Dhiya baru saja sampai dirumah,saat sampai diruang tamu Dhiya melihat bunda dan ayahnya sedang bertengkar entah apa lagi yang mereka permasalahankan.Sungguh Dhiya capek melihat mereka bertengkar. Dhiya langsung kekamar mengurung diri memasang earphone dan berbaring di atas kasur sambil menahan tangis pikiran kembali ke beberapa tahun yang lalu.
Flashback off
"Yah bunda mana"? Tanya anak kecil berumur 10 tahun.
"Bunda kabur sayang" jawab sang ayah sambil mengusap kepala sang anak dengan lembut.
"Kamu jangan cari bunda lagi ya,bunda bukan bunda kandung kamu tapi ayah tetap ayah kandung kamu"
"Terus kalau bunda itu bukan ibu kandung Dhiya,terus ibu kandung siapa"?
"Ibu kandung Dhiya itu ada dijakarta adeknya mama cinta.kamu ngak pernah ketemu karena dia disana tinggal sama suami barunya.".
Dhiya langsung terdiam. Dia bingung harus apa sekarang. Dhiya adalah anak yang selalu berpikir. Makanya ketika dia ingin melakukan sesuatu dia pasti akan berpikir lama. Itu yang membuat Dhiya dewasa disaat umurnya belum cukup.
***
Sudah 18 tahun Dhiya berpura-pura kuat di depan banyak orang berpura-pura biasa saja padahal sebenarnya Dhiya adalah orang jauh dari kata itu.
Dhiya orang yang sangat tertekan ketika dia sendiri. Psikologi Dhiya mungkin sudah terngangu. Mungkin karena sudah terlalu banyak beban yang Dhiya tampung bahkan Dhiya sudah di katakan depresi karena bahkan Dhiya sudah perna hampir melakukan percobaan bunuh diri namun gagal.
"Ehmmm." Dhiya membuka mata takkala silau matahari masuk kedal kamarnya melalui sela jendela.
Ternyata sudah pagi,tak terasa Dhiya menangis sampai ketiduran mungkin terlalu lelah menangis. Dhiya bangun melihat dirinya di cermin. Muka bengkak,mata bengkak, hidung merah rambut acak-acakan.
Dhiya langsung menuju kamar mandi bersiap-siap buat sekolah,jika dia menetap dirumah maka Dhiya akan semakin tertekan. Setelah selesai Dhiya langsung keluar kamar.
"SEPI" yang mewakili rumah itu sekarang.
Dhiya menghela nafas,Dhiya langsung kemotornya dan memanasih motornya,setelah dirasa sudah Dhiya langsung melajukan motornya.
setelah sampai Dhiya memarkir motornya setelah selesai Dhiya langsung masang earphone dan berjalan kearah taman.
Dhiya duduk disalah satu bangku yang sedikit berkarat,Dhiya diam menatap lulus kedepan dengan tatapan kosong,semua kejadian dimasa lalunya berputar bagai kaset yang membuatnya ingin menangis.
"Hai." ucap canggung orang disebelahnya.
Dhiya melihat ke arah suara dan ternyata itu sosok yang tak perna dirinya liat beberapa hari ini.
Orang itu langsung mengambil tempat di samping Dhiya,melihat ke arah apa yang Dhiya liat lalu kembali melihat wajah Dhiya wajah pucat kosong,tatapan mata itu kosong.
Ingin sekali rasa dirinya bertanya ada apa? Tapi mulutnya seakan terkunci dan lebih memilih untuk menikmati wajah cantik pucat itu.
Tangan nya terangkat mengusap pelan rambut hitam panjang itu,Dhiya menutup mata menikmati sejak lalu melihat ke arah sosok itu.
"Makasih,setidaknya hari ini gw sedikit membaik."ucap Dhiya dan orang itu tetap diam.
"Gw setiap liat lo gw selalu pengen peluk lo."
Dhiya tersenyum. "Makasih yaa."
***
Terimakasih yang sudah membaca,meninggalkan komentar dan vote dan maaf cerita ini belum sempurna❤
KAMU SEDANG MEMBACA
WHERE MY HOME? (REVISI)
Teen FictionFOLLOW DULU KARNA ADA BEBERAPA PART YANG TERKUNCI❗❗ Jangan lupa follow dan vote❤ Vote dari kalian adalah kesenangan tersendiri bagi author. ❗WARNING❗ TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA❗❗ **** Sesuatu yang rusak bukan berarti yang lainnya rusak. Jika rusak...