Sepertinya, Chanyeol sudah pernah mengatakan, bahwa ia hanya ingin melihat rumahnya rapi ketika pulang. Jika pun ingin diberantakan, maka sebaiknya dirapikan kembali sebelum ia datang. Dan saat ini, rumahnya tidak hanya berantakan.
Tapi, hancur.
HANCUR.
HAN.CUR.
Jemari-jemari Chanyeol sudah bersarang di sela rambutnya. Meremas dengan frustrasi. Lumpur ada di mana-mana. Juga, rumput-rumput kotor dan akar-akar tumbuhan. Lalu, ada beberapa ekor cacing bisa ia tangkap di pengelihatan.
"BAEKHYUN!" serunya emosi, "JACKSON!"
Dua orang si pemilik nama, tergopoh menuju ruang tamu. Chanyeol menatap mereka dengan tak percaya. Penampilan dua orang itu juga tak kalah berantakan. Masih lembap akibat main hujan beberapa waktu lalu. Juga, lumpur yang menghiasi di beberapa bagian tubuh serta rambut.
Tolong, kepala Chanyeol sakit.
Dia pusing.
PANGGIL AMBULANS! CEPAT PANGGILKAN AMBULANS UNTUKNYA!
"Y-Yeollie.."
"Sayang, apa yang kau lakukan?" lirih Chanyeol. Rasanya, dia ingin menangis saja.
"K-kami hanya bermain."
"Tapi, kenapa harus seperti ini?"
Chanyeol lemas, kawan-kawan. Ia melangkah dengan gontai. Berusaha semaksimal mungkin untuk tidak memijak lumpur di lantai. Kemudian, mendudukkan diri di sofa, dan membaringkan tubuhnya yang sudah tak bertenaga.
"Bereskan, Baekhyun," ujar Chanyeol pelan. Lengannya terangkat untuk menutupi wajah, "Jackson, bantu Papamu. Daddy lelah."
"Iya, Daddy," keduanya menyahut kompak. Merasa bersalah ketika melihat raut letih itu.
Yang Chanyeol inginkan ketika ia pulang, hanyalah disambut dengan hangat oleh suami dan jagoan kecilnya. Bukan dengan hal-hal bikin sakit kepala seperti ini.
Chanyeol menolehkan kepala. Memastikan bahwa mereka berdua berberes dengan benar. Matanya terpejam ketika melihat Jackson sibuk mengutip potongan-potongan cacing yang mereka potong entah untuk apa. Tuhan, tolong jangan biarkan Jackson seperti Baekhyun. Oke, mungkin dia sudah 'sedikit' mirip Baekhyun. Tapi, tolong jangan seutuhnya. Rasanya, Chanyeol ingin kembali menjadi sperma saja.
"Daddy," Jackson mencicit pelan.
Chanyeol hanya menyahut dengan deheman.
"Jangan marah."
Helaan napas lelah kembali keluar dari bibir Chanyeol, "Daddy tidak marah. Hanya lelah." Lagi pula, dia sudah tidak memiliki tenaga walau sekadar untuk merasa emosi.
"Daddy mandi saja. Setelah itu, tidur agar tidak lelah lagi."
Chanyeol menatap. Kepala Jackson langsung menunduk. Apa anak ini sedang mencoba merayunya?
"Daddy akan mandi setelah kalian selesai."
Kedua mata Chanyeol kembali terpejam. Berusaha untuk meredakan denyut-denyut nyeri yang ia rasa di kepala. Sepertinya dia tidak akan heran, jika otaknya menyusut lebih cepat.
Karena lelah yang terasa, juga pusing yang mendera kepala, tanpa sadar Chanyeol jatuh tertidur. Mengistirahatkan tubuh, otak, serta hatinya. Dia bahkan tak terganggu ketika Baekhyun dan Jackson asik beradu mulut dan saling menyalahkan satu sama lain.
Rumah mereka kembali bersih seperti sedia kala, ketika malam telah menyapa. Baekhyun dan Jackson juga sudah bersih dan wangi. Lalu, mereka sudah menyiapkan makan malam untuk menyogok Chanyeol agar tidak marah. Piyama melekat di tubuh kedua orang itu. Baekhyun berlutut di samping sofa, dan melipat kedua lengannya di atas dada Chanyeol.
"Chanyeol~" panggilnya. Telunjuk lentik menyentuh ujung hidung Chanyeol. Kemudian, mengetuk-ngetuk pelan pipinya, dan memainkan telinganya.
"Daddy~" Jackson ikut berlutut di samping Baekhyun. Menatap wajah Daddynya dengan mata bulat itu. Ia menggoyangkan tubuh Chanyeol pelan.
"Hng?" Dahi Chanyeol mengerut.
"Chanyeol, bangun. Apa kau lapar? Kami sudah menyiapkan makan malam."
"Ung. Papa sudah memasakkan makanan yang enak untuk Daddy."
"Chanyeol~"
"Daddy~"
Kedua mata Chanyeol membuka. Mendapati suami dan anaknya tengah menatap menggunakan puppy eyes yang menggemaskan. Chanyeol menghela napas.
"Apa sudah bersih?"
Kedua orang itu mengangguk serempak. Kemudian, sedikit menyingkir agar Chanyeol bisa melihat rumah mereka yang sudah bersih.
"Kalian sudah mandi?"
Lagi, keduanya mengangguk. Baekhyun mendekatkan tubuh mereka. Mendusel disekitar leher Chanyeol agar suaminya bisa mencium harum berry yang memang menguar dari tubuhnya.
"Hentikan, Baby. Aku belum mandi," ujar Chanyeol sambil mendorong pelan tubuh Baekhyun. Ia mengusap pipi itu lembut. Kemudian, mengacak rambut Jackson sembari mendudukkan diri.
"Papa sudah menyiapkan makan malam," lapor Jackson lagi.
"Benarkah?"
"Mh-hm."
"Daddy akan mandi sebentar. Kalau kalian lapar, makanlah lebih dulu," Chanyeol beranjak berdiri. Ia melepas sepatunya yang memang belum ia lepas sedari tadi, dan meletakkannya ke rak.
"Kami akan menunggu," ujar Baekhyun.
Chanyeol menoleh dan mengangguk, "Aku akan cepat," kemudian melangkah menuju kamar mereka.
"Chanyeol, aku mencintaimu~" seru Baekhyun.
"Daddy, Daddy, aku juga!"
Chanyeol terkekeh.
"Aku yang paling mencintaimu!"
"Tidak! Aku yang paling mencintaimu, Daddy!"
"Aku!"
"Aku!"
Ketika melihat tubuh Chanyeol menghilang ditelan pintu, Baekhyun dan Jackson berhenti. Mereka berdua saling tatap sejenak, kemudian tertawa pelan.
"Daddy Chanyeol mudah sekali dirayu."
"Ssttt! Ayo, kita ke ruang makan, dan duduk manis di sana."
"Aku kira, Daddy akan memarahi kita."
"Chanyeol tidak akan melakukan itu."
Mereka saling tatap lagi. Lalu, kembali tertawa.
"Hei, tawamu terlalu keras, Jackson!"
"Tawa Papa juga keras!
"...."
"...."
Dan mereka tertawa lagi.
TititBesarChanyeol
KAMU SEDANG MEMBACA
WEIRD 2 [ChanBaek][SELESAI]✔
FanfictionKebucinan Chanyeol dan Keabnormalan Baekhyun yang terus berlanjut bahkan setelah pernikahan mereka. Cover ucul ini dibuat oleh @baekfii [21 November 2019 - 22 Desember 2019]