Bab 2: gara-gara teh manis

8.4K 208 0
                                    

"Huft... Capek banget si gue! Ngomongnya sekolah elit, tapi timbang nyewa satu orang buat nyapu aja gak bisa " Keluh Nesa.

Setelah insiden didepan gerbang, ia mendapat kehormatan langsung oleh sang ketua OSIS untuk menyapu halaman samping sekolah, dan betapa tercengang nya ia melihat banyaknya daun-daun kering yang berserakan.

Sesuai dengan amanat sang ketua OSIS ia langsung dipersilahkan masuk kedalam gugusnya setelah menyelesaikan tugas istimewanya.

Memang sistem di sekolah tersebut adalah sebelum pembagian kelas berdasarkan jurusan biasanya para murid akan dibagi kedalam tiap-tiap gugus selama masa orientasi berlangsung.

Tok... Tok... Tok...

"Permisi" Baru saja Nesa menyembulkan kepalanya diantara pintu, ia sudah menjadi pusat perhatian oleh teman-teman gugusnya termasuk kakak kelas yang sedang menjelaskan materi.

"Masuk! " Ujar suara salah satu kakak kelas disana, untuk mendengar suaranya saja sudah membuat bulu kuduknya berdiri.

Nesa memasuki kelas dengan langkah perlahan dan kepala yang tertunduk.

"Maaf kak saya telat dan tadi saya... "

"Saya tidak tanya alasan kamu dan apakah kamu pernah diajari sopan santun oleh orang tuamu bahwa jika ada yang berbicara harus melihat orangnya? "
Manik Nesa membulat tatkala melihat siapa orang yang berbicara dengannya tersebut.

"Ngapain lo hah? " Desisnya tepat didepan wajah Nesa.

"Kevin, jangan galak-galak dong, kasian tuh sama adik kelasnya! " Ucap salah seorang anggota OSIS wanita dengan nada dibuat semanja mungkin, namun bukannya Kevin luluh justru yang ada ia bergidik jijik.

Kevin menghela nafas pajang untuk mengontrol emosinya "Ya sudah Vanessa Angelina Putri, lo sekarang boleh duduk! "

Nesa mengerjapkan matanya dua kali.
"Kok kakak tau nama panjang saya? " Tanyanya polos dengan mata sedikit berbinar yang bahkan membuat siapapun gemas, kecuali untuk si KevKev manusia tengik itu tentunya.

"Sebelum lo buka tu mulut buat ngajuin pertanyaan gak berguna, lo harusnya ngeliat apa yang bergelantungan di leher lo"

'Mampus, malu banget gue! ' batin Nesa merancau tatkala melihat papan nama yang bertengger cantik di lehernya.

Setelah terdiam cukup lama, disertai tatapan tajam Kevin akhirnya Nesa dipersilahkan duduk.

"Pst.. Pst... Woy, kok lo bisa telat lebih dari satu jam sih! " Nesa melirik ke sebelah ketika ia mendengar suara bisikan, terlihatlah sesosok cewek tomboy dengan rambut pendek seperti laki-laki namun terlihat manis dan ia coba mengeja nama yang berada di papan nama yang sama seperti miliknya.

'Cynthia Dewi Arum'

"Eh... Gak papa kok Cyn! "

"Oke kapan-kapan lo bisa cerita ke gue, mulai sekarang kita temenan dan satu lagi, pangil gue Thia, jangan panggil gue Cyn, sebab gue bukan mbak-mas yang ada di salon kecantikan itu! " Ucapnya disertai senyuman manisnya.

"Oke! "

__________( ˙👄˙👐)__________

"Eh.. Kok lo bisa telat begitu sih? " Tanya Thia sambil menyendokan baksonya, saat ini mereka sedang berada di kantin untuk mengisi perut kosong mereka. Nesa pun menceritakan, asal muasal dan kronologi mengapa ia bisa telat kepada sang teman baru.

"Bwhahwahahah.... Sial banget nasib lo! "

"Set, tega banget si lo temen lagi susah malah diketawain! Lagian emang benerkan si kak Kevin-Kevinan itu kalo ngomong kek gak dikasih pelumas, kasar bener! "

"Lagian lo sendiri sih, yang cari masalah. Eh btw walaupun si kak Kevin itu kalo ngomong sengak banget tapi percaya deh kalo sebenarnya dia itu baik banget loh! "

"Masa sih? Coba lo kasih alesan masuk akal ke gue supaya lo bisa gue percaya! "

"Oke, tapi sebelum itu tolong beliin gue teh manis dulu yayaya please! " Ucap Thia dengan memasang pupy eyes-nya.

"Idih jijik banget si muka lo, lagian lo masih kurang apa tuh udah habis tiga gelas"

Thia menunjukkan cengiran tak berdosanya "hehe, kan gue juga udah ngabisin empat mangkok bakso jadi wajar dong kalo gue minta minum yang keempat! "

Nesa menggeleng tak percaya pada sesosok penjelmaan cewek di depannya, makan dengan porsi kuli namun tubuh masih terlihat kurus kering " Yaudah iya, nih gue beliin. Tapi lo lanjut cerita ya! " Ucapnya kemudian berlalu memesan minuman.

Setelah mendapat minuman yang ia pesan, Nesa berniat kembali ke tempat dimana Thia menunggunya, namun kecerobohan selalu saja menempel padanya, ia lupa untuk mengikat tali sepatunya sehingga ia tersandung dan hampir saja ia terjatuh indah sebelum kedua tangan kokoh menahan tubuhnya tapi tidak dengan nasib minumannya yang sekarang justru membasahi bagian depan seragam putih yang meninggalkan noda kecoklatan, Nesa meringis melihat kulit putih yang terkena air panas dari minuman yang ia bawa.

__________👏( 'ω' )👏( 'ω' )__________

Instagram: @desytajulianti

Mr Possessive is My Love (Tersedia Di PlayStore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang