CHAPTER 20 (selalu berdoa dan berdoa kepada tuhan yang maha esa )

23K 1.7K 490
                                    

Lisa POV.

Sedari tadi mulutku tak henti-hentinya melisankan doa untuk keselamatan istri dan janin yang ada di dalam kandunganya.

Sudah 20 menit aku menunggu Jennie yang masih berada di ruang IGD. Aku merasakan kecemasan yang luar biasa, aku khawatir, dan aku sangat menyesal.

Ya tuhan ... Untuk yang kedua kalinya, Mengapa aku bisa sebodoh ini.

Yang pertama, aku menabraknya, dan kali ini aku bercinta seperti lupa akan daratan.

Seharusnya aku sadar, jika ada janin yang ada di dalam perut istriku, sehingga aku tidak bermain sekasar tadi.

Ya tuhan... aku mohon, selamatkan anak dan istriku. Aku tidak tau apa yang akan aku lakukan jika sampai terjadi sesuatu pada anak juga istriku.

Mungkin aku tidak akan memaafkan diriku sendiri yang bodoh ini. Aku berharap, mereka akan baik-baik saja.

Menit ke 10. Aku masih terus menunggu, sementara aku sesekali memandang Jam tanganku.

Aku menghela nafas kasar. Sekarang sudah jam empat pagi, seharusnya kami berdua tengah tidur bersama berbagi kehangatan dengan sebuah pelukan.

Seharusnya kami tengah menikmati honeymoon kami. Di pulau indah ini. Di negara asalku. Selama satu minggu. Padahal aku sudah merencanakan agenda kami berdua.

Tetapi kenyataanya berbanding terbalik. Baru satu hari kami disini. Dan kejadian yang tidak aku harapkan. terjadi begitu saja dan membuat semua rencana indahku kandas.

Ya tuhan ... Aku harus marah kepada siapa? Sedangkan yang mengacaukan ini semua adalah diriku sendiri.

"Aaaaaarrrghh." Aku menarik rambutku sendiri. Rasanya kepala ini akan remuk.

Aku kacau, aku benar-benar tidak bisa berpikir jernih. Firasatku sangat buruk.

Ya tuhan... Aku mohon, selamatkan istri dan anakku. jangan sampai hal buruk terjadi pada mereka.

Tak terasa air mata perlahan menetes tanpa adanya aba-aba. sekarang aku semakin gelisah memikirkan keadaan Jennie.

Sudah tiga puluh menit lebih aku menunggunya, ya tuhan... Sebenarnya apa yang terjadi?

Aku terus berkelintaran didepan ruangan Jennie berada.

Apa sebaiknya aku mengabari kedua orang tuaku? Tetapi mungkin mereka masih tidur, karena sekarang masih sangat pagi.

Tetapi aku sangat membutuhkan mereka untuk menenangkan pikiranku yang keruh ini, baiklah sebaiknya aku menelpon Daddy.

***
Author POV.

Lisa menelpon nomer ayahnya. Ia menunggu sampai dering ke lima, tetapi masih belum ada tanda-tanda balasan dari ayahnya.

Dan sampai dering ke tujuh, Lisa akhirnya mematikan panggilan keluarnya. Kemudian dia memutuskan untuk menelpon nomer ibunya.

Sama seperti sebelumnya, Lisa terus menunggu telponya di angkat, dan ketika dering ke empat, Lisa samar-samar mendengar suara ibunya yang melenguh akibat masih terlalu mengantuk.

"Hallo sayang, ada apa? Kenapa kamu menelpon sepagi ini hmm?" Lisa mendengar suara ibunya yang terdengar masih sangat mengantuk.

"Maaf mom, aku mengganggu istirahat mommy, tapi sekarang Jennie sedang dirumah sakit, dia mengalami pendarahan." Lisa berkata dengan panik.

"Apa?!" Mendengar ucapan anaknya, ibu Lisa mendadak kaget dan rasa kantuknya seketika menghilang. "Bagaimana itu bisa terjadi?"

"Nanti akan aku jelaskan, Lisa meminta tolong sekarang mommy dan daddy datang ke Bangkok Hospital Phuket." Ucap Lisa gusar.

LISA, PLEASE ... (G!P)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang