lunette

1.4K 152 5
                                    


Hay 👋👀😳





---------------------ENJOY--------------------


Namjoon memang mempesona. Seokjin tak berhenti memuji lelaki itu. Dia duduk sendiri di bawah pohon rindang yang mulai menguning. Namjoon disana sedang bermain basket bersama para alpha lain.

Semburat merah di pipi Seokjin tak mampu mengalahkan gurat pink dan jingga di cakrawala. Hari sudah sore, dia masih menunggu Namjoon selesai bermain. Walau ujung nya Seokjin harus pulang sendiri karena alpha nya tidak mau bersama.

Seokjin lihat seorang gadis dengan rambut pendek bergelombang membawa sebotol air menuju lapangan. Para alpha sedang istirahat, dan dia memberikan sebotol air itu kepada Namjoon. Seokjin sedikit tercubit, saat sang alpha mengerling padanya semanis madu.

Kalau bisa ia juga ingin di lihat seperti itu dibanding tatapan benci yang selalu alpha itu berikan pada Seokjin. Sebotol air dalam genggaman berakhir sia-sia. Seokjin menatapi botol itu dengan tatapan kecewa. Harus nya tadi ia langsung saja berlari menuju Namjoon tanpa harus berpikir. Nyata nya dia ke duluan.

Seokjin berumur delapan belas tahun saat mengetahui kalau mate nya adalah seorang super alpha. Dan Namjoon saat itu berumur tujuh belas tahun, lebih muda satu angka dengan Seokjin. Sejak hari dimana wangi kayu manis dapat ia cium, sejak saat itu pula pembullyan semakin meningkat.

Sejujurnya Seokjin juga benci jadi seorang omega male. Dia berandai bagaimana rasanya jadi seorang omega biasa. Apakah–

–apakah Namjoon akan menatap nya seperti gadis itu?.

Dia kembali fokus, menatapi Namjoon seperti seorang stalker. Namun disaat bersamaan mata nya bertemu dengan tatapan tajam milik Namjoon. Seokjin menciut, seperti nya alpha nya di liputi kemarahan. Oh, Seokjin lupa. Alpha nya bahkan selalu terlihat marah saat bersama nya.

Seokjin kira permainan akan kembali berlanjut, ternyata bubar. Para Alpha itu sudah kembali menyibukkan diri masing-masing termasuk Namjoon. Gadis rambut gelombang itu masih berdiri disamping nya dengan wajah yang Seokjin harus akui pantas untuk bersanding dengan sang super Alpha.

Seokjin ikut berdiri saat dilihat Namjoon dan si gadis akan pergi meninggalkan lapangan. Kalau bisa Seokjin ingin ikut pulang. Uang jajan nya sudah habis untuk keperluan mengikuti Namjoon. Dia berlari nyaris terjatuh karena kaki nya sempat tergelincir tali sepatu sendiri. Punggung kokoh itu semakin dekat ketika Seokjin akan menepuk nya dengan tangan.

Namjoon berbalik dengan wajah mengetat. "Sudah ku bilangkan jangan mengikuti ku!!" suara alpha nya membuat Seokjin terpaku. Bukan hanya Seokjin, ternyata gadis itu juga bergetar takut.

"T-ttapi a- aku, mau ikut pulang bersama dengan Namjoon"

"Kau sudah tau jawaban nya"

Dingin sekali, rasanya seperti di hunus belati. Seokjin menatapi punggung Namjoon yang semakin jauh. Harusnya dia tahu memang akan seperti ini akhirnya. Selalu saja berakhir seperti ini tatapan dingin itu Seokjin terima. Dan dia pun tahu rasanya masih sama seperti sebelumnya.

-----------------MOONBOW-------------

The Trilogy : MOONBOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang