Kecelakaan

336 26 0
                                    

Tiga tahun kemudian...

Tak terasa sudah tiga tahun berlalu. Gelar S.Farm dan Apt. sudah dua tahun lalu aku dapatkan. Aku juga sudah bekerja di BPOM Jakarta sebagai Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan.

Sibuk? Ya lumayan, kalau diceritakan gak ada habisnya.

Oh ya aku tinggal bersama keluarga kak Hafiz dirumah minimalis berlantai dua.

Dan kalian mau tau kabar adhira? Dia sekarang sudah kerja jadi staf administrasi dan pelayanan obat di Kodam IV/DIP. Dan sebentar lagi dia akan pengajuan, iya mau nikah dia sama pacarnya yg sekarang pangkatnya sertu kalau gak salah.

Ngomong² soal adhira. Hari ini dia main ke Jakarta. Kangen katanya. Jadi sekarang ini aku sedang melajukan mobilku ke sebuah kafe di pusat kota.

Hari sudah menjelang sore, tapi jalanan tidak macet dan sepertinya hujan mulai turun. Membuat suasana sangat mendukung untuk berada dalam dekapan selimut.

Aku memutar lagu yang berjudul celengan rindu milik Fiersa Besari. Yang terdengar syahdu ditelinga karena sebentar lagi aku akan memecahkan celengan rinduku pada makhluk cerewet bernama Adhira.

Melajukan mobil dengan kecepatan rata-rata , takut jika lebih cepat nanti tergelincir apalagi sedang hujan begini.

Author POV

Nia menyetir dengan santainya sembari menyanyikan lagu celengan rindu. Tiba tiba saat di sebuah persimpangan dari arah berlawanan ada sebuah truk yang hilang kendali mungkin rem nya blong.

Nia tak sadar jika di persimpangan itu ada truk yang hilang kendali. Dia tetap dengan santainya memutar kemudi ke arah itu dan Damm! Kecelakaan tak dapat dielakan.

Mobil Nia ringsek seketika. Dan tentu saja Nia tidak dalam baik baik saja, tubuhnya terpelanting ke luar. Kepala dan perutnya terkena benturan yang cukup keras. Gamis putih yang dia pakai seketika dipenuhi noda darah yang begitu banyak.

Banyak orang yang mengerumuni Nia.
Diantara kerumunan orang itu ada satu pria yang baru saja turun dari mobilnya, pria itu memakai jas putih, jas dokter pada umumnya.

Pria itu merasa penasaran dengan korban itu, dia merasa seperti mengenalnya. Belum sempat dia melihat korban, ahli medis sudah membawanya ke dalam ambulan.

Sementara itu bukan hanya Nia yang jadi korban ada 2 pengendara motor yang menjadi korban tapi tak separah Nia.

***

Nia dibawa ke rumah sakit terdekat. Keadaan Nia cukup parah Oh tidak bukan hanya cukup tapi benar benar parah. Bayangkan saja benturan di perut dan kepala itu bisa saja berakibat fatal, belum lagi luka luka di sekujur tubuhnya.

Setelah hafiz diberitahu oleh pihak rumah sakit, dia seorang diri segera ke rumah sakit. Cemas? Tentu saja kakak mana yang tidak cemas adiknya mengalami kecelakaan yang cukup parah itu.

Kini Hafiz terduduk di ruang tunggu menunggu kabar tentang adik semata wayangnya.

"Keluarga korban?" Ucap dokter yang menangani Nia.

"Saya dok"

"Mari ke ruangan saya."

Hafiz mengikuti dokter itu ke ruangannya.

---
"Jadi begini, adik anda mengalami benturan yang cukup keras di bagian perut. Sedangkan adik anda sedang haid, dan itu bisa berakibat fatal." Ucap sang dokter dengan mimik wajah yang tak bisa diartikan

"Berakibat apa dok?" Tanya hafiz, dia begitu penasaran apa yang mungkin akan dialami adiknya. Sefatal apa?

"Jika di rahimnya terjadi pendarahan, dan menggumpal itu bisa mengakibatkan kanker rahim. Itu kemungkinan terburuknya, semoga saja tidak."

Sontak saja Hafiz shock mendengar itu. Apa iya diumur 23 tahun adiknya itu harus rela tubuhnya digerogoti oleh kanker ganas?

"A..apa sefatal itu?"

"Iya, tapi ini baru kemungkinan. Dan satu lagi adik anda mungkin akan mengalami koma, dan itu belum bisa dipastikan berapa lama."

"Oh baiklah dok, saya kembali ke ruangan adik saya"

Hafiz keluar dari ruangan itu dalam keadaan shock, haruskah adiknya semenderita ini?

"Dik...dik nasibmu rupanya tak seindah nama dan wajahmu. Semoga dirimu kuat menjalani ini semua. Kakak hanya bisa berdoa untukmu." Batin Hafiz, menatap sendu adiknya yang terbaring di ranjang pesakitan itu.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

TBC

Aku up lagi hehehe.
Sebelumnya makasih buat yang masih baca cerita absurdku.

Saran kritiknya ku tunggu ya

Bye👋

Agnia Divyanisa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang