Chapter 14

26.1K 828 3
                                        

"Apakah kita akan pulang bersama Sean?" Tanya Jacob tepat setelah ia bertemu dengan kakak perempuannya di halaman SMA. Anak itu memainkan tali ranselnya terlihat sedikit bersemangat untuk menceritakan hari ini kepada Sean, tapi sayangnya ia harus merasa kecewa.

"Aku rasa kita sebaiknya menghubungi mama untuk pulang." Jawab Fiona. Baru saja Jacob merengek meminta alasannya, Fiona sudah menghubungi mamanya melalui telepon.

Gadis itu juga harus kecewa karena mamanya ternyata tidak dapat menjemput mereka pulang. Beruntunglah karena Madison kebetulan lewat di samping mereka, sehingga Fiona bisa memohon kepadanya untuk mengantarkannya pulang.

Meskipun Jacob merasa bahwa Sean jauh lebih keren daripada Madison, ia bisa menoleransi teman-teman Fiona dengan baik. Ketika sore sudah menjelang malam, kedua orang tua Fiona belum juga pulang.

Mr. Richards harus lembur mengurus beberapa berkas rapat tadi pagi karena atasannya meminta untuk menyelesaikannya sekarang juga. Sedangkan jam kerja Mrs. Richards akan berakhir sebentar lagi.

Jacob sedang menonton televisi ketika mendengar pintu rumahnya diketuk digedor-gedor. Anak itu melirik ke arah tangga karena Fiona sedang mandi di lantai atas. Ia jelas tidak diperbolehkan untuk membuka pintu rumah tanpa ada pengawasan orang dewasa.

Meskipun Fiona belum 18 tahun, ia sudah mengerti bagaimana caranya menghindari orang jahat dengan tidak membuka pintu. Tetapi gedoran pintu itu semakin keras dan membuat jantung Jacob berdebar lebih cepat daripada biasanya.

Anak itu bahkan terlonjak ketika mendengar suara seorang pemuda, terutama ketika ia tidak mengenal suara tersebut. Fiona baru saja keluar dari kamar mandi ketika Jacob berlari naik di tangga dengan suara langkah yang heboh.

"Apa?"

"Ada seseorang di depan dan ia memanggil namamu." Kata Jacob sambil berusaha menelan dan menenangkan dirinya. Fiona mengerutkan dahinya sebelum mendengar suara gedoran pintu itu terdengar sangat keras seperti pintu itu hendak runtuh.

"Fiona! Aku tahu kamu di dalam dasar perempuan-" Fiona segera menutup telinga adiknya supaya ia tidak mendengar perkataan kasar pemuda itu. Tanpa membuka pintu itu, Fiona juga sudah tahu bahwa orang di baliknya adalah Leonard.

"Itu siapa sih? Ia terdengar seperti tidak punya sopan santun." Komentar Jacob. Meskipun kakaknya sudah menutup telinganya, anak itu masih dapat mendengar perkataan kasar apa yang diucapkan oleh pemuda di balik pintu tersebut. "Ia menggedor-gedor pintu rumah orang seperti ini." Komentarnya lagi.

Ketika Jacob merasa memiliki keberanian, ia berjalan meninggalkan kakaknya yang berdiri di ruang keluarga sambil memandang lurus ke pintu. Jacob sudah setengah jalan ketika Fiona tersadar bahwa seharusnya ia menghentikan adiknya untuk membuka pintu.

"Jacob, jangan!" Ujar Fiona karena ia tahu bahwa itu Leonard. Jacob memang pernah bertemu dengan kekasih kakak perempuannya itu beberapa kali. Tapi ia tidak terlalu mengenali suaranya sehingga ia cenderung tidak peduli pada pemuda bernama Leonard itu.

Fiona berhasil menangkap adiknya sebelum Jacob mengulurkan tangannya ke kenop pintu rumah mereka. Gadis itu memohon kepada adiknya untuk tidak membuka suara ataupun membuka pintu.

Tetapi ketika Jacob mendengar kata-kata kasar tentang kakak perempuannya yang dilontarkan oleh sang pemuda di balik pintu itu, Jacob langsung marah. Satu-satunya orang yang boleh berperkara dengan kakaknya adalah Jacob sendiri.

"Jacob! Aku mohon.." kata Fiona terdengar seperti hendak menangis. Jacob justru merasa semakin marah ketika melihat kakaknya yang ia kenal dengan kejudesannya terlihat lemah. Mendengar suara pemuda itu lagi masih melontarkan perkataan tidak sopan, Jacob segera mengibaskan tangan Fiona yang sedamg menahannya.

You Belong With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang