Jujur Nesa tak tega melihat Kevin frustrasi karena masalahnya yang begitu menumpuk hari ini, walaupun ia masih bisa tersenyum, Nesa sangat tahu jika senyum tersebut hanya kedok untuk menutupi lukanya.
Sehingga, malam ini Nesa berinisiatif untuk mengajak Kevin ke pasar malam yang tak jauh dari rumahnya. Saat ini Nesa sedang berada di kamarnya untuk berganti baju sebelum ke pasar malam, hingga pandangannya jatuh pada kotak biru di dalam lemarinya. Ia mengambil kotak tersebut dan lantas membukanya. Kalung dengan liontin permata kecil yang sangat elegant, hadiah pertama yang Kevin berikan untuknya ketika malam api unggun saat kemping, kalung yang baru satu kali ia pakai dan langsung disimpan kembali hingga saat ini.
Nesa menatap kalung itu lama, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menggunakan kalung tersebut di leher jenjangnya.
Saat jam menunjukkan pukul 7 malam, Nesa dan Kevin akhirnya pergi ke pasar malam dengan berjalan kaki karena memang hanya berjarak beberapa blok dari tempat Nesa tinggal.
"Nes, ngapain sih kita ke sini? Penuh banget, banyak orang nih!" ucap Kevin ogah-ogahan, namun Nesa terus menyeret Kevin agar masuk ke dalam.
"Ayo dong kak, jarang-jarang loh ada pasar malam di sini!" Dengan terpaksa Kevin mengiyakan Nesa, namun matanya menatap sebuah wahana yang membuat ia menyeringai.
"Kak, beli sosis bakar dong!" ucap Nesa sembari menunjukan pedagang sosis bakar yang dikerumuni banyak orang.
"Jangan, kita main permainan itu dulu, ayo!"
"Permainan apa?"
"Nanti juga tau, ayo!"
Dan sekarang malah Kevin yang menyeret tangan Nesa.
"Kamu tunggu di sini, aku mau beli tiketnya dulu. Inget ya, jangan liatin cowok lain, aku gak suka!" ucap Kevin kemudian pergi untuk membeli tiket, sedangkan Nesa memutar matanya malas.
"Keadaan kek gini, masih aja!" gerutu Nesa pelan. Nesa mengedarkan pandangannya melihat orang-orang saling berlalu-lalang menikmati kesibukannya masing-masing, ada yang berteriak heboh saat menaiki wahana, ada yang mengantri untuk jajan, ada juga yang hanya jalan-jalan tak tentu arah. Nesa terlalu menikmati suasana sampai ia tak sadar saat Kevin sudah berada di sebelahnya.
"Udah puas ngeliat cowok-cowoknya?" bisik Kevin tepat telinga Nesa sehingga membuat sang mpu tersentak kaget.
"Sok tau!" ucap Nesa sehingga membuat Kevin berdecak gemas.
"Kan aku udah bilang, jangan liatin cowok lain, aku gak suka!"
"Tapi gue gak liatin cow-"
"Ayo, kamu harus di hukum!"
"Hah?"
"Gak ada bantahan, ayo!" Kevin menarik Nesa hingga tertuju ke arena yang tak jauh dari loket tempat ia membeli tiket tadi.
Nesa termangu menatap bangunan di depannya. "Kak, lo beli tiket buat ke sini?"
"Kenapa, takut?" ucap Kevin sembari tertawa remeh.
Nesa berdecak. "Kata siapa gue takut, ayo kita buktikan!" Dengan percaya diri Nesa melangkah mendahului Kevin.
Beberapa saat kemudian...
"ARRGGHHH... KAK KEVIN!!"
"JAUH-JAUH LO SETAN! MANA PALA LU? AKKHH... PALA LO NGILANG!!"
"MINGGIR LO KUNTI, GUE SUMPAHIN LO KETEMU TUYUL!! AKKHH... KAK KEVIIN BENERAN ADA TUYUL DI SEBELAH LO!"
"DIEM, KAGAK USAH COLEK-COLEK GUE, GUE MA- AKHHHH..."
Kevin menggaruk telinganya yang terasa pengang. Bagaimana tidak, Nesa berjalan sambil memeluk Kevin, dan otomatis suara dramatis Nesa akan langsung masuk ke indra pendengar Kevin. Rasanya ia salah mengajak Nesa memasuki wahana rumah hantu, ia tidak tahu jika Nesa orang yang begitu penakut, namun di satu sisi ia mendapat keuntungan karena Nesa memeluk tubuh Kevin tanpa diminta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Possessive is My Love (Tersedia Di PlayStore)
Fiksi RemajaHanya mengisahkan seorang remaja tanggung yang selalu berangan dan membayangkan betapa mengesankannya masa SMA yang akan ia lalui, mulai dari kehidupan sekolah, teman-teman, kakak kelas tampan, keseruan MOS, hang out, nge-mall, bahkan ia membayangka...