006. FIRST MISSION

291 26 3
                                    

"Van lo mau ikut pulang bareng gue gak?" ajak Carlyn saat keduanya tengah berdiri didepan gerbang kampus.

"Gak deh gue naik taksi aja." tolak Vanya halus. Hari ini memang dia tak membawa mobil kekampus.

"Ikut dong, sama Mavin tau."

Vanya menggelengkan kepalanya. Sekali lagi menolak ajakan Carlyn.

"Ayo lah Van, kesempatan buat lo deketin Mavin." Carlyn masih belum menyerah, cewek itu masih membujuk Vanya.

Vanya menghela napasnya kemudian menganggukan kepalanya.

Carlyn yang melihatnya tersenyum lebar. Oke, misi pertama pendekatan Mavin dan Vanya segera dimulai!

Tak lama berhenti sebuah mobil ferrari berwarna silver dihadapan Vanya dan Carlyn.

Carlyn menyeritkan keningnya, dia tak mengenal mobil ini. Ini bukan mobil Mavin, karena setahunya mobil cowok itu berwarna hitam. Lalu ini mobil siapa?

"Car ayo masuk." pertanyaan Carlyn terjawab sudah saat kepala Mavin keluar dari balik jendela mobil. Mobil baru rupanya!

"Ayo Van." ajak Carlyn sambil membuka pintu mobil penumpang.

"Lah kok tumben dibelakang?" Mavin bertanya bingung.

"Vanya ikut ya Vin, gak papa kan? Dia gak bawa mobil."

"Terserah." sahut Mavin singkat.

Saat Vanya hendak masuk kedalam kursi penumpang, Carlyn mendorong tubuh cewek itu membuat Vanya dan Mavin bingung.

"Lo didepan aja, temanin Mavin." kata Carlyn.

"Carlyn." Mavin membentak Carlyn.

"Ayolah Van, gue mau tidur dibelakang."

"Gue naik taksi aja deh Car." bukannya apa-apa, hanya saja Vanya merasa tak kuat untuk duduk disamping Mavin. Jantungnya sedari tadi sudah berdetak kencang, apalagi kalau dia duduk disamping Mavin bisa-bisa dia mati muda karena serangan jantung.

"Kalau lo naik taksi gue ngambek." Carlyn mengeluarkan ancamannya.

Vanya langsung membuka pintu mobil depan saat mendengar ancaman Carlyn. Lebih baik dia menuruti ucapan Carlyn saja dari pada cewek itu ngambek. Pasalnya sahabatnya itu kalau sudah ngambek sangat susah untuk dibujuk. Baru beberapa hari yang lalu Carlyn ngambek ke Vanya gara-gara Vanya tak menuruti kemauannya yang ingin jalan-jalan ke mall.

Carlyn tersenyum senang melihat Vanya menuruti ucapannya.

Sementara Mavin mendengus kesal saat melihat Vanya duduk dengan tenang disampingnya. Segitu cinta kah cewek lesbian itu dengan adek sepupunya sampai takut sekali kalau Carlyn marah?

"Car kenapa lo gak bermesraan aja dibelakang? Katanya lo tadi mau tidur, jadiin paha Vanya bantal, kan lumayan empuk tuh." kata Mavin. Dia tak tau saja kalau Vanya dan Carlyn sekarang adalah sahabat.

"Gak ah, kita kan sahabat sekarang, ya gak Van?" Carlyn meminta dukungan Vanya dan dibalas anggukan dari cewek itu.

"Kalian sahabat? Gak percaya gue." Mavin tertawa keras mendengarnya. Menurutnya itu sangat lucu.

Vanya yang melihat Mavin tertawa diam-diam ikut tersenyum kecil. Rasanya Vanya merasa damai melihat cowok itu tertawa.

Carlyn bisa melihat senyum kecil Vanya. Dia juga ikut tersenyum melihatnya.

"Terserah lo aja deh Vin, mau percaya kek enggak kek, urusan lo." Carlyn menjawab ketus.

Mavin segera menghentikan tawanya, sepertinya ucapan Carlyn tadi tidak bercanda tapi serius.

"Oke gue percaya."

"Nah kan gara-gara kalian sih kita jadi gak jalan-jalan." kata Mavin lalu melajukan mobilnya meninggalkan kampus Vanya dan Carlyn.

Carlyn mendelik, kenapa jadi salahnya dan Vanya sih?

*****

Di perjalanan pulang suasana didalam mobil Mavin cukup sepi. Vanya yang tengah memperhatikan jalanan sekitar lewat jendela kaca dan Mavin yang tengah fokus mengemudikan mobilnya.

Sedangkan Carlyn, cewek itu tengah asik memainkan ponselnya sambil berbaring diatas kursi mobil.

Mavin menoleh kesamping, dia mendapati Vanya yang sepertinya tengah melamun. Terbukti dari pandangannya yang begitu lurus kedepan.

'Cantik juga.' batin Mavin memperhatikan wajah Vanya dari samping.

Vanya memiliki tubuh yang ideal bagi kaum laki- laki, tidak gendut dan juga tidak kurus. Wajah dan matanya bulat, serta pipinya yang tembem dan kulitnya yang putih.

"Ngelamun aja lo." tegur Mavin membuat Vanya terlonjak. Cewek itu mengalihkan tatapannya kepada Mavin yang kini juga menatapnya.

Jantung Vanya kembali berdetak kencang saat melihat tatapan Mavin yang begitu menenangkan.

Carlyn yang berada dibelakang diam-diam memvideo kejadian tersebut. Lumayan buat godain Mavin dan Vanya nanti. Cewek itu pun terkekeh.

"Duh sosweetnya pandang pandangan, jadi iri." ledek Carlyn.

Vanya dan Mavin saling membuang muka. Keduanya terlihat salah tingkah.

Carlyn tertawa melihat pipi Vanya yang memerah layaknya kepiting rebus dan Mavin yang terlihat salah tingkah dengan menggaruk bagian belakang rambutnya yang sebenarnya tak gatal sama sekali.

"Santai aja kali, gak usah salting gitu."

"Siapa yang salting sih?" ucap Vanya dan Mavin bersamaan.

"Cieee samaan."

"Gak." lagi-lagi Vanya dan Mavin mengucapkannya secara bersamaan.

"Nah kan samaan lagi, kalau udah jodoh mah bisa apa." Carlyn tertawa puas. Misi pertamanya untuk mendekatkan Vanya dan Mavin cukup berhasil.

"Carlyn Cabel." bentak Mavin. Gara-gara godaan adik sepupunya itu sekarang dia mengemudikan mobilnya tidak fokus lagi.

"Jangan marah dong, Vanya aja gak marah tuh." Carlyn menunjuk Vanya yang hanya diam.

Mavin melirik kesamping sekilas, lalu kembali fokus menatap jalanan didepannya.





---TBC---

Jangan lupa vote dan komennya

Makasih bagi yang udah baca

Follow ig @_galaxz__




Zhavanya (Vanya Z-Girls × Mavin Z-Boys) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang