*Don't forget to Follow and Voment"
Mentari pagi menyeruak menyinari ruangan bercat biru polkadot. Qeyla bangun dari tidurnya. Gadis itu merenggangkan tubuhnya. Ia meraih handuk ungu dan pergi melesat ke kamar mandi. Berharap rasa kantuknya pergi dengan mengalirkan air dingin ke seluruh tubuhnya.
"Qey..udah bangun sayang..?" Terdengar teriakan dari balik pintu kamar Qeyla.
"Udah tantee...lagi mandi.." sahut Qeyla.
"Kalo udah turun yah tante udah nyiapin sarapan buat kamu " Perintah Linda.
"Iyah Tante..." Jawab Qeyla tak kalah nyaring.
Qeyla keluar dari kamar mandi. Tubuhnya terasa segar sekali. Apa lagi bangun pagi pagi buta kayak gini menambah semangat Qeyla untuk menghirup oksigen yang masih murni.
"Tumben belum dibangunin udah bangun?" Suara seseorang dari belakang membuat Qeyla berbalik.
"Senior tumben baru nongol,kemaren kemana aja?" Tanya Qeyla pada cowok dihadapanya itu.
"Cie..nyariin kangen yah, hahahaha. Kemaren ada yang mau gue pastiin" balasnya.
"Mastiin apalagi?" Tanya Qeyla yang penasaran.
"Ada deh.."
"Soal kematian kakak?"
Kali ini tak ada sahutan hanya anggukan kecil saja yang membalas pertannyaan Qeyla. Qeyla menghembuskan nafas panjang. Ia tahu bahwa seseorang dihadapannya pasti sedang merasa jengah akan dirinya.
"Maaf . Aku belom sempet nolong senior"
Ucap Qeyla ia memperhentikkan aktivitasnya sebentar. Memilih untuk duduk disamping cowok itu.Dia biasa di panggil senior oleh Qeyla. Alasannya karena Ia memakai seragam sekolah yang keliatan usang,bahkan ada bekas darah di sana. Dugaannya sih pasti ia meninggal karena tragedi atau mungkin saja bullying. Namun Qeyla tak berpikir memberi tahu asumsinya itu.
Sudah dua tahun Senior menemaninya. Qeyla bahkan sudah terbiasa dengannya. Terkadang malah Senior melindunginya dari para sejenisnya.
Setiap pagi senior membangunkannya agar tak telat sekolah,mengajarkan materi yang tidak Qeyla pahami mungkin sewaktu hidup dia adalah siswa yang cerdas,menemaninya ngobrol kala sepi,main bareng,dan banyak lagi. Baginya Senior sudah dianggap sebagai kakak kandungnya. Gila mungkin bagi orang normal kebanyakan, Namun tidak untuk Qeyla!!
Karena dengan seperti itu rasa rindu akan Kakak laki-lakinya akan terobati.
"Jangan kayak gitu,bukan salah kamu juga kenapa harus minta maaf? Gue yang salah harusnya gue gak ngganggu kehidupan sekolah lo" Balas Senior.
"Gak ko. Senior nggak ganggu malah senior membantu banyak hal yang Qeyla nggak bisa kalo nggak ada Senior. Thanks"
Ucap Qeyla dengan senyum manisnya."Lo emang cantik"
"Makasih"
"Kalo gue masih hidup. Gue pasti jadiin lo adik atau pacar gue. Gue lindungi lo semampu yang gue bisa" Terang Senior ia mengacak ngacak puncak kepala Qeyla.
"Kayak gini ajah udah cukup buat aku Kak"
Balas Qeyla bahkan tak jarang ia memnaggil senior dengan sebutan Kakak."Lagi apa Qey?" Suara berat dan parau mengalihkan perhatian Qeyla dan Senior membuat mereka menengok ke pemilik suara.
"Lo lagi apa? " Ulang Anga.
"Gue? Lagi latian ngomong sama hantu," balas Qeyla jujur.
"Pagi pagi buta kayak gini udah Ngaco aja lu "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mysterious Girl [Hiatus]
Teen FictionSTOP PLAGIARISME ! 🚫 Percuma Kelihatan Bijak, Ternyata Hasil Copy Paste ⚠️ WARNING: cerita belum di REVISI jadi masih banyak Typo bertebaran. Ini kisah tentang QEYLA ANDIRA TIRANI, cewek cantik berjuta rahasia. Ini juga kisah tentang ALAN FAHREZA...