Mobil, ia parkirkan di halaman rumah. Lalu, keluar dan bergegas untuk masuk ke dalam. Mata bulatnya mengedar. Hela napas lega keluar. Rumahnya masih aman, tentram, rapi, dan nyaman seperti ketika ia meninggalkannya tadi pagi. Kemudian, kaki panjangnya melangkah lebar menuju ruang kerjanya. Ia lupa membawa beberapa berkas yang harus ia periksa hari ini. Map-map yang tersusun di atas meja, ia ambil. Setelah itu, melangkah keluar.
Dahi Chanyeol mengerut.
Tunggu dulu. Tahan dulu.
Ada yang aneh.
Di mana Baekhyun?
Rumah mereka sepi sekali. Langkah kakinya segera ia bawa menuju kamar. Seharusnya, Baekhyun mendengar suara mobilnya yang datang. Daun pintu ia buka. Mendapati tubuh yang lebih kecil tengah berbaring membelakanginya di atas ranjang. Chanyeol melangkah mendekat. Meletakkan map-map itu di atas nakas, dan menaiki ranjang. Sebelah tangannya mengusap lembut helaian milik suaminya yang telah berganti warna seperti permen kapas.
"Baby?" Chanyeol memanggil pelan.
Kelopak mata itu tetap tertutup. Tak ada tanda-tanda akan membuka. Chanyeol mengecup pipi gembil itu dengan lembut, dan mengusap sayang lengan kurusnya.
"Sayang, gantilah bajumu dengan yang lebih nyaman," ujarnya. Ia menggoyangkan lengan itu pelan, "Baby Baek," panggilnya lagi.
Erangan pelan keluar dari bibir tipis itu. Baekhyun menoleh dengan raut mengantuk, "Ung? Chanyeollie?" Matanya mengerjap. Kemudian, kedua lengannya terulur untuk melingkar di leher kokoh tersebut dan memeluknya, "Chanyeollie sudah pulang?"
Chanyeol tersenyum lembut, "Aku kembali untuk mengambil berkas yang tertinggal."
Pelukan di leher melonggar, "Chanyeol akan pergi lagi?"
Senyum lembut Chanyeol menghilang begitu melihat sorot kecewa kekasih hidupnya. Ia mengusap pipi itu dengan pelan, "Hanya sebentar."
Baekhyun mengangguk mengerti. Ia paham, sebentar yang Chanyeol ucap, tidaklah sesebentar itu.
"Ingin ikut aku ke kantor?" tawar Chanyeol. Baekhyun pasti bosan sendirian di rumah. Si tinggi ini tahu sekali, Baekhyun tidak mau memberantakan rumah lagi karena tidak ingin repot membereskannya.
"Tidak mau."
"Baiklah," mata bulatnya melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan, "Aku harus pergi."
Baekhyun mengangguk. Pelukannya di leher Chanyeol dilepas. Namun, tatapannya memancarkan rasa tak rela.
Baekhyun tidak masalah jika ia sendirian.
Tapi, akan lebih baik jika Chanyeol terus berada di sisinya.
*****
Chanyeol menyesap teh manis hangatnya dengan perlahan. Ia melirik Baekhyun yang sedang memakan sarapan dengan tenang. Pria tinggi ini sudah mengamati perilaku si bungsu Byun ketika ia tinggal pergi ke kantor selama dua minggu terakhir. Chanyeol memasang cctv di rumah mereka, omong-omong.
Yang Baekhyun lakukan di rumah, hanya duduk diam sambil memandang keluar jendela. Atau tidur di kamar mereka. Atau (2) berguling-guling di karpet lembut ruang keluarga. Atau (3) berlari mengelilingi rumah seperti sedang dikejar anjing. Atau (4) mengancam Jongdae tiap satu jam sekali lewat telepon. Atau (5) menciptakan benda-benda aneh dikala kebosanannya. Dan sesekali, si manis ini akan pergi keluar rumah. Ketika Chanyeol mengecek dia pergi ke mana, ternyata pergi bermain ke taman belakang supermarket. Main pasir lebih tepatnya. Membangun istana pasir yang cantik agar anak-anak yang juga bermain di sana memuji hasil karyanya.
"Baekkie Sayang," panggil Chanyeol lembut.
"Ung?"
"Apa kau kesepian?"
Ada jeda sejenak di antara mereka, sebelum Baekhyun menjawab, "Tidak."
Chanyeol menghela napas. Tangannya terulur dan menggenggam tangan Baekhyun.
"Baekhyun.."
"Ada apa?"
Tangan itu ia tarik untuk ia kecupi jemarinya, "Ayo, kita cari teman rumah untukmu."
Baekhyun menatapnya tak mengerti.
Chanyeol tersenyum, "Ayo, punya anak."
TititBesarChanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEIRD 2 [ChanBaek][SELESAI]✔
FanfictionKebucinan Chanyeol dan Keabnormalan Baekhyun yang terus berlanjut bahkan setelah pernikahan mereka. Cover ucul ini dibuat oleh @baekfii [21 November 2019 - 22 Desember 2019]