Chapter 9

44.3K 1K 5
                                        

Photo: Madison Louisie

"Terima kasih karena telah mengantarkan kami ke sekolah Sean." Kata Jacob sambil menyampirkan tas ranselnya di punggung.

"Ya, terima kasih telah memberikan tumpangan kepada kami." Kata Fiona seakan mengucapkan terima kasih itu hanya sebuah template karena adiknya juga mengucapkan hal tersebut. Fiona sudah membuka pintu mobilnya bersamaan dengan Jacob.

Sean merasa aneh ketika Fiona dan Jacob mengucapkan terima kasih karena telah memberikan mereka tumpangan, padahal mereka pergi ke tujuan yang sama. Yaitu sekolah. Ketika melihat kakak-beradik itu bubar dan turun lebih dahulu daripadanya, Sean merasa seperti seorang sopir.

Fiona berjalan cepat karena ia tidak ingin terlihat berangkat bersama Sean ke sekolah. Semua orang pasti akan membicarakannya. Tapi terlambat, semua orang sudah melihatnya turun dari mobil Sean. Rupanya banyak juga gadis yang menyukai Sean menunggu kedatangan pemuda itu, sehingga Fiona merasa sedikit tidak nyaman dipandangi seperti itu.

"Fio!" Panggil Sean sementara ia membuka pintu mobilnya. Suaranya agak terlalu keras sehingga membuat beberapa orang yang sebenarnya tidak menyadari keberadaan mereka jadi menoleh.

Ketika mendengar namanya dipanggil, Fiona terlonjak karena terlalu terkejut bahwa pemuda itu akan memanggilnya di hadapan banyak orang seperti sekarang. Sean mengetahui bahwa gadis itu sebenarnya mendengar panggilan dan suaranya yang keras. Tapi Fiona justru berjalan lebih cepat bahkan seperti setengah berlari untuk meninggalkannya.

Pemuda itu segera mematikan mobil dengan memutarkan kuncinya, ia mengambil tas sekolah di kursi belakang sebelum akhirnya mengunci mobil itu untuk segera mengejar Fiona.

Sementara Sean sudah setengah terbirit-birit untuk mengejar gadis itu, Fiona sudah terlanjur masuk ke dalam gedung sekolah dan tidak dapat ditemukan karena ternyata tidak sedikit anak-anak yang sudah datang ke sekolah.

Sean menghela napasnya terlihat pasrah ketika mengetahui akan sulit mengejar Fiona yang sudah berjalan diantara kerumunan anak yang masuk ke dalam gedung sekolah. Pemuda itu memutuskan untuk pergi ke kafetaria karena bel masuk masih sekitar lima belas menit lagi.

Beberapa gadis cheerleader, beberapa teman Amanda melihat hal tersebut. Fiona Richards turun dari mobil Sean Mitchell, keduanya berangkat bersama ke sekolah. Para gadis itu langsung bergunjing dan saling berbisik seakan bertanya-tanya, hubungan apa yang keduanya miliki. Setelah kemenangan pertandingan football pada Jumat malam, seingat mereka Sean mencium Amanda di hadapan semua orang.

Sementara para gadis itu bergunjing, Sean bahkan tidak mempedulikan perkataan mereka. Pemuda itu sudah tidak berusaha mengejar Fiona, ia justru terlihat santai saat berjalan ke arah kafetaria karena dirinya tahu bahwa ia dan Fiona akan bertemu di kelas beberapa jam lagi.

Tetapi Fiona justru kelihatan seperti dikejar dan dirinya terlihat sangat panik. Gadis itu sampai menabrak beberapa orang karena gadis itu berjalan cepat sambil terus menoleh ke belakang untuk memastikan apakah Sean mengikutinya atau tidak.

Setiap orang yang tidak sengaja Fiona tabrak mengerang marah, gadis itu juga sebenarnya melanggar peraturan sekolah karena ia setengah berlari di dalam lorong sekolah. Ketika merasa bahwa dirinya sudah tidak lagi diikuti oleh Sean, Fiona berjalan lebih santai ketika masuk ke kelas pertamanya.

Sesungguhnya ia hanya tidak ingin orang-orang tersadar bahwa dirinya berangkat bersama Sean Mitchell karena hal itu akan berdampak buruk padanya. Tidak hanya karena ia akan menjadi buah bibir, tapi Leonard tidak akan menyukai informasi ini.

Sean mendorong pintu kafetaria sekolahnya dan ia melihat sebagian dari teman-temannya juga sudah berada di tempat itu. Sean pikir, ia sudah datang cukup pagi hari ini, tapi ternyata banyak orang yang datang lebih pagi daripada dirinya.

You Belong With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang