07

665 18 0
                                    

3 hari sejak ke pantai kemarin Dhiya menghilang,nomor nya tak bisa si hubungi rumahnya kosong dan selalu gelap bahkan Tata tidak tau Dhiya kemana.

Alif stress dia pusing harus mencari kemana lagi Dhiya,dia kehilangan arah semangat nya hilang dia putus asa.

"Dia pasti kembali."ucap Evan.

"3 hari Van,3 hari dia menghilang."

"Dia akan kembali."

Alif menghelas napas pelan menghilang sesak di dadanya melihat ke arah luar kafe melihat hujan yang semakin deras,melihat motor dan mobil yang melaju begitu kencang agar cepat sampai dirumah.

Hati nya gelisah,pikirannya kacau memikirkan perempuan itu yang hilang entah kemana.

"Kemana Dya?" ucap Alif lirih melihat ke arah luar. Sangat kelihatan seberapa sedih Alif saat ini.

Bayu melihat ke arah luar,mempertajam lagi penglihatannya, dia tidak salah liat itu benar Dhiya.

"Itu bukannya Dhiya?"

Mereka melihat ke arah luar melihat perempuan berjalan dengan menunduk sambil mengusap lengannya.

Alif langsung keluar kafe dengan cepat berlari ke arah Dhiya. "DHIYAAA DHIYAAA." teriaknya membuat sang empu berbalik kaget melihat Alif basah kuyup.

"Lo ngapain hujan hujan di Put?" tanya Dhiya.

Alif langsung memeluk Alif dengan erat,bahkan sangat erat seakan akan tidak ada hari esok. Mobil hitam berhenti di depan mereka Bayu langsung menurunkan kaca.

"Ayo masuk."ucap Evan.

Alif langsung menarik Dhiya masuk,Dhiya mengigil karna basah di tambah ac mobil. Evan yang melihat itu langsung berkata.

"Di belakang ada jaket." Alif langsung mengambil itu lalu membungkus Dhiya lalu memeluknya dengan erat memastikan bawah perempuan itu hangat.

Evan dan bayu hanya diam,mereka tau Alif khawatir pada Dhiya mereka tau Alif mungkin menyukai Dhiya mereka hanya menerka-nerka,Alif pasti akan menceritakan langsung.

Mereka sampai di depan apartemen Alif,Alif turun dengan Dhiya ngdi gendong seperti koala. "Thank's Dude"

Evan langsung melajukan mobilnya dengan cepat. Alif berjalan dengan hati-hati tidak ingin membiarkan Dhiya terbangun setelah sampai di depan kamar Alif langsung menuju kamar lalu meletakkan Dhiya dengan sangat hati-hati.

Melihat baju Dhiya sangat basah begitu pun dirinya bisa di pasti Dhiya akan sakit besok. Alif tidak punya pilihan lain lagi dirinya harus segera mengganti baju Dhiya.

Dengan segera Alif mengambil baju di lemari,lalu dengan perlahan membuk satu per satu baju Dhiya. Alif sempat menahan nya melihat Pemandangan di depan.

"shit!"

Merasa sesuatu bangun dengan cepat Alif mengganti baju Dhiya lalu menuju kamar mandi dirinya butuh air dingin sekarang. Tak lama setelahnya Alif menuju kasur melihat Dhiya begitu damai dengan tidurnya. Alif mencium kening Dhiya lalu tidur.

***
Dhiya merasa sesuatu yang berada berat di perutnya dan ketika melihat ke belakang ternyata Alif sedang memeluk dirinya? Dhiya memengang kepalanya yang sakit.

"Kenapa" tanya Alif serak

"Kepala gw sakit banget." ucap Dhiya

Alif langsung memengang kening Dhiya dan ternyata Dhiya demam.Alif langsung lompat dari kasih meninggalkan Dhiya yang tampak bingung melihat aksi Alif tadi.

Dhiya kembali merebahkan badannya tak lama kemudian Alif datang dengan air hangat di baskom. Setelah itu Alif langsung mengompes kepala Dhiya.

Dhiya memenjamkan matanya untuk mengurangi rasa sakit di kepalanya. "Kemana lo selama 3 hari ini Putri?"

Dhiya perlahan membuka matanya dan langsung bertemu dengan mata biru itu yang sedang menatapanya dengan tajam.

"Kemana lo 3 hari Putri!" tanya Alif sedikit membentak.

"Put,gw lagi sakit kenapa harus marah marah." lirih Dhiya.

"Lo marah soalnya yang di pantai itu?"

"Gak Putra,ini gak ada sangkut pautnya dengan yang kemarin."

"Terus apa?" Desak Alif.

"Lo tau gw lagi sakit kan?"tanya Dhiya
Alif mengangguk.

"Tunggu gw sembuh baru gw cerita ya?"

Alif diam menatap Dhiya lalu masuk kedalam selimut meletakkan kepalanya di perut Dhiya sambil memeluk dengan erat.

"Lo hilang 3 hari Putri,gw khawatir,gw stress,gw gila mikirin lo,lo hilang bagai di telan bumi."ucap Alif,Dhiya hanya mengelus rambut halus itu dengan lembut Alif menikmati itu.

"Nanti kalo gw udah sembuh baru gw cerita ya."balas Dhiya.

"Jangan hilang lagi,lo bisa cari gw kalo butuh sesuatu gw selalu ada Put."ucap Alif.

"Makasih yaa." balas Dhiya.

"Gw minta maaf ya." ucap Alif

"Minta maaf kenapa?"

"Kan baju lo kemarin basah terus di rumahkan gak ada pembantu jadi.."Alif mengantung ucapannya dan Dhiya menatapnya dengan bingung.

"Lo yang ganti baju gw?"tanya Dhiya

Alif langsung duduk sambil mengaruk kepalanya yang tidak gatal dengan senyum jenaka Alif menatap Dhiya.

"Sorry ya Put,gw gak ada pilihan lain." balas Alif tak enak.

Dhiya menatap Alif lalu tersenyum. "Berarti lo liat semuanyaa?"

Alif mengangguk sambil mengaruk kepalanya yang tidak gatal. "Tapi serius Put,gw cuman gantiin doang gak macem-macem." ucap Alif meyakinkan.

"Mau macem-macem juga gak papa." balas Dhiya

"Beneran?" tanya Alif semangat.

"Emang lo mau?"

"Mau."

"Gw lagi sakit." balas Dhiya.

"Gw bakalan bikin lo cepat sembuh." ucap Alif setelah itu benar apa yang di ucapkan Alif. Alif langsung membeli obat,membelikan Dhiya makanan yang enak. Setiap mendengar suara Dhiya yang kesakitan Alif selalu cepat bertindak.

***

Terimakasih yang sudah membaca,meninggalkan komentar dan vote dan maaf cerita ini belum sempurna❤

WHERE MY HOME? (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang