Chapter 20

23.2K 815 4
                                    

"Itukah yang mereka katakan tentang aku?" Tanya Sean sambil setengah mengejar Fiona. Beberapa orang yang melihat Sean dan gadis itu sudah mulai berbisik-bisik memperhatikan mereka. Terutama para gadis yang menyukai Sean. "Aku bersikap ramah kepada semua gadis lalu mengajak mereka tidur denganku?"

Fiona hampir merasa luluh dan kasihan ketika mendengar nada suara Sean yang terluka. Gadis itu berbalik ketika merasakan cengkeraman Sean di tangannya. Fiona hanya merasa sangat kelelahan dan merasa sudah tidak sanggup lagi untuk berhadapan dengan Sean. Apalagi mereka harus berdebat. Tidak bisakah pemuda ini membiarkannya saja sendiri?

"Aku memang bersikap ramah kepada semua gadis karena bukankah memang seperti itu seharusnya?" Tanya Sean yang bingung dimana letak kesalahannya. Jika menjadi tampan dan ramah itu membuat orang lain menyukainya lebih dari teman, itu bukan salahnya kan? Apakah ia harus bersikap dingin karena ketampanannya? Bagaimana jika ia hanya ingin ramah kepada semua orang tanpa terkecuali?

"Jika mereka menganggap aku menyukai mereka hanya karena keramahanku, itu jelas bukan salahku. Memangnya aku harus bersikap tidak ramah kepada orang lain dan ramah hanya kepada orang yang aku sukai saja? Tidak kan?" Tanya Sean lagi yang membuat Fiona tersadar, jika Sean hanya ingin ramah kepada mereka memangnya kenapa?

Gadis itu hanya mengangkat kedua bahunya terlihat tidak peduli, padahal jauh di lubuk hati Fiona, ia hanya tidak ingin mengakui kesalahannya. Ia tidak ingin mengakui bahwa Sean benar.

"Aku hanya ingin klarifikasi bahwa aku tidak pernah tidur dengan salah satu dari mereka." Lanjut Sean yang merasa jengkel karena ternyata reputasinya tidak sebaik yang ia bayangkan. Selama ini, ia pikir dirinya hanya terkenal sebagai pemuda tampan dan kapten football saja. Ternyata ia salah besar.

"Yeah well, kecuali Amanda." Lanjut Sean mengoreksi perkataannya. Mendengar hal itu, Fiona sedikit terkejut karena kejujuran pemuda itu. Ia bahkan tidak peduli apakah Sean sudah pernah melakukannya dengan Amanda atau belum, kenapa pemuda ini mengatakan hal tersebut secara terang-terangan. Terdengar tanpa dosa pula.

"Aku tidak peduli." Kata Fiona setelah memandangi Sean dari atas ke bawah sambil mendengus merendahkan. Gadis itu berjalan meninggalkan Sean karena merasa sudah tidak ada hal yang perlu mereka bahas lagi. Sean juga tidak berniat untuk mengikutinya ataupun berniat untuk menjelaskan apa hubungannya Fiona dengan pernyataannya barusan.

Sean Mitchell sebenarnya bukan tipe pemuda yang mau memohon, membujuk atau bahkan memaksakan kehendaknya kepada seseorang. Pemuda itu berpikir dan menyadari jika memang hal tersebut memang ditakdirkan untuk terjadi, itu akan terjadi di masa depan. Jika memang tidak, Sean juga tidak merasa rugi.

Ketika melihat Fiona berjalan menuju mobil mamanya, Sean menatap Jacob yang mengomel pada kakaknya karena terlalu lama keluar dari kelas. Sean sedang tidak ingin beramah-tamah karena ia baru saja beradu mulut dengan Fiona, ia segera berbalik untuk berjalan kembali ke gedung sekolah. Lagipula pemuda itu hari ini ada latihan football.

***

"Sean! berhenti melamun!" Bentak pelatihnya dari pinggir lapangan, Sean mengedipkan kedua matanya ketika mendengar namanya dipanggil. Pemuda itu langsung tersadar bahwa ia baru saja melewatkan kesempatan bagus.

Ketika melihat Sean Mitchell terlihat tidak fokus latihan hari ini, teman-temannya mengira bahwa pemuda itu sedang memikirkan bagaimana cara mengembalikan Travis Wood ke dalam tim karena bulan depan mereka ada pertandingan.

Padahal yang sebenarnya ada di kepala Sean adalah permasalahan Fiona. Kenapa gadis itu masih saja mau menerima pemuda yang twisted atau sinting semacam Leonard? Sean bahkan sebenarnya lupa bahwa Travis tidak ada bersama-sama dengan mereka untuk latihan.

You Belong With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang