Chapter 8

60.5K 4.1K 237
                                    

- - BATAS CINTA --
Selamat Membaca❤

Dinginnya malam cukup menusuk kulit. Beberapa orang memutuskan pulang ke rumah, sementara yang lainnya masih di luar. Zery belum kembali setelah pulang kerja dikarenakan sedang berkumpul dengan kedua sahabatnya. Sambil menikmati live music, Zery meneguk segelas bir bersama Tomi, dan Rudi.

"Gue denger dari Virgo, lo punya gebetan baru. Ceritain dong." Tomi membuka obrolan. Sejak lima belas menit lalu mereka hanya menikmati suguhan lagu yang dinyanyikan penyanyi bar, belum sempat membicarakan apa-apa.

Lihat kan, mulut embernya Virgo bahkan bisa nyebar sampai ke telinga sahabatnya.

"Namanya Izzy. Dia anak buah gue di kantor," serobot Rudi.

"Serius? Tumben Zery nggak gebet model? Udah bosen sama model-model papan atas?" tanya Tomi makin penasaran.

Semua orang yang mengenal Zery pasti hafal kalau Zery hanya ngegebet model. Cantik, tinggi, langsing, ya mirip boneka Barbie keluaran pabrik yang sama. Tipe-tipe anggun nan berkelas. Izzy sangatlah jauh dari tipenya, bahkan mendekati saja tidak karena Zery menyukai perempuan kalem dan tenang.

Rudi mengangkat bahu. "Izzy ini langsing, tapi bagian atasnya lebih berisi dari gebetan-gebetan Zery yang dulu."

Zery risih mendengar Rudi mengomentari bagian yang tak seharusnya disebut. "Nggak usah bahas fisik. Gue nggak suka."

"Sori deh, Bro. Gue kan cuma mau bilang gitu aja," ucap Rudi merasa bersalah.

"Kalo gitu kita harus rayain hal ini karena akhirnya Zery punya gebetan baru." Tomi menaikkan gelas birnya--berusaha mencairkan suasana ketika Zery mulai protes soal hal sebelumnya. "Yuk, ah!"

Mereka bertiga bersulang, mendentingkan gelas masing-masing sambil berkata 'cheers'. Setelah meneguk bir sampai setengah gelas, Tomi kembali bersuara.

"Eh, Zer. Gue denger Freya udah pulang. Lo belum ketemu dia?"

Spontan gelas yang dipegang Zery terhenti di udara beberapa saat ketika akan diteguknya lagi. Lalu tanpa menjawab, dia meneguk habis birnya.

Rudi segera menyadari perubahan ekspresi Zery dan kemudian menendang kaki Tomi dari bawah meja--memberi kode melalui mata untuk tidak membahas soal nama yang disebutnya barusan. Untungnya Tomi paham.

"Eh, Zer. Kapan-kapan kenalin sama Izzy dong. Gue mau lihat Izzy kayak gimana. Nanti gue ajak pacar gue sekalian." Tomi mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Lo mau ngajak janda kesayangan lo gitu? Aduh, tobat kenapa, Tom. Demen amat sih sama janda," sela Rudi geleng-geleng kepala.

Kalau Zery suka model, Rudi suka karyawan baru, maka Tomi suka sama janda baru cerai. Semua orang sampai hafal sudah ada berapa banyak janda yang dipacari sama Tomi.

"Janda itu amazing tau. Gue suka janda karena mereka bisa manjain gue," jelas Tomi. "Daripada jadi tukang incer karyawan baru kayak lo, Rud. Hobinya seks di kantor lagi," sindir Tomi sekenanya.

"Sialan!"

Obrolan mereka terpaksa berhenti sesaat menyadari Zery tidak ikut nimbrung atau menimpali seperti biasa. Rudi memelototi Tomi. Akibat ulahnya mungkin Zery memikirkan satu nama itu.

"Eh, Zer..."

"Gue balik duluan," potong Zery cepat seraya mengeluarkan beberapa lembar uang pecahan seratus di atas meja.

"Loh, kok lo balik?" tanya Rudi. Sayangnya pertanyaannya hanya angin lalu karena Zery sudah pergi lebih dulu. Pandangan tajamnya langsung tertuju pada Tomi. "Lo sih bahas-bahas Freya! Bikin mood dia rusak aja lo!"

My Boss's Secret (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang