Dhiya membaca novelnya dengan bersantai dengan earphone yang selalu menghiasi telinganya. Membaca novel dengan serius hingga tak sadar ada seseorang yang duduk di sampingnya memperhatikan dirinya dengan seksama.
Memperhatikan wajah pucat itu dengan bibir mungkin pink dan hidup kecil mancung,ingin sekali memegang bibir mungil ini.
Dia langsung mengalihkan pandangan tak bisa melihat lama wajah itu,dia harus bisa mengontrol dirinya agar tidak lepas.
"Dya." panggilnya tapi yang di panggil tidak bergerak sama sekali.
Hingga tangannya menyentuh rambut hitam itu membuat Dhiya melihat ke arah samping menatap dengan bingung.
"Kenapa?" tanya Dhiya.
"Gak papa,lo cantik." jawabnya.
Dhiya tetap menatap datar cowo di depannya ini. "Sudah berapa banyak cewe yang lo bilangin kayak gitu?"
"Gak perna,cuman lo doang."
Dhiya kembali membaca novel nya mengabaikan sosok yang ada di sampingnya. Karna kesal orang itu merampas novel Dhiya.
Dhiya kaget karna novel nya di tarik tiba-tiba. "Kembaliin novel gw."
"Gw pengen kenal lo boleh gak?" tanya nya.
"Kita kan udah kenalan."
"Belum."
"Mau kenalan ulang?"tanya Dhiya.
"Mau."
"Alif Putra Ramadhan." ucapnya sambil mengulurkam tangan
"Dhiya Dezalianti Putri."
"Gw panggil lo Putri lo panggil Gw Putra ya. Ucap nya.
"Kenapa harus?"
"Gak tau ya pokoknya lo harus mau."balasnya.
Dhiya mempelihatkan senyum yang menampakan lesung pipi perempuan itu. Manis sekali ingin sekali dirinya melahap bibir mungil itu.
Alif terdiam,jantung nya berdetak kencang. Apa ini? Hanya karna perempuan itu senyum! Tidak, apa apaan dirinya ini.
"Udah gak senyum,senyum loh jelek."
Dhiya langsung merubah mukanya menjadi datar. "Awas ya lo,gw pastiin lo bakalan jatuh cinta karna senyum gw." ucap Dhiya lalu mengambil kembali novel nya lalu pergi dari sana.
Alif memperhatikan perempuan itu dari belakang,bagaimana rambut itu kekanan dan kekiri, hanya melihat dari belakang saja Alif sudah tau perempuan itu sangat cantik.
"Gw gak boleh jatuh cinta,Jangan! Tapi bagaimana kalo itu benar terjadi?" ucap Alif sendiri, dirinya jadi pusing sendiri karna ucap Dhiya yang tak seberapa itu.
Alif melihat ke tempat dimana Dhiya duduk,membayangkan kembali perempuan itu sedang duduk dengan rambut terurai sedikit terbang karna angin earphone yang selalu menghiasi telinga cantik itu yang di penuhi dengan tindik menambah kesan sagar tapi manis.
Alif menuju kelas dengan senyum setan,menbayangkan senyum manis Dhiya yang begitu manis. Gila dirinya seperti candu dengan senyum lesung pipi nya.
Semua orang yang di kelas memperhatikan Alif yang tengah senyum sendiri,seperti salting sendiri. Padahal tak ada yang membuat dirinya seperti itu. Tak seperti biasanya Alif seperti itu.
"Woi anjing. Kenapa lu?" ucap Bayu dia ngeri sendiri melihat Alif seperti itu sedangka Evan hanya memperhatikan.
Mereka bertiga sangat dekat hingga di kata Gay tapi mereka tak memperdulikan membiarkan orang-orang itu menerka-nerka tapi nyata tidak ada seorang pun yang menolak pesona ketiga biang kerok itu.
"Gw kayaknya lagi jatuh cinta." ucap Alif.
"Sama siapa?" tanya Evan
"Dhiya."
Hening sesaat.
***
Terimakasih yang sudah membaca,meninggalkan komentar dan vote dan maaf cerita ini belum sempurna❤
KAMU SEDANG MEMBACA
WHERE MY HOME? (REVISI)
Teen FictionFOLLOW DULU KARNA ADA BEBERAPA PART YANG TERKUNCI❗❗ Jangan lupa follow dan vote❤ Vote dari kalian adalah kesenangan tersendiri bagi author. ❗WARNING❗ TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA❗❗ **** Sesuatu yang rusak bukan berarti yang lainnya rusak. Jika rusak...