Pukul 02.00 malam, Dini terbangun karena panggilan alam. Dia yang beranjak dari tempat tidurnya terkejut mendapati Shinta tengah terduduk berhadapan dengan laptopnya.
Dini memegang bahu Shinta membuat wanita itu menoleh sekilas kepadanya.
"Shin, lagi ngapain?." tanya Dini.
Shinta menunjukkan laptopnya,
"gue lagi ngelanjutin cerita Adelish." ucapnya.Dini pun membacanya secara seksama. Tak lama, Dia tersenyum sebelum berlalu ke kamar mandi seraya berkata.
"Coba aja Rio seperti Calvin. Romantis."Shinta pun yang mendengarnya hanya tersenyum tipis.
***
Alex terbangun dari mimpinya. Pria itu beranjak dari tempat tidurnya lalu meraih ponsel yang ada di atas meja dengan mata yang nasih terkatup-katup dia menekan nomor yang terdapat di kontaknya kemudian menghubunginya.
Alih-alih menunggu panggilannya di terima, Dia berjalan menuju dapur seraya membawa ponselnya berniat membuat kopi dan roti selai kacang. Akan tetapi, panggilannya di tolak oleh orang tersebut.
Alex yang merasa kesal lantas melempar ponselnya dengan keras lalu menduduki kursi seraya mengacak rambutnya.
***
"Shinta." ucap Dini.
Namun, wanita itu masih tertidur pulas dengan posisi terduduk di kursi seraya kepala menempelkan di meja kerjanya.
"Shinta." ucap Dini lagi.
Kali ini, Shinta membuka matanya perlahan.
"Ada apa, Din?." tanya Shinta dengan ekspresi wajahnya yang masih mengantuk.Dini menyodorkan sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi di atasnya yang di taruh di atas meja.
"Makan nih, lo pasti laper kan?." ucap Dini.Shinta mengangkat kepalanya lantas tersenyum tipis mengarah Dini.
"Thanks ya." ucapnya.Dini mengelus puncak kepala Shinta, "Makan yang banyak, oke." ucapnya.
Shinta yang melihat Dini sudah rapih lantas berkata, "mau kemana, Din?."
Dini meraih tas selempangnya, "gue mau ke rumah ibu mertua." ucapnya seraya tersenyum.
"Pantesan rapih." seloroh Shinta seraya berdecak kagum.
"gue pergi dulu ya." pamit Dini seraya melambaikan tangan.
"Oke." sahut Shinta.
Melihat Dini yang sudah keluar dari kost-an lantas dia meraih ponsel yang berada di dekat laptopnya.
Pukul 09.00, Shinta melihat notif di ponselnya yang mendapat panggilan dari Alex sebanyak 20 kali lantas beranjak dari kursi lalu lari terbirit-birit menuju kamar mandi.
***
Taxi blue bird berhenti di depan apartemen Coco, Shinta menyodorkan uang 50 ribu kepada supir taxi lalu keluar dari mobil itu.
Dia memasuki lobby apartemen seraya menghubungi Alex yang sedari tadi tidak mengangkat panggilannya.
Merasa Alex tak bisa di hubungi lantas dia berjalan menuju apartemen Alex.Tak berpikir panjang dia yang mengetahui kode pintunya lantas membuka pintu tersebut.
Pada saat pintu itu terbuka terdapat Alex yang duduk di sofa dengan bertelanjang dada serta celana jogger hitam, pria itu yang mendapati Shinta lantas beranjak dari sofa bergegas memasukki kamar."Aku bisa jelasin." ucap Shinta mengikuti Alex memasukki kamar.
Pria itu memberhentikan langkah kecilnya lalu membalikkan badannya mengarah Shinta.
"Maaf aku engga angkat telphone dari kamu. Beneran. aku ke tiduran karena aku begadang nulis cerita Adelish." jelas Shinta.
Alex hanya terdiam menatap Shinta.
Shinta meraih lengan pria itu, "Maafin aku, Lex." Lirihnya.
Alex melepaskan tangan Shinta begitu saja, pria itu membaringkan tubuhnya di kasur.
"buatin aku makan sana." pinta Alex bernada ketus.
Shinta menghela nafas pelan, dia menaruh tasnya di meja lalu berjalan menuju dapur.
Alex yang mendengar ponsel Shinta berdering lantas terbangun dari tempat tidurnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
180 Degree
ChickLitBermula dari Shinta Aulia, seorang penulis novel romance dengan judul Adelish yang bestseller dimana kisah manis antara Calvin dan Gabriella yang memanjakan tiap pembacanya. Realitanya?. Alex kekasih Shinta, Pria itu berubah dalam sekejap mata. 180...