Pertemuan

7 2 0
                                    

"John? Ini Johnny? Lo udah besar ya ternyata? "

"Teh? K-kapan dateng kesini?"
Ucap Johnny gagap.

"Hmm... Beberapa menit yang lalu. Kenapa selama ini ga pernah hubungi gue?" Oliv matanya yang mulai berair kini sudah tak bisa berkata-kata lagi.

"Im sorry too late. Tapi gue ga maksud gitu kok. Cuman yaa... Gue pengen lo bisa lebih deket sama lingkungan. Gue tau banyak perubahan lo sekarang teh." Johnny tersenyum kaku. Tak kuasa melihat Olivia menangis.

"Jahat lo, John. Gatau apa gue kangen sama lo. Pengen cerita banyak sama lo. Ah ... Ga asik." Olivia mulai beranjak pergi.

"Teh!" Johnny menangkap pergelangan tangan Olivia.

"Im sorry, yaudah ayo kita temenan lagi."

"Ya kan emang kita masih temen anjay."

'Halah temen doang' -batin Johnny

"Iya iya, pak Rian, bapak duluan aja deh saya mau keluar sama anak singa ini." Johnny tertawa diiringi jitakan dari Olivia.

"Oke Mas. Saya duluan ya, Mbak. " Pak Rian tersenyum ke arah Olivia.

"Dia siapa, John?"

"Asistenku. Mau gue kenalin gak? Masih jomblo tuh selisih berapa tahun doang sama lo. Hahaha." Johnny tertawa.

"Gila itu udah ketuaan tau."
"Eh bentar Kak Doy mana ya."

Olivia mengecek hp dan terdapat pesan dari Doyoung.

"Sana temu kangen sama Johnny, gue pulang ya ngantuk, lo jangan pulang malem-malem ya."

Olivia tersenyum. Pasti kakaknya tau kalau dia sedang melepas rindu dengan sahabatnya ini.

"Teh mau makan? Gue laper dari tadi belum makan." Johnny mulai mengedarkan pandangannya.

"Ke restoran itu aja John" Olivis menunjuk restoran yang lumayan ramai.

"Jangan, kesitu aja teh." Johnnt mulai menunjuk kedai kecil yang selisih 4 bangunan dari restoran yang ramai tadi.

"Kedai? Kenapa mau kesitu? Kayanya kurang meyakinkan." Olivia mengerutkan alisnya.

"Jangn gitu teh, ayo kasih rejeki ke kedai yang gak terlalu ramai. Toh gue yakin disana makanannya ga kalah enak." Johnny mulai beranjak dari tempatnya berdiri.

Olivia sedikit tersenyum, kenapa Johnny bisa sedewasa ini? Olivia semakin kagum dibuatnya. Tidak salah lagi, sahabatnya ini memang sudah benar-benar menjadi pria.

"Selamat malam,nyonya. Pesan Chicken grill with blackpaper satu dan minumnya mmm... Orange juice saja. Teh?" Johnny berbalik ke arah Olivia.

"Mmm samain aja, John. " Olivia mulai memilih tempat duduk.

"Mmm not bad. Suasananya nyaman. Yakan?" Olivia memandang Johnny.

"Yes, i think so."

"Ngomong-ngomong gimana kuliahmu?" Olivia menimpali.

"Udah lulus."

"Ha? Jangan bohong deh. Gue aja baru mau skripsian."

"Lah, gue emang lulus cepet kali." Johnny terkekeh.

"Kok lo gak bilang? Gue kan bisa dateng."

"Gue habis lulus langsung bantuin perusahaannya tante. Ga sempet ngerayain kelulusan. Bapak Ibu juga langsung bantuin tante gue. Kasian dia."

"Gue ngerti. Tapi kenapa lo gapernah nongol di Indonesia?"
Tanya Oliv.

"Iya gue sibuk bantu tante. Dulu bapak ibu ga mungkin sesukses ini tanpa bantuan tante gue. Dan sekarang dia lagi ada di masa terpuruknya. Gue juga harus balas budi sama dia."

Come to Me, Johnny!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang