CHAPTER 12 (désolé)

28.9K 2.8K 295
                                    

Lisa Pov.

Aku sangat panik. Sedari tadi tubuhku tak henti-hentinya bergetar menunggu di luar ruangan tempat dimana Jennie sedang mendapat pertolongan pertama setelah terjadi kecelakaan yang tidak sengaja aku lakukan.

Aku terus berdoa, supaya Jennie baik-baik saja, aku sangat takut jika sesuatu yang tidak aku inginkan terjadi padanya.

Air mata terus mengalir deras di pipiku. Aku masih ingat betul bagaimana wajah Jennie yang berdarah karena kepalanya yang terbentur.

Aku benar-benar tidak menyangka kejadian seperti ini akan terjadi lagi, dulu aku menyrempet mobilnya.

Membuatku harus mengganti uang rugi yang begitu banyak padanya, dan sialnya, aku tidak langsung mengganti uang itu, aku malah mengganti uangnya dengan tubuhku. yang berujung pada tindakanku sampai memperkosa Jennie.

Walaupun kami sama-sama menikmatinya, tapi tetap saja itu salah. Jennie tidak pantas kehilangan mahkota berharganya secepat itu olehku. aku benar-benar menyesalinya, kejadian itu terus berputar-putar di pikiranku.

Mengakibatkan wajah Jennie yang juga selalu ada di pikiranku selama kurang lebih satu setengah bulan terakhir.

Aku sudah mencoba untuk melupakannya, namun sepertinya ia tidak akan bisa aku lupakan, karena sekarang takdir mempertemukan kami lagi.

Mengapa aku yang selalu di pihak yang merugikan, dan Jennie selalu berada di pihak yang di rugikan?

Sekarang aku kembali membuat masalah dengannya. Aku terus berdoa, dan memohon kepada tuhan supaya kali ini dia akan baik-baik saja.

Namun aku kembali menangis saat mengingat lagi darah yang keluar dari tubuhnya.

20 menit kemudian, pintu terbuka, aku segera berdiri sambil mengusap air mataku.

"Dokter bagaimana keadaan Jennie?" Tanyaku dengan suara yang panik.

Dokter laki-laki itu hanya diam dengan raut wajah sedihnya, itu membuatku semakin panik, sehingga air mataku kembali berjatuhan.

"Dokter?! Jennie baik-baik saja kan dok?" Tanyaku kembali dengan air mata yang terus berjatuhan.

Namun dokter itu hanya menatapku masih dengan wajah sedihnya.

"Dokter! Jangan diam saja! Katakan padaku, jika Jennie baik-baik saja." Aku kini mengguncang bahu lebar sang dokter yang masih terdiam.

Kemudian dia menghela nafas, dan aku sudah sangat siap mendengar kabar baik yang akan di ucapkan oleh sang dokter. Namun disisi lain aku benar-benar belum siap jika nantinya dokter itu memberikan kabar buruk tentang Jennie.

Aku harap dokter akan memberikan kabar yang aku harapkan.

"Dimana suami Mrs. Jennie?" Tanya dokter itu padaku.

Mrs. Jennie?

Suami?

Aku benar-benar tidak tau Jennie sudah bersuami atau tidak. Tapi kenapa dokter itu mencari suaminya?

"Dokter?!" Kataku dengan suara yang cukup keras. "Kenapa anda mencari suaminya yang tidak ada disini?! Saya yang ada disini, katakan! apa yang terjadi dengan Jennie?!" Aku kembali mengguncang bahu dokter itu, aku benar-benar panik.

"Mrs. Jennie mengalami benturan yang cukup keras, sehingga mengakibatkan pendarahan dan membuat janin yang ada di dalam kandungannya tidak tertolong." Ucap dokter dengan suara berdukanya. Aku sangat terkejut ketika mendengar ucapannya,

"M-maksud dokter? J-jennie hamil?" Aku bertanya dengan wajah keterkejutanku.

"Iya, usia kandungannya sudah tiga minggu." Jawabnya.

LISA, PLEASE ... (G!P)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang