*Don't forget to Follow and Voment*
Gadis itu!
Ucap Putra dalam hati.
"Gebetan baru nihh..." Seru Azril membuat Putra tersadar ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.Gino mendengus sebal. Ia menduga akan ada hal gila datang setelah ini.
DEGG!!
Qeyla menghentikan aktivitas makannya. Tak nyaman dengan hawa dingin di sekitar.
Ia mencium bau anyir,sangat menyengat hingga rasanya ingin muntah."Kenapa Qey?" Tanya Windy heran melihat Qeyla yang tiba tiba diam.
Qeyla memejamkan mata cantiknya. Ia berusaha setenang mungkin dan berencana pergi dari duduknya. "Qey, kenapa?! Qey..woy!" Windy mengibas kibaskan tanganya di depan wajah Qeyla ia merasa ada yang aneh pada sahabatnya itu.
Baru saja ingin pergi,langkahnya terhenti karena sahutan seseorang. "Woy!! Bidadari cantik yang pegang mangkok mau kemana?!". Seketika semua pandangan beralih menatap orang yang di maksud Azril.
Tidak tahu siapa yang berteriak namun sepertinya dirinya yang di maksud.
"Siall!!"
Qeyla terpaksa membuka matanya dan terdapat penghuni di kursi yang ia duduki tadi. Ia melihat sekilas."Win,pergi yuk!!" Ajak Qeyla pada windy.
"Tapi Qey..Lo dipanggil Az," "Buruan!!"
Tak tahu pasti apa sebabnya tapi Windy menurut saja. "Jangan tengok!!" Bentak Qeyla.
"Emang ke,"
Sekali lagi perkataann Windy terpotong karena genggaman Qeyla. Sahabatnya itu pergi meninggalkan meja. Melewati cowok yang memanggilnya dan membayar makananya.
"Eh busyyett cuma di cuekin Gue?!" Kesal Azril tak terima sikap gadis barusan.
"Kasian amat lo ! Makannya jadi orang tuh jangan PD PD bwahahaha..." Gino sibuk menertawakan si Azril. Sementara Azril menatap kesal pada Gino.
Di sisi lain Putra berusaha mencerna apa yang barusan ia lihat. Ia memang sedari tadi memperhatikan Gadis cantik itu. Ia tak percaya pada pelafalan bibir Gadis tadi.
Apa ia salah lihat kali yh?? Putra menatap kursi kosong itu. KOSONG. tapi ada apa?
🌹🌹🌹
"Qey..lo! Qey ! Tadi bel udah bunyi,kelas juga udah kelewat kita mau kemana sih?"
Kesal Windy kesekian kalinya. Sepanjang jalan sahabatnya itu menggandeng tangannya. Dirinya di buat bingung ada apa dengan Qeyla. Dia belum pernah seperti itu sebelumnya.Langkah Qeyla berhenti di taman. Windy yang mengekor di belakang mendadak berhenti.
"Qey...Kita seharusnya di kelas bukan disini, Kan waktunya pelajaran" terang Windy berharap Qeyla akan menurutinya.
"Please, lo diem dan ikut gue" perintah Qeyla.
Windy berdecak kesal sebal dengan tingkah laku Qeyla hari ini. Qeyla mendekati sebuah keran air. Ia memutarnya dan membasuh wajah cantiknya dengan air. Windy mengikuti saja apa yang dilakukan sahabatnya itu. Berharap semua amarahnya pergi mengalir bersama dengan air.
"Udah??" Tanya Qeyla. Ia duduk di bangku panjang bercat putih.
"Apanya?..owh udah"balas windy.
"Ada yang mau gue ungkapin sama lo"
Melihat raut wajah Qeyla yang serius ia segera duduk di sampingnya."Ada apa Qey? Kalo ada masalah cerita aja"
"Sebenernya ada satu hal yang harus lo tau,tapi gue bingung mau ngomong gimana,gue takut lo bakal jauhin gue setelahnya" wajah Khawatir tergambar jelas.
"Ngomong apa sih Qey, ngaco lo! Bilang aja jangan buat gue penasaran. Lagian sampe kapan pun gue ada buat lo,ngapain juga gue jauhin lo."ucap windy mencoba meyakinkan Qeyla.
Mendengar ucapan Windy Qeyla menjadi lebih siap menceritakan apa yang ia pendam selama ini. Ia sudah percaya kalau sahabatnya itu pasti bisa menjaga dan menerimanya apa adanya.
Qeyla tersenyum simpul. "Sebenernya gue itu beda dari yang lain Win," jujur Qeyla.
"Hah?! Maksud lo apa ? Gue gak paham Qey. Bisa lebih rinci?"Pinta windy bingung.
Qeyla menarik nafasnya dalam dalam.
"Lo inget waktu gue nyuruh lo pergi dari kelas? dan barusan lo ingat tentang tempat duduk di kantin?" Jelas windy pxl berusaha memancing ingatan Windy.Windy mencoba mencerna omongan Qeyla di otaknya. Seketika ia mengangguk. "Dari omongan gue tadi,apa yang lo simpulin?" Tanya Qeyla.
"Emm.." Windy berpikir keras kali ini. Sekejap matanya membulat sempurna.
"A,apa ini ada sangkut pautnya sama hantu?!""Lo bener.gue bisa merasakan bahkan melihat kehadiran mereka" jelas Qeyla.
"Lo bercanda kan Qey??.."
"Emang gue keliatan lagi bercanda?" Tanya Qeyla balik yang dijawab gelengan Windy.
"Jadi lo bisa liat mereka? Jadi beneran kalo mereka itu ada?!"
Qeyla mengangguk. "Terserah lo mau percaya atau enggak. Yang penting gue udah lega udah bilang semua ini sama lo."
Jelas Qeyla.Windy terdiam ia bingung ingin berkata apa pada Qeyla. "Gue percaya sam lo Qey, di pikir pikir lagi selama gue berteman sama lo emang lo kayak gimana..gitu" terangnya.
Qeyla tersenyum ia bersyukur kalau windy bisa menerimanya.
"Thanks," ucap Qeyla singkat.
Mendengar itu rasa takut windy hilang ia tersenyum dan merangkul sahabatnya itu. Mereka berdua pun kembali bersama menuju ke kelas.
"Eh, gue salah enggak sih kalo ini masih jamnya pak Winato?" Tanya windy cemas.
"Tenang aja ada gue!"
🌹🌹🌹
Bel pulang berbunyi. Jam menunjuk angka 02.0p siang. Sehari ini terasa panjang. Qeyla sangat lelah. Ia pun berusaha tidak mengingat kejadian di kantin. "Qey pulang bareng yuk!" Ajak windy.
Dia ingin sih..Tapi hari ini ia ada urusan. "Duluan aja. Gue harus kumpul"
"Okeh pegi dulu, jaga diri lo baik baik" ucap windy tangannya menepuk nepuk bahu Qeyla. Qeyla mengangguk. Sepeninggal sahabatnya ia segara menggendong tasnya dan pergi meninggalkan kelas.
"Bantu aku..."
"Tolong!!"
"Hihihihkhkhkhkhkhk"
"Qeyyyyyyyyylaaaaaaa------"
Suara aneh seperti itulah yang setiap hari menemani langkahnya.Hanya kedua earphone dengan musik bervolume keras menemani dirinya. Setidaknya itu bisa mengurangi rasa takut Qeyla.
Ia memasuki ruangan bercat putih. Terlihat banyak orang di sana. Ia segera melepas tas dan mengambil duduk dengan tenang. Qeyla juga aktif dalam organisasi. Ia mengikuti ekskul osis menjabat sebagai wakil ketua disana. Seminggu sekali organisasi akan mengadakan perkumpulan. Itulah alasan mengapa ia ada di sana sekarang.
Zidan yang selaku ketua osis baru menyadari kehadiran Qeyla. Cowok itu segera memulai rapat karena ia tahu Qeyla tak segan pergi jika rapat tak kunjung dimulai.
"Okey langsung saja" rapat dimulai. Membahas apa yang perlu di bahas. Jangan salah,walaupun Qeyla terkenal dingin dan mungkin egois tapi dia selalu memiliki berbagai solusi. Ia adalah pakar pemecah masalah dalam organisasi tersebut.
Selepas perkumpulan osis, Qeyla pulang dengan taksi. Sampai di rumah terlihat Angga sedang menonton televisi. "Baru pulang?" Tanya Angga. Qeyla melesat menghiraukan pertanyaan Angga. Sudah tahu jawabannya tetep aja di tanya.
"Dasar ICE PRINCESS!! "
Qeyla membaringkan tubuhnya di atas kasur. Ia cukup lelah. Perutnya lapar, tapi ia lebih memilih tidur. Ia pun terlelap dalam memasuki bunga tidur.
Kira kira gimana yh kelanjutannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mysterious Girl [Hiatus]
Teen FictionSTOP PLAGIARISME ! 🚫 Percuma Kelihatan Bijak, Ternyata Hasil Copy Paste ⚠️ WARNING: cerita belum di REVISI jadi masih banyak Typo bertebaran. Ini kisah tentang QEYLA ANDIRA TIRANI, cewek cantik berjuta rahasia. Ini juga kisah tentang ALAN FAHREZA...