8.

28 1 0
                                    

_______________________________________
فكرت بمقابلتي أن شعوري بالتوق قد تقلص ، لكنني كنت مخطئًا ، اتضح أن شعوري بالتوق قد زاد أكثر فأكثر
kukira dengan bertemu kamu itu rasa rindu ku berkurang, tetapi aku salah, ternyata rasa rindu ku semakin bertambah.
_______________________________________

"Sabrina kamu kemana aja? Saya nyari-nyari kamu dari kemarin, kamu gak akan pindah dari sini kan Sab?" ucap seseorang yang muncul dari balik pintu, ia Pak Ali.

"Maaf Pak, saya habis dari rumah Umi, dan kemungkinan setelah 2 hari kedepan saya gak akan disini lagi pak." jawabku.

"Astagfirullah, kenapa? Apa kamu risih dengan sikap saya? Apa karena adanya saya disini?" desaknya.

"Nggak ada maksud seperti itu Pak, mungkin ini sudah takdirnya, dan saya hanya mengikuti alurnya." jawabku.

"Yasudah kalo begitu, saya pamit. Banyak tugas yang harus saya tuntaskan hari ini, bukan cuma kamu saja, permisi." kata nya.

Kebiasaan! Ia selalu saja seperti itu setiap kali mengakhiri pembicaraan dengan ku. Makin lama disini aku makin muak!
Bagaimana bisa seorang guru bersikap seperti itu kepada muridnya? Aneh.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

"Heeeyyyy Dzabreeina Azzahra. Murid baru 4 bulan yang lalu, kamu pikir hanya dengan modal cantik kamu bisa mendapatkan hati Pak Ali guru paling tampan disekolah? Hahaha gak semudah itu sayaangggg, saya harap kamu cepat-cepat pergi dari sekolah ini! Dasar murid penggoda Guru!" ucap Bu Risma.
Ya Bu Risma, guru SBK di sekolah ku, yang sebelumnya sudah ku perjelas.
Ia amat benci sekali terhadap ku. Entah kenapa alasan ia bisa membenciku seperti ini akupun tak tahu.

Sakit! Sakit sekali mendengar perkataan dia tadi, aku tak ingin membalasnya kecuali dengan senyuman.
Aku pun tak ingin memikirkan perkataan tadi. Aku tak ambil pusing, karena 2 hari kedepan aku akan pindah dari sini, melupakan apa yang sudah terjadi disini.
Tapi ku harap kau tidak melupakanku jika kelak kita bertemu kembali.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Hari ini, dikelas ini, sekarang adalah pelajarannya Bu Risma, aku memang terkenal pendiam selama disekolah, tetapi tidak dengan pelajaran Bu Risma. Selama dia mengajar, aku selalu menjadi seseorang yang sangat amat pendiam dan lebih pendiam dari sebelumnya.
Karena aku tau, jika aku berbicara sepatah pun, rasa benci ia akan semakin bertambah, aku tak ingin semua itu terjadi.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

"Sabrina, dapet salam dari Reihan anak kelas 12, katanya ditunggu dikantin nanti istirahat." kata Ambar pada ku.

Cuma anggukan dan isyarat mata yang ku jawab kepadanya.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Kringgg kringgg
istirahat telah tiba.

Langsung saja aku menuju kantin seorang diri, sahabatku Wiwid tak ikut aku kali ini karena masih ada tugas yang harus diselesaikan hari ini dikelas katanya.

"Saya disini sabrina." ucapnya Reihan kakak kelasku dari tempat duduk yang disediakan oleh kantin.

"Iya kak ada apa? Jangan lama-lama kalau ingin berbicara." ucapku yang seraya menghampiri tempat duduknya.

Bait-bait Do'a KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang