Bunyi suara hujan membangunkan Yeojoo yg baru meraih lelapnya beberapa waktu yg lalu. Dengan sedikit kesulitan yeoja itu nampak bangkit menahan rasa sakit dikepalanya. Yeojoo terduduk lemah diatas peraduannya kini seraya sedikit memberi pijatan ringan pada kepalanya yg sakit. Kemudian terlihat memandang lurus keluar jendela memperhatikan air hujan yg turun, sebelum akhirnya kembali mengarahkan pandangan keatas ranjangnya.
"bukan mimpi" desah Yeojoo pelan
Ada sesak didada Yeojoo mengingat apa yg dilewatinya adalah sesuatu yg nyata, memaksa yeoja itu bangkit dari peraduannya yg nyaman. Dengan langkah lemah diapun berjalan meninggalkan ruang hangat itu, dan berjalan kebawah hujan yg membasahi setiap bagian kota Seoul.
"dingin" bisik Yeojoo diantara gemuruh suara air yg menari disekitarnya
Yeojoo mengadahkan menatap langit, kemudian memejamkan mata menikmati dingin yg merayapi bagian tubuhnya. Dibiarkan rasa dingin itu menyebar keseluruh tubuhnya, berharap bisa menarik resah yg yeoja itu rasakan. Namun harapan tersebut sia2, karena rasa dingin justru semakin membuat hati Yeojoo kian resah. Pada akhirnya Yeojoo-pun tenggelam dalam resah itu, yg memaksa airmata jatuh membasahi kedua pipinya yg dihiasi air hujan.
"Yeojoo" suara Nyonya Son menyentak Yeojoo
Cepat Yeojoo mengatur ekspresinya, dan menoleh pada pemilik suara
"ne....omma" sahut Yeojoo dengan senyum kaku diwajahnya
"apa yg kau lakukan disana? kenapa membiarkan tubuhmu kehujanan?" Nyonya Son berdiri didekat jendela besar kamar Yeojoo
"aku ingin menikmati hujan saat pagi, karena itu ada disini. Karena kupikir mendinginkan kepala dengan air hujan sangat menyenangkan omma" sambut Yeojoo asal
"bagaimana bisa kau mengatakan itu hal menyenangkan? Tidakkah kau tahu kalau tubuhmu bisa sakit" Nyonya Son terlihat memandang cemas Yeojoo
"bukankah itu lebih baik omma, karena kupikir rasa sakit dihatiku bisa sedikit tersingkirkan jika bagian tubuhku yg lain merasakan sakit" balas Yeojoo dalam hati
Nyonya Son yg tak mendengar itu hanya mendapati senyum kaku yg masih Yeojoo kembangkan. Menghadirkan jutaan rasa cemas yg menyelimuti hatinya karena sikap sang menantu.
"ayo cepat masuk dan bersihkan dirimu" ucap Nyonya Son pada Yeojoo
"aku akan berada disini sebentar lagi, setelah itu aku akan membersihkan diriku" Yeojoo menolak dengan halus
"tapi..."
"omma...aku akan baik2 saja, omma jangan terlalu khawatir" potong Yeojoo segera tak ingin Nyonya Son mengurai kekhawatiranya
Nyonya Son membalas dengan menghela nafas berat, karena tak mampu membalas ucapan Yeojoo padanya
"araso...kau bisa berada dibawah hujan sebentar lagi, tapi ingat segera bersihkan dirimu setelah kau selesai menikmati waktu dibawah hujan. Gunakan air hangat untuk berendam, dan siram kepalamu dengan bersih. Omma akan meminta ahjumma menyediahkan teh hangat untuk membantumu menghilangkan rasa dingin" urai Nyonya Son
"ne" sahut Yeojoo singkat
Nyonya Son tersenyum mendengar itu, membuat Yeojoo terpaksa menahan senyum diwajahnya lebih lama. Hingga kemudian senyum itupun memudar, saat Nyonya Son beranjak dari hadapannya tanpa mengurai apapun lagi.
"bagaimana aku bisa melepaskanmu Hyunwoo? bagaimana bisa aku memilih jalan keluar yg kau beri? Semua yg kau hadirkan benar2 membuatku nyaman ada disisimu, jadi bagaimana bisa aku pergi dan meninggalkan semua itu? keluargamu, cintamu, dan juga kehangatan yg selama ini kuterima, bagaimana bisa aku melepaskan itu? bagaimana bisa aku melepasnya?" bisik Yeojoo lemah bersama airmata yg kembali membasahi pipinya
![](https://img.wattpad.com/cover/206559315-288-k270730.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
In Time ::END:: ✔
أدب الهواةWhen I feel that The memories are foolish When I think about feeling those moments As they become happiness I bite my lower lips And wrote down the emotions in many notebooks In time, time please stop So I can see that beautiful light In time, so in...