Bab 8: milik gue

6.3K 205 4
                                    

Mendengar jawaban Thia, Nesa langsung menyemburkan es jeruk yang diminum nya tepat mengenai wajah gibran sehingga gibran mencak-mencak tak jelas.

Kemudian Kevin datang kembali ke arah Nesa sambil membawa mangkok bakso yang baru tanpa memperdulikan kekacauan yang baru saja terjadi, jadi sebenarnya Kevin pergi begitu saja tanpa pamit adalah untuk memesan seporsi mangkok yang baru untuk Nesa.   

Kevin menatap nyalang pada mangkok bakso hitam milik Nesa " Nih lo makan yang baru aja, jangan tambahin sambel, saos, kecap ataupun cuka, kecuali garem! "

Nesa masih terdiam mendengar perintah mutlak Kevin, pikirannya masih menjelajah tentang bagaimana bisa si Kevin-kevinan tengik adalah kakak dari teman pertamanya Thia, ia pun kehilangan selera makannya seketika.

"Gak ah.. Gue udah gak nafsu" Ucapnya sambil mendorong pelan mangkok bakso.

"Gak, lo harus makan. Kalo lo gak mau, gue bakal suapin lo dengan atau tanpa izin dari lo! " Dengan sangat terpaksa, Nesa memakan baksonya yang terasa hambar tanpa minat.

__________( ˙👄˙👐)__________

Bel pulang terdengar hingga ke seluruh penjuru sekolah dan disambut suka cita oleh seluruh murid disana, tidak terkecuali oleh dua spesies tuyul disana.

"Eh.. Nesa, lo dijemput sama supir lo atau mau pulang bareng abang gue lagi? "

Pletak!!

" Oiy... Sakit nye..eh iya... ampun, ampun..! "

"Sekali lagi gue denger lo nyet-nyetan lagi, gue botakin pala lo.. "

"Yaelah gue udah ngomong ampun ini... Eh, lo belum jawab pertanyaan gue! "

"Yang mana? " Thia memutar bola matanya malas.

"Yang tadi, lo pulangnya mau dijemput sama supir lo atau sama abang gue? "

"Supir gue mungkin, tapi kalo gue bisa milih sih gue pengennya dijemput sama pangeran berkud.... Eehhh.. Pocong di pinta bulan pun tibaa...! " Ucap Nesa karena melihat sang tambatan hatinya datang dari arah yang berlawanan.

"Hai Nes, pulang bareng aku yuk, sebagai ganti yang kemaren" Nesa tidak membalas ucapan Ghara, ia hanya manggut-manggut.

Ghara yang tidak tahan dengan tingkah menggemaskan Nesa, ia lantas mengacak poni Nesa, jangan tanyakan lagi bagaimana wajah Nesa saat ini, yang pasti sudah semerah kepiting rebus.

"Iih... Kan rambut aku jadi berantakan! " Rajuk Nesa sehingga Ghara pun tak kuasa mengeluarkan tawanya.

"Ya ampun kok kamu gemes banget sih! " Ucap Ghara sambil mencubit kedua pipi gembul Nesa.

"Ih.. Kak pipi aku sakiit" Ucap Nesa, padahal ia tidak merasa sakit sama sekali. Tak lama cubitan Ghara terlepas, atau mungkin lebih tepatnya dilepaskan secara paksa.

"Lo apaan sih? " Ucap Ghara tak terima.

"Heh, harusnya gue yang tanya. Lo apaan hah? Lo gak denger apa tadi dia bilang sakit, terus lo gak lepasin tangan kotor lo? Oh oke gue ngerti, jadi lo mau nyakitin dia hah? "
Ghara dan Thia mengerutkan keningnya, merasa bingung dengan sikap Kevin seharian ini.

'Berlebihan sekali! ' batin mereka berkecamuk.

"Bang, lo kenapa sih? Lebay banget lo! " Protes Thia.

"Lebay lo bilang? Lo bisa bilang lebay disaat temen lo dianiaya tepat di depan mata lo "

Melihat situasi yang mulai tak terkendali, akhinya Nesa angkat bicara "eh... Udah, udah gue gak papa kok kak, gue... "

"Lo gak mungkin gak apa-apa, karena tadi gue liat sendiri waktu dia nyubit lo muka lo langsung berubah merah, pokoknya lo harus ke rumah sakit buat cek ke dokter"

Thia menepuk dahinya, bagaimana bisa abangnya terpilih menjadi wakil ketua OSIS disaat ia tidak bisa membedakan wajah memerah karena sakit dan blushing, kalau saja ia tidak ingat bahwa lelaki pintar tapi bodoh dihadapannya ini adalah abangnya, pasti ia sudah meminta semua teman lelakinya untuk mengeroyok abangnya, ia juga heran kenapa karena cubitan manja harus bawa-bawa rumah sakit, mungkin abangnya perlu di ruqyah.

"Kak... Sumpah deh gue gak papa. Tadi tuh gue cuma pura-pura aja kok. Lagian sok perhatian banget sih, lebay! " Ucap Nesa.

Ghara menghela nafas berat " Yaudah, kalo gitu. Nes, maafin aku yah udah nyubit pipi kamu sampe merah"
Nesa sebenarnya ingin mengelak, namun melihat tatapan Thia yang seperti mengisyaratkan 'iyain aja biar cepet kelar ni masalah!' maka Nesa pun menganggukkan kepalanya.

"Aku-kamu? " Tanya Kevin bingung mendengar percakapan Nesa dan Ghara.

"Iya, emang kenapa? Masalah buat lo? " Tantang Nesa.

" Yaa jelas masalah, karena lo pacar gue! " Thia dan Ghara kaget mendengar pernyataan tiba-tiba Kevin. Thia baru mengetahui perihal hal ini, walaupun mereka kakak adik, untuk urusan lawan jenis mereka lebih tertutup. Ya, semenjak kakaknya mengetahui fakta hubungan dirinya di masa lalu.

"Hah, kalian berdua pacaran? " Ucap Arga dan Gibran yang entah sejak kapan sudah datang.

"Iya, gue dan Nesa sudah berpacaran, bahkan gue sudah memegang restu dari kedua orang tua Nesa. Jadi, gue peringatkan ke lo semua, termasuk lo" Ucap Kevin menunjuk tepat didepan muka Ghara "buat jauh-jauh dari dia. Sebab dia adalah milik gue! " Ucap Kevin tegas dan berlalu sambil menarik Nesa.

__________👏( 'ω' )👏( 'ω' )__________

Instagram: @desytajulianti

Mr Possessive is My Love (Tersedia Di PlayStore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang