Bab 26: bagaimana dengan abangnya?

1.1K 36 0
                                    

Suara derap kaki yang sedang berlari terdengar jelas sepanjang koridor rumah sakit. Wajah khawatir yang begitu kentara menyelimuti sepasang suami istri tersebut, tak peduli dengan umur yang sudah memasuki kepala empat, karena pikiran mereka hanya tertuju kepada anak perempuan semata wayang yang sedang berbaring di dalam UGD.

Ketika tepat pukul 10 malam, Mami Nesa mendapat telepon dari sang anak. Bukan, bukan Nesa yang menelfon, melainkan orang yang telah membawa Nesa ke rumah sakit. Tentu saja, kabar tersebut membuat panik orang rumah, sehingga tanpa menunggu waktu lagi, mereka bergegas datang ke rumah sakit sesuai yang ditunjukkan oleh sang penelepon.

Mendengar langkah kaki mendekat, pemuda 18 tahun tersebut langsung mengangkat kepalanya dan mendapati sepasang suami-istri yang tengah khawatir dan langsung memberondong dirinya dengan berbagai pertanyaan.

"Apa kamu yang menelfon saya? Bagaimana keadaan Nesa sekarang? Kenapa dia bisa masuk rumah sakit? " Tanya Mami Nesa dalam sekali tarikan napas.

Terlihat pemuda tersebut tersenyum tipis, sangat tipis. Sekarang ia tahu dari mana sifat bawel Nesa berasal. "Ah, iya tante. Saya yang tadi menelfon tante, Nesa sekarang masih ditangani oleh dokter, karena Nesa tiba-tiba pingsan setelah hampir diperkosa ole- "

"DIPERKOSA? " Teriak Papi Nesa tanpa sadar.

"Tidak om, tetapi hampir diperkosa. Karena beruntung saya datang tepat sebelum sang preman bertindak lebih kepada Nesa "

Terlihat kedua orang tersebut menghembuskan sedikit napas lega. "Apa kamu sudah lapor polisi? "

"Sudah om, namun masih ada dua orang lagi yang belum tertangkap karena tadi sempat melarikan diri, tapi dari kepolisian katanya akan segera bertindak mencari dua orang tersebut! "

"Baiklah, maaf jika sudah merepotkan. Om dan tante berterima kasih sekali untuk nak... "

"Saghara om, panggil saja Ghara! "

"Terima kasih banyak nak Ghara, saya tidak tahu jika kamu tidak datang! " Ucap Papi Nesa sembari menepuk bahu Ghara.

"Tidak om, saya ikhlas. Karena Nesa teman saya sendiri! "

Mami Nesa memandang lekat Ghara. "Kamu bukannya yang waktu itu ngobrol sama Nesa di restoran Jepang itu kan? Tante baru inget kalo Nesa pernah bilang kamu jago Karate "

Ghara menggaruk tengkuknya salah tingkah. "Iya tante itu saya! "

Tepat setelah itu, terlihat pintu ruang UGD terbuka dan keluarlah dokter beserta suster yang mengikuti dari belakang.

"Bagaimana keadaan anak saya dok? "

Terlihat dokter tersebut tersenyum ramah sebelum menjawab. "Anak bapak baik-baik saja, ia pingsan hanya karena shock dan kelelahan. Nanti pagi setelah cairan infusnya habis, diperbolehkan pulang! "

"Terima kasih dok! " Ucap Papi Nesa yang diangguki dokter.

Setelah dokter pergi, ketiga orang tersebut langsung memasuki ruang UGD dan mendapati Nesa yang telah sadar dari pingsannya.

"Nesa? "

"Mamii... " Mami Nesa langsung memeluk erat tubuh bergetar Nesa yang sedang menangis.

Mr Possessive is My Love (Tersedia Di PlayStore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang