Hal yang paling Naira senangi setelah dirinya dan Ditya benar-benar menjadi sepasang suami istri adalah bermanja-manja dalam pelukan suaminya. Pria itu akhirnya mengetahui sisi manja dari Naira dan menyukainya. Karenanya saat Feni dengan senang hati mengajak pergi si kembar agar ada yang menemani anaknya bermain, Naira dan Ditya memilih tetap di rumah untuk mengisi akhir pekan mereka.
"Sabtu depan ulang tahun kakek." Kata Ditya sambil mengusap-usap lembut perut Naira yang membuncit besar, saat mereka sedang bersantai nonton pertandingan bola di sofa bed ruang tengah. "Dia mengundang kita. Tapi aku sudah bilang kita tidak akan datang. Mungkin si kembar saja yang akan datang bersama Feni."
Ini adalah bulan kelima mereka benar-benar menjadi suami istri. Seperti hal nya Ditya yang terkejut dengan sifat-sifat tidak terduga Naira. Naira pun juga dibuat terkejut dengan sifat-sifat Ditya yang tidak terduga. Salah satunya adalah bagaimana loyal nya pria itu padanya.
Naira masih ingat bagaimana pria itu berjanji akan keluar dari Horison Grup asal Naira kembali dalam hidupnya dan si kembar. Naira yang tau betapa berartinya Horison untuk Ditya tentu saja begitu tersentuh akan ketulusan pria itu. Karena tau dan menemani kerja keras Ditya untuk membuat Horison semakin berkembang pesat, Naira pun tidak mengizinkan suaminya itu meninggalkan Horison.
Namun seakan tau bagaimana luka di hati Naira, Ditya berusaha untuk menjaga Naira dengan menghindari kakeknya. Pria itu menolak berbagai upaya kakek Hanggara untuk bertemu Naira. Ditya bahkan tidak mau bertemu kakeknya diluar meeting pemegang saham ataupun bahasan di luar Horison Grup.
"Kak Ditya," Naira mendongak untuk memandang wajah suaminya sambil mengusap lembut rambut-rambut halus di pipi pria itu. Kebiasaan lain yang Naira suka lakukan akhir-akhir ini. "Sejak twins tumbuh berkembang dalam rahimku, aku jadi sering bersyukur atas apa yang sudah diberikan Allah padaku."
Ditya tersenyum dan mengecup kening Naira. Kebahagian terpancar jelas dari wajahnya saat tangannya ikut menangkup tangan Naira kemudian mengusap perut Naira dengan penuh rasa sayang.
"Aku bersyukur bisa hidup dan mengenalmu. Aku bersyukur dapat bertahan menjadi asistenmu dengan segala sikap menyebalkanmu. Aku pun bersyukur kakek Hanggara memintaku menikah dengan salah satu cucunya, hingga akhirnya kita menikah. Aku bersyukur atas semuanya." Mata cokelat kehijauan yang hangat milik suaminya itu selalu mampu membuat Naira berdebar berapa kalipun Naira memandanginya. "Rasa bersyukur itu akhirnya membuatku menyadari bahwa apa yang terjadi dalam hidupku sudah tertulis dan direncanakan dengan sangat baik dan rinci oleh Nya. Termasuk dengan kecelakaan tragis itu."
Ditya mengusap lembuat titik airmata yang tanpa Naira sadari menggenang diujung matanya. Pria itu tidak berbicara untuk menyela perkataan Naira. Tapi Naira yakin Ditya tau kemana arah pembicaraan Naira.
"Akhirnya aku menyadari bahwa bagaimana pun kakek Hanggara merencakan, kecelakaan itu tidak akan terjadi tanpa seizin Nya. Bahkan nenek dan ayah yang tiba-tiba ikut dalam mobil itu di luar rencana kakek Hanggara. Karenanya sekarang aku tau dan merasakan kebenaran bahwa rejeki, jodoh dan kematian kita telah ditetapkan dan ditulis bahkan sebelum kita lahir.
Kakek Hanggara memang salah karena apa yang telah dia rencanakan dan lakukan. Tapi kematian kakek, nenek dan ayah ku telah ditetapkan oleh Nya. Bagaimana pun dan apapun yang aku lakukan sekarang tidak akan mengubah hal itu. Jadi aku tidak berhak untuk menghukum kakek Hanggara. Apalagi membuatnya kesepian karena dijauhi oleh cucu kesayangannya."
Tawa Ditya selalu terdengar merdu di telinga Naira. "Percaya lah, cucu kesayangannya adalah Orion. Kalau saja Orion tidak menikah dengan Lila, pria tua itu pasti akan...."
Kerutan dikening Ditya menunjukkan betapa dia tidak menyukai bayangan yang dibuatnya sendiri. Entah mengapa Naira begitu menyukai sifat posesif yang mengalir di keluaraga Narendra itu. Alih-alih merasa terkekang, Naira justru merasa mendapatkan kasih sayang yang luar baisa dari Ditya hingga pria itu begitu protektif.
"Well bagaimana pun aku yang tetap akan menjadi suami mu pada akhirnya." Kata Ditya setelah menggeleng-geleng untuk menghapus bayangan apapun di kepalanya yang membuatnya memperat pelukannya pada Naira.
"Tentu, aku juga hanya akan mau menikah denganmu." Naira balas memeluk suaminya. "Tapi aku tetap tidak akan memisahkanmu dari kakek Hanggara. Aku juga akan datang pada pertemuan keluarga Narendra untuk ulang tahun kakek Hanggara."
"Sungguh?" Kali giliran ini Ditya menangkup kedua pipi chubby Naira.
Naira mengangguk dalam tangkupan tangan besar Ditya. "Aku dan kak Feni bahkan sudah mempersiapkan baju untuk acara itu."
Ditya mengecup bibir Naira dengan penuh sayang selama beberapa saat. "Kamu selalu bisa membuatku semakin jatuh cinta padamu."
"Aku memang harus melakukannya. Karena meskipun sudah berumur empat puluh tahun dan beristri, banyak wanita yang jauh lebih cantik dan muda diluar sana yang mengincarmu. Bahkan rela jadi istri keduamu. Jadi aku akan memastikan kamu benar-benar jatuh cinta padaku, hingga tidak ingin melirik wanita lain."
Tawa Ditya kembali terdengar setelah pria itu mengecup pipi Naira. "Meski cemburu mu ini begitu menggemaskan. Kamu tidak perlu sering-sering melakukan. Karena kamu sudah mengusai seluruh hatiku. Ditambah dengan anak-anak kita. Aku tidak akan bisa lagi membagi hatiku. Karenanya jangan coba-coba membagi hatimu selain pada anak-anak kita."
Kini giliran Naira yang mengecup pipi Ditya, "Bagaimana bisa kalau kamu sudah menguasainya, bahkan sebelum aku mengerti apa itu cinta."
Perkataan Naira itu berbuah pelukan hangat dari Ditya. "Kamu selalu menerangi sekitarmu dan membawa harapan baru. Baik orang-orang di sekitarmu menyadari hal itu atau tidak. Kamu memang cahaya pagiku. Karenanya jangan pernah pergi dari hidupku, Naira."
"Aku janji, selama kamu juga berada disampingku. Karena kamu lah sumber kebahagiaan yang bisa membuat cahaya itu tetap bersinar."
--------------------------------------- THE END------------------------------------------------------------------
Thanks for reading.
Terima kasih semua atas dukungannya dan kesabarannya menanti update Cahaya.
Sebagai bentuk rasa terima kasih Ayra, Ayra sudah siapkan Video Korean Drama Version dari "Cahaya" di atas. Selain itu kalian bisa baca kisah Dhito setelah merelakan Naira untuk Ditya, di karya Ayra yang berjudul Pelangi.
Semoga kalian menyukainya.
Nantikan dan tetap dukung karya Naira yang lain.
With Love,
Ayra Verda
Bocaran: Kisah mendatang akan menceritakan tentang Farzan dan Aylin. Nantikan dan dukung kisah mereka, ya....
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA
RomanceNaira Sabiya. Seperti namanya yang berarti cahaya pagi hari, Naira adalah wanita yang selalu bersemangat dari pertama kali matahari terbit. Meskipun bekerja sebagai sekertaris multi talenta untuk Bos nya yang terkenal galak dan dijuluki "Beast" oleh...