"Baekhyun sudah tidur?"
Pukul sepuluh malam, Chanyeol baru selesai dengan urusannya. Ia mengintip kamar Baekhyun dan mendapati sang pemilik sudah bergelung nyaman dibalik selimut.
"Dia langsung tidur setelah makan malam, karena kepalanya masih pusing," ujar Ibu Byun.
Chanyeol mengangguk mengerti. Lalu, menutup pintu itu dengan pelan. Kemudian, mereka beranjak menuju ruang keluarga. Taehyung tengah berbaring di sana sambil main game di ponsel. Ia hanya melirik sekilas kedatang dua orang itu dan fokus pada mainannya.
"Ingin buah, Chanyeol-ah?" tawar Ibu Byun, "Biar Ibu potongkan apel untukmu."
Chanyeol menggeleng, "Tidak usah, Ibu. Ibu istirahat saja. Chanyeol masih kenyang."
Wanita bermarga Byun itu tersenyum lembut. Ia mendudukkan diri di sofa, dan menarik Chanyeol untuk duduk di sampingnya. Lalu, menyalakan televisi dan mencari acara yang bagus untuk ditonton.
Chanyeol melirik Ibu mertuanya. Kemudian, menyamankan posisi duduk. Mata bulatnya mengedar.
"Ada apa?"
Ia menoleh kaget, "Iya?"
Ibu Byun tertawa pelan, "Ada sesuatu yang ingin kau bicarakan?"
"Ah.. itu.." Chanyeol mengusap sisi lehernya canggung. Matanya kembali melirik wanita di sebelahnya, "Sebenarnya, kepulangan kami hari ini, bukan karena Baekhyun. Tapi, karena, urusan Chanyeol yang tadi. Jadi, Chanyeol harap, Ibu tidak--"
"Ibu tahu."
Kedua alis Chanyeol naik, "Ya?"
Lagi-lagi, wanita itu tertawa pelan, "Chanyeol-ah, aku ini Ibunya. Aku sudah mengenalnya, sejak dia berada di dalam perutku. Aku sudah hafal mati semua perilakunya. Ketika dia menyembunyikan sesuatu, ketika dia sedih, ketika dia melakukan kesalahan, aku akan tahu. Dan aku juga tahu, dia cukup kecewa karena kalian harus pulang lebih cepat. Apa kau menjanjikan sesuatu padanya di sana?"
Chanyeol menunduk, "Iya. Baekhyun ingin pergi ke beberapa tempat, dan rencananya hari ini kami beristirahat, lalu besok kami akan ke sana. Tapi, Chanyeol membatalkannya secara sepihak dengan egois kemarin."
Ibu Byun menyentuh pundak itu dengan lembut, "Chanyeol-ah, dengarkan Ibu. Aku sering mengatakan ini padamu. Jangan terlalu memanjakan Baekhyun. Tidak apa-apa jika kau melakukan kesalahan. Semua orang melakukan kesalahan. Hal yang terjadi pada kalian kemarin, juga terjadi pada orang lain. Lagi pula, Baekhyun sudah dewasa."
"Tidak baik jika kau terus memperlakukannya seperti bayi tidak berdaya," gumam Taehyung.
Ibu Byun mengabaikan gumaman tadi, "Ketika kau melakukan kesalahan seperti kemarin, bukan berarti kami akan melupakan semua kebaikanmu. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, Chanyeol-ah. Begitu pula denganmu, atau pun Baekhyun. Kau selalu bersabar akan semua tingkah laku aneh yang anak itu lakukan. Kau tahu sendiri, jika dia kita serahkan ke rumah sakit jiwa, maka mereka akan dengan senang hati menerimanya sebagai pasien. Dan kau berusaha untuk menerima hal itu. Walau, aku tahu, terkadang kau akan jengah setengah mati jika dia sudah kelewatan."
Taehyung mendongak, "Ibu ingat, ketika Baekhyun nyaris memberi Toben sebagai makanan ularnya dulu? Itu lucu sekali!" serunya sambil tertawa.
Ibu Byun ikut terkekeh, "Chanyeol marah besar saat itu."
Anak sulungnya mengangguk, "Dahsyat," gelaknya.
Chanyeol mendengus dan menekuk wajah. Baginya, kejadian itu sangatlah horror.
Bahunya kembali ditepuk lembut.
"Yeol, tidak apa-apa jika kau marah. Tidak apa-apa jika kau memiliki kekurangan. Akan sangat tidak adil, jika hanya kau yang mengerti dan Baekhyun yang menerima semua kebaikan dihubungan kalian. Kau menerima semua kekurangannya. Maka, Baekhyun juga ingin menerima semua kekuranganmu."
Taehyung mengubah posisi berbaringnya menjadi menelungkup. Game di ponsel, ia matikan. Lalu, menatap pasangan Adiknya itu, "Lagi pula, selama kau mendekati Adikku, aku sudah mengawasimu," tunjuk Taehyung, "Dan aku tahu sekali, orang seperti apa kau ini. Ambisius, egois, tidak mau kalah, posesif. Aku sudah memberitahu Baekhyun akan sifatmu, dan anak itu cuek saja. Bahkan, ketika aku melebih-lebihkannya, dia tetap tidak peduli."
Chanyeol mendelik, "Yak, kau menjelek-jelekkan aku?" tanyanya tak terima.
Taehyung mendesis sebal, "Itu artinya, dia menerimamu apa adanya, Bodoh. Dia siap dengan semua konsekuensi yang akan dia terima jika menghabiskan hidup denganmu. Baekhyun hanya sedang lelah. Makanya, dia marah ketika kau membatalkan acara jalan-jalan kalian. Lagi pula, anak itu tidak suka jalan-jalan. Kau tidak merasa aneh, ketika dia malah ngambek karena jalan-jalannya dibatalkan?"
"Ya, siapa tahu dia memang sedang ingin berpergian?" gerutu Chanyeol.
Taehyung mendengus dan mendudukkan dirinya, "Yak! Kalian masih bisa pergi ke sana lain kali! Apa kau tidak pernah baca, penelitian yang mengatakan 'masa bulan madu' pengantin baru itu selama tiga tahun?! Dan kalian belum genap satu bulan resmi menikah! Jangan membuatku semakin emosi!"
Ibu Byun tertawa, "Jangan egois dengan membiarkan hanya dirimu saja yang berkorban, Chanyeol. Biarkan Baekhyun juga merasakannya!"
"Sesekali merasa kecewa, bukanlah hal yang buruk," gerutu Taehyung, "Lagi pula, kalian bukan pasangan baru! Dengar ya, Park, kau sudah bersamanya sejak umur delapan tahun! Jangan bertingkah seperti baru berkenalan begini!"
"Ya aku kan merasa bersalah! Ini bulan madu kami! Membatalkan janji ketika bulan madu dan ketika pacaran itu berbeda!" seru Chanyeol, "Bisa saja rasa kecewanya berpuluh-puluh kali lipat."
"Benar! Tapi, bukan berarti kau akan mengecewakannya terus-menerus, kan?! Sudah ku bilang, Baekhyun hanya sedang lelah. Maka dari itu, dia lebih sensitif dari biasanya. Bertingkahlah seperti menghadapi pertengkaran kalian yang biasa. Jangan membuat kata 'menikah' menjadi alasan seolah kau baru mengenal Baekhyun. Dan Adikku juga mengenalmu. Dia tahu, kau akan selalu berusaha untuk membahagiakannya. Garis bawahi kata itu! Berusaha. Bukan berarti kau akan selalu berhasil. Baekhyun sangat paham."
Chanyeol menghela napas. Punggungnya diusap lembut oleh Ibu Byun. Wanita itu mengangguk mengiyakan perkataan si sulung. Baekhyun, juga mereka, sangat tahu bahwa Chanyeol selalu berusaha untuk menyenangkan hati si bungsu Byun itu.
Kemudian, ponselnya berdering. Chanyeol mengambil benda itu dan mengerutkan dahi ketika melihat nama sang pemanggil.
"Baekhyun?" tanyanya bingung. Panggilan itu ia angkat.
'Kapan pulang?'
Mata bulatnya mengerjap, "Aku sudah pulang. Ini sedang berada di ruang keluarga rumahmu."
Setelah itu, sambungan diputus sepihak. Membuat Chanyeol menatap layar ponselnya bingung. Tapi, tak lama kemudian, si bungsu keluarga Byun itu turun dari kamarnya dan melangkah masuk ke ruang keluarga dengan wajah mengantuk.
"Ku kira, Chanyeollie belum pulang. Soalnya yang terdengar cuma suara Taehyung gila ini saja," tunjuk Baekhyun.
"Yak! Yang gila itu kau, dasar kurang ajar!" protes Taehyung.
Baekhyun mengabaikan. Lalu, menyempil di antara Ibu Byun dan Chanyeol. Kepalanya ia sandarkan di pundak milik suaminya. Kemudian..
"Hoek."
"YAK! PARK BAEKHYUN!"
"BHAHAHAHAHAHAHA!"
"TAEHYUNG BODOH! JANGAN CUMA DUDUK DI SANA! BANTU URUS ADIKMU!"
TititBesarChanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEIRD 2 [ChanBaek][SELESAI]✔
FanfictionKebucinan Chanyeol dan Keabnormalan Baekhyun yang terus berlanjut bahkan setelah pernikahan mereka. Cover ucul ini dibuat oleh @baekfii [21 November 2019 - 22 Desember 2019]