3. Dia Benci Cewek Genit

1K 54 4
                                    

"Tora sayang, Rani galau, kasihlah comedy di kehidupan Rani yang galau ni!"

Ya ampun, kawan kelas gue yang satu ini betul betul genit sama cowok cowok di kelas gue. Iya sih bodynya oke sama mukanya oke, tapi tingkahnya itu. Membuat aki-aki sama nini-nini ngucap!

"Apa Rani sayang? Aa' akan buat hidup Rani lebih gelap nanti."

"Apa maksudnya tu? Kalian masih kecil udah gelap-gelappan!" ujar Yudi yang mesumnya setingkat sama dengan Tora.

"Kampret, gue bercanda aja kali."

Rani hanya ketawa-ketiwi gak jelas. Enaknya kalau pede gitu dan dekat sama cowok. Lah gue? Sama cowok aja malu-malu, maksudnya malu-maluin. Gak lah, masa gue malu-maluin!

Akhirnya Bu Reni masuk ke kelas dan membuat suana kelas menjadi damai. Bu Reni adalah satu guru terlangka yang pernah ada, bagaimana tidak ibu itu adalah guru matematika yang seharusnya menjelaskannya dengan cara coret mencoret di papan tulis. Tetapi dia hanya menerangkannya tanpa menulis di papan tulis, maksudnya itu secara lisan. Apa ibu itu gak tau? Yang di ajarkannya MATEMATIKA bukan BAHASA INDONESIA!

"Jadi anak-anak, logaritma 10 ditambah logaritma 8..." terang Bu Reni yang membuat gue hampir putus asa dengan kehidupan.

Selesai menerangkan Bu Reni memberi tugas dan membagi kelompok, bisa dibilang belajar bersama.

Gue mendapat anggota kelompok yang lumayan rame, karena ada Rani si kembang kelas.

Awal belajar kelompok rasanya damai dan sejuk. Tetapi setelah negara api menyerang, eh gak deng maksudnya setelah Rani beraksi menggoda para pria. Jujur, gue jadi gak fokus buat belajar. Kerjanya ngakak mulu.

"Fino, gue jatuh cinta sama lo pas pandangan pertama." ujar Rani dengan suara dimanjakan.

Fino hanya mendiamkan Rani, dan membuat Rani bersemangat untuk menggodanya. Cewek yang agresif.

"Janganlah didiamkan Rani, No.
Lihatlah mata Rani yang hanya menatap Fino aja. Jangan tatap buku yang gak pernah mikirkan Fino sama sekali."

Fino melirik ke Rani dan menghela nafas."Gue mau belajar, Ni. Nanti kalau gue lagi nyantai, lo boleh bercanda ya."

Dan membuat Rani tersenyum bahagia. Jangan bilang Rani betul betul suka dengan Fino si pria yang cuek bingit.

"Lo suka sama Fino, Ni?" tanya Cia pada Rani.

"Gak, emang kenapa?"

"Gak ada, gak ada."

Lah kenapa jadi kaku gini situasinya? Eh kayanya Rani gak pernah deh ngegoda Roy, jangan-jangan sebenarnya Rani suka sama Roy, dia malu ngegoda Roy, intinya dia jaga image.

"Ran, lo kok gak pernah ngegoda Roy ya?"

Rani langsung menatap gue horor."Lo mau ngeliat gue ngegoda Roy?"

Eh jangan bilang kalau Roy jawabnya lebih parah daripada Rani? Bukannya mereka pasangan yang best?

"Roy, nyanyikan lagu untuk Rani yang so sweet ya."

Roy melihat Rani dengan tatapan jijik."Sumpah jijik gue dengarnya."
Anjir, kampret, semua bahasa gue keluarin deh. Ngeliat sifat Roy yang agak gimana gitu buat gue merasa bahwa dia cowok gak punya hati. Seharusnya dia gak usah gitu banget, dia ngatain gitu sama cewek? Hatinya dimanaaaa!

Rani langsung terdiam dan menatap gue seolah-olah matanya berkata 'udah-tau-kan-sifat-roy-gimana' dan gue membalas dengan anggukan.
Cowok itu berbahaya.

"Kok dia kayak gitu?" tanya gue tetapi Rani hanya mengangkat bahunya.

"Dulu gue pernah ngegoda dia, dan jawabannya kayak gitu juga. Gue kurang suka sama pandangannya, seolah dia menatap gue jijik banget. Bukan seolah si, tapi dia emang natap gue jijik."

Jujur, gue kasihan sama Rani, niatnya bercanda malah diginiin. Masih mending si Fino yang jawabannya santai.

Tapi kenapa dia kayak gitu? Apa dia benci cewek genit? Tapi kan cewek yang deket sama dia rata-rata cewek genit? Atau hanya sama Rani aja? Ini benar-benar membuat daku bingung.

Dan hari ini yang gue tau tentang Roy adalah dia benci cewek genit-kayaknya.

***

Assalamualaikum! jangan lupa vote dan komennyaaa yaaa. Terimakasih yang sudah vote, komen, dan bacaaaaa. I love youuu☆〜(ゝ。∂)

Clumsy BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang