Arkan meregangkan otot-otot nya yang terasa kaku setelah menyetir beberapa lamanya. Diliriknya gadis disamping nya yang terlihat masih begitu nyaman dengan tidurnya.
Gadis ini lah yang membuatnya tadi harus berdebat dengan teman-teman mereka karena ia memaksa untuk membawa mobil sendiri dan mengajak Chia ikut bersamanya.
Arkan terkekeh kecil mengingat perlakuan nya yang tiba-tiba menjadi seperti ini. Ia bahkan tidak menyangka kalau ia akan tertarik dengan manusia seperti Chia.
"Apa gue beneran suka sama lo ya, Chi?"
Arkan menggelengkan kepalanya pelan. Tidak mungkin iya memiliki perasaan terhadap gadis itu. Karena tujuan sejak awal ia mendekati Chia hanya untuk menyelesaikan dare dari teman-temannya.
"Chia ...," panggil Arkan sambil menepuk-nepuk pelan pipi Chia.
"Buruan bangun. Udah sampai nih."
Kini gadis itu tampak menggeliat kecil dan mulai mengerjapkan matanya.
"Capek banget ya, sayang?"
Chia langsung menegakkan tubuhnya dan menepis kasar tangan Arkan yang membelai pipinya pelan.
"Sayang pala lo peang!"
"Heh! Seharusnya lo bersyukur dong disayangin sama cowok ganteng kayak gue."
Karena malas meladeni Arkan, Chia memilih langsung keluar dari mobil lelaki itu.
Brakk!
"Chiasu! Mobil kesayangan gue ini!" pekik Arkan kesal karena Chia yang membanting pintu mobilnya dengan begitu keras.
***
Malam ini semua peserta camping berkumpul mengitari api unggun. Agenda mereka saat ini adalah diskusi sekaligus penyampaian materi dari setiap ekskul.
Dan Chia menugaskan Arkan dalam memimpin kegiatan tersebut, karena memang sebelum nya mereka sudah merapatkan hal ini.
"Diskusi ini dimulai dari ekskul tari. Kepada ketua ekskul tari dipersilahkan untuk menyampaikan materi dan persiapan kalian sudah sejauh mana? Bulan depan kalian akan mengikuti lomba di Bali bukan?" tanya Arkan yang membuat Shilla selaku ketua tari, menganggukkan kepalanya dan mulai menyampaikan materinya.
"Jadi, rencananya kami mau gabungin tari tradisional dari beberapa pulau terbesar yang ada di indonesia. Dengar-dengar sih tim lain hanya menggunakan 1 tari tradisional tapi dikombinasikan dengan tarian modern bahkan ada juga yang menggunakan tari dari negara lain karena memang sebagian dari penonton merupakan turis asing. Bahkan jurinya juga ada yang dari India. Tapi tetap aja bagi gue dan yang lain nya yang harus di tonjolin itu tari tradisional," ucap Shilla menjelaskan. Beberapa peserta yang lain tampak mengangguk setuju.
"Tapi, kami belum tau tarian apa yang bakal di kombinasikan," lanjutnya.
"Yaudah, kalau gitu ada usul?" tanya Arkan sambil mengedarkan pandangan nya ke yang lain.
"Gimana kalau kalian ambil satu tarian dari setiap pulaunya yang belum sering di ekspose. Pasti itu jadi sesuatu yang menarik," usul Chia.
"Nah bener tuh."
"Ide bagus."
"Setuju."
Beberapa peserta tampak mendukung ide Chia. Arkan pun tampak mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Boleh deh. Gue setuju. Iya gak, guys?" tanya Shilla pada teman-teman sesama ekskulnya. Dan mereka semua mengangguk setuju.
"Sekarang giliran Sastra selaku ketua ekskul teater," ucap Arkan pada Sastra.
KAMU SEDANG MEMBACA
CARAPHERNELIA
Teen Fiction[Follow sebelum membaca, Tinggalkan jejak saat membaca.] ************ Ketika Wonderwall, "Keadaan dimana kita memikirkan seseorang setiap waktu, seseorang yang membuat kita tergila-gila." Berakhir menjadi Caraphernelia, "Keadaan dimana seseorang m...