Diary?

300 24 4
                                    

Hari ini tanggal 16 Desember, dan itu artinya 4 hari lagi aku sidang skripsi setelah itu tanggal 22 aku pulang ke Tegal karena pada tanggal itu Mas Dharma akan mengkhitbahku.

Hari ini aku, Adhira, Mas Ido, Kak Fathur dan anak BEM lainnya mau reuni gitu- kl kata adhira sih.

Kemana? Ke Parangtritis aja katanya yg deket wkwk.

BEM KM UGM 2018/2019

AdhiraBwl
Yg cepet lu pada dandannya gue ama @Agnia15 dah lumutan nih nungguin di ruang sekre

Anda
Betul tuh, cepet! Yg cowok
Kemana semua woy!

Mas Ido
Sabar, nih pak presma masih dandan. Ya nggak @Kak Fathur

Kak Fathur
Ih paan dah, pake bawa bawa nama gue segala. Jgn percaya lg di jln nih

Ya begitulah anak BEM itu kl masalah beginian pasti dandannya lama. Jadi ngaret kan. Gak tau apa yg nungguin udh lumutan.

***

Di Parangtritis

Oke setelah nungguin sampai lumutan, akhirnya kita kita jadi jalan ke Parangtritis. Udh satu jam kita di Parangtritis.

Semua lagi pada sibuk selfie selfie ria di pantai. Aku cuma duduk aja sambil nikmatin senja.

"Nia"

"Hmm"

"Ikut kakak sebentar."

"Kemana?"

"Ikut aja, sebentar doang kok."

Oke lah aku akhirnya ngikutin kak Fathur dari belakang. Agak heran sih sebenernya, kalian masih ingat ucapanku tentang kak Fathur. Yg sikap padaku kak Fathur terlihat berbeda, Kak Fathur seperti menjauhiku.

Sekarang malah tiba tiba mendekat, ya apalagi saat aku down bulan lalu. Tapi cuma sebatas 4 hari itu, setelahnya kak Fathur menjauhi ku lagi.

Jujur saja saat ada Kak Fathur waktu itu aku merasa nyaman seperti berada di dekat kakak ku sendiri. Apalagi saat kak Fathur membelai kepalaku, aku merasa kalau kak Hafiz yang membelai kepala ku seperti saat aku menangis merindukan ayah atau bunda dahulu.

Kalian bingung ya, kak Hafiz itu siapa? Sebenernya aku punya kakak laki laki namanya  Muhammad Hafiz Restu Baladika, aku dan kak Hafiz beda 4 tahun. Semenjak ditinggal bunda aku sama Kak Hafiz ikut budhe tapi sekarang kak Hafiz sudah berkeluarga dan tinggal di Jakarta. Nah udah tau kan.

"Hey?" Ucap kak Fathur melambaikan tangan di depan wajahku. "Kok ngelamun sih kenapa?" Lanjutnya yg tak mendapat respon dariku

"Eh? Gak papa kok kak."

"Ini buat kamu." Ucap kak Fathur memberi paper bag  berwarna coklat muda.

"Apa kak?" Tanya ku saat mengambil paper bag yg kak Fathur sodorkan padaku.

"Buka aja, itu buat kamu, mungkin ini yang terakhir dariku. Kakak gak akan ganggu kamu lagi. Anggap aja setelah ini kita gak pernah ketemu."

"Why? Maksud kak Fathur apa sih?" Ucapku tak paham sampai dahi ku berkerut mencerna ucapan kak Fathur.

"Gak paham ya? Dulu kakak ingin jadi buku diary buat kamu yg selalu mendengar kan segala keluh kesahmu. Tp nyatanya kamu udh jadi milik orang lain. Kakak ingin kamu simpan diary ini, dan tulis semua yg kamu rasakan. Jadikan diary ini teman kamu." Ucap Kak Fathur, yg setelah itu melenggang pergi meninggalkan aku sendiri yg masih terdiam.

Oh iya kak Fathur memberikan aku sebuah diary seukuran buku biasa berwarna perak dan ada gambar menara Eiffel di bagian cover depan. "Sederhana tapi indah." gumamku saat melihat diary ini.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
TBC

Up tipis tipis ya

Aku cepetin aja ya. Bingung soalnya hehehe😅

Cerita ini kemungkinan part nya cuma sampai 20an. Soalnya aku bingung gimana ngembangin ceritanya.

Jangan lupa vote dan comment ya
Kutunggu saran dan kritiknya

Bye 👋

Agnia Divyanisa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang