikut tersenyum.
Seorang wanita, berjalan melewati mereka, "Jackson!"
Kedua mata Baekhyun mengikuti pergerakan wanita tersebut, "Sepertinya, itu Ibunya."
"Jika kita punya anak, akan lebih baik jika dia mirip denganmu," ujar Chanyeol tiba-tiba. Ia menatap Baekhyun dengan lekat. Baekhyun membalasnya, dan tersenyum.
"Tidak. Mirip denganmu saja. Jadi, telinganya bisa ku mainkan," ujarnya senang.
Chanyeol tertawa, "Bagaimana dengan dua anak? Satu mirip denganmu, dan satu lagi mirip denganku?"
"Boleh saja."
Baekhyun mengeratkan pelukkannya pada lengan Chanyeol, "Sayang sekali aku tidak bisa hamil," bisiknya.
"Memiliki anak, tidak hanya dengan hamil, Sayang," Chanyeol menatapnya lembut, "Masih banyak cara lain."
"Kau benar."
Pelukan pada lengan dilepas. Chanyeol memasukkan barang belanjaan mereka di kursi penumpang bagian belakang. Sementara, Baekhyun segera masuk ke kursi penumpang di depan. Sabuk pengaman ia pakai.
"Siap untuk melihat rumah baru kita?" tanya Chanyeol ketika ia masuk.
Baekhyun mengangguk semangat, "Let's go!"
TititBesarChanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEIRD 2 [ChanBaek][SELESAI]✔
FanfictionKebucinan Chanyeol dan Keabnormalan Baekhyun yang terus berlanjut bahkan setelah pernikahan mereka. Cover ucul ini dibuat oleh @baekfii [21 November 2019 - 22 Desember 2019]