Yuta's Wedding invitation

6 3 0
                                    

Akhir-akhir ini Olivia sering menghabiskan waktunya di alun-alun. Tempat Ia mendapatkan berbagai inspirasi.

Dia tiba-tiba rindu dengan Johnny. Sejak kepergiannya ke Chicago, laki-laki yang 2 tahun lebih muda itu sulit sekali dihubungi. Bahkan ketika dia menelfon , Johnny hanya menjawab singkat. Hanya menjawab sapaan Olivia, kemudian mengingatkannya agar tidak stres , itu saja.

Oliv khawatie jika disana dia terbawa ambisi, sehingga melupakan segalanya.

Tiba-tiba email masuk.

|Hi Matcha! What 'r u doing?

Mr. Je?

Oh hi Mr. Je, i cant do anything, i need a cup of coffee haha|

Pria di sebrang sana tertawa kecil. Lucu . batinnya. Dia jadi teringat seseorang.

|oh? Haha i think so. Make your day better than before. Coffee? No,Matcha.

Olivia tersenyum. Dia ingat seseorang. Yang selalu melarangnya minum kopi. Pasti sekarang dia sedang belajar disana.

I want to meet you Mr. Je, u're kind. |

|next event , okey?

Olivia menghela nafas dalam-dalam. Ia takjub kenapa ada orang se humble Mr.Je . Bahkan dia hanya tau karyanya bukan mengenal Olivia. Ini memang seperti mimpi.

Ini yang Olivia mau selama ini, mengenal lebih banyak orang baik diluar sana. Ini menyenangkan.

"Loh dek? Ini kopinya jatuh gak lihat?"

Kata ibu-ibu yang sedang lewat.

"Yaampun Bu, saya kelewat ngelamum, makasih sudah menegur." Olivia dan ibu tersebut saling melempar senyum.

Langit sudah menunjukkan tanda agar Olivia segera kembali ke rumah.

Sebelum memasuki rumah ada kotak berwarna merah dan dibungkus dengan plastik bening. Yakin ini sebuah kiriman dari kurir, Olivia segera mengambilnya.

Untuk : Olivia

Ha?

Olivia membukanya perlahan.

Ternyata isinya sebuah undangan pernikahan. Siapa ya yang menikah?

Sebelum membacanya, ada surat berwarna putih, Oliv pun tertarik untuk membaca surat itu terlebih dahulu.

Teruntuk sahabatku, Olivia Kim

Halo Liv, sudah lama semenjak aku memutuskan untuk ke Jepang.

Apa kabar?

Kamu baik?

Aku baik disini.

Kangen banget main bareng sama kamu, Liv.

Gimana kuliahmu? Apa Papa masih suka ngelarang-larang kamu? Atau malah semakin parah?

Aku selalu berdoa buat kamu. Supaya lebih baik dari hari kemarin.

Nggak lupa berdoa buat kebahagiaanmu. Aku suka kamu senyum,Liv. Keliatan cantik.

Come to Me, Johnny!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang