Ala Rasi

968 142 6
                                    


Hae, aku janji update hari ini











Seokjin meringis perih. Berguling ke kiri karena sakit nya terasa berdenyut. Seragam sekolah nya terkoyak saat tadi bertukar dengan Mirry. Seokjin menangis, dia terlihat mengenaskan. Perban di perut kanan nampak nya tak mampu menahan rembesan darah.

Kain putih itu terlihat bercampur dengan darah Seokjin. Dia butuh perban baru yang lebih bersih. Seokjin rasa perutnya harus dijahit. Tapi di dunia nya tak ada yang namanya jahit menjahit, operasi oleh kaum manusia ditiadakan. Tetua Pack mengecam keras kebijakan itu sebab beliau pikir kaum Werewolf bisa menyembuhkan diri sendiri tanpa harus tersentuh pisau bedah.

Kalau begini keadaanya apa masih saja dikecam. Seokjin butuh perawatan intensif dari seorang dokter. Ringisan Seokjin belum mau berhenti. Pipi gemuk Seokjin memerah dengan aliran air mata. Seokjin mulai merengek sambil terisak, disini sepi dia tidak perlu takut orang lain akan mendengar kesedihan nya.

Lengan Seokjin mengucek mata layaknya anak kecil. Kalau ada kalimat lain selain 'sakit' Seokjin akan meneriakan nya sekarang juga. Sampai suara berat mengalun dari ranjang samping yang tertutup tirai abu.

"kau pria tapi kenapa cengeng sekali" celetuk nya. Seokjin berjengit kecil saat sadar aroma kayu manis sudah melingkupi ruang kesehatan ini. Oh, dia tahu dengan jelas siapa Alpha di ranjang sebelah. 

Sepintas ringisan Seokjin terlupakan sebab rasa heran yang melanda dirinya. Untuk apa Namjoon kemari?

"Kau–

–kenapa,,,"

Tirai abu itu disibak. Seokjin berjengit lagi dengan bahu terguncang karena habis menangis. Disana Namjoon topless, tidak pakai baju atau kemeja atau satu benang pun. Pipi Seokjin semakin merah, saat otot-otot itu terperangkap oleh mata nya. Dia dengar dengusan kesal dari Namjoon tampak jelas pria itu menahan amarah nya setengah mati. 

"ck, harus nya kalau kau tidak bisa bertarung bolos kelas saja" Namjoon bangkit dari ranjang. Seokjin bisa lihat luka cakaran yang sama seperti di perutnya.

Seokjin jadi tahu kenapa Alpha nya bisa disini, "Maafkan aku kalau merepotkan mu"

Namjoon diam, menatap Seokjin yang sibuk dengan rasa bersalah. Akhirnya dia mendengus dan mendekati Seokjin. Ripped Jeans ia tarik agar kaki nya bisa ditekuk.

"Angkat lengan mu!!"

"Ne??"

"Untuk apa?"

"Ck, ikuti saja kata ku!"

"M-maaf"

Dengan begitu Seokjin mengangkat lengan nya tinggi-tinggi. Luka berbalut perban jadi terekspos sempurna. Seokjin meringis saat otot lengan nya dibuat bergerak, luka robek itu jadi ikut tergesek perban. Namjoon melirik wajah merah dan bengkak Seokjin. Pantas saja pelipis nya terasa sakit walau tidak ada luka. Ia mendapati pelipis Seokjin tergores cukup banyak.

Namjoon menghela nafas, jari-jari nya dibiarkan bekerja melucuti satu persatu lilitan perban Seokjin. Sang Omega nyaris saja berteriak kala jari telunjuk Namjoon menekan luka mengaga milik nya. Manik Seokjin melirik apa yang kira nya Alpha itu lakukan.

Sampai ia berjengit saat merasakan lidah kasar menyentuh luka nya. Namjoon menyembuhkan luka Seokjin. Demi dewi bulan Seokjin nyaris melonjak girang. Jantung nya terasa berdebar-debar, seperti mau loncat keluar.

Perlahan rasa sakit nya memang reda dan Seokjin bersyukur Namjoon mau membantunya. Alpha itu belum juga selesai dari kegiatan nya, Seokjin sedikit heran tapi dia tak mau mengganggu Namjoon. Yang ada dia akan di marahi seperti sebelum nya.

"Lain kali berusahalah untuk tidak merepotkan ku!" Namjoon berdiri canggung. Dia sempat terdiam sejenak sambil menatapi Seokjin. Selepas itu Namjoon lekas pergi kala seorang gadis memanggilnya dari luar pintu ruang kesehatan. Seokjin jelas tahu siapa dia, tapi ia hanya bisa diam saat punggung Namjoon yang tertangkap mata nya.

Suara dari balik pintu membuat Seokjin merasa kecewa. Seperti nya Namjoon memang tidak betah berdekatan dengan nya. Kabar baik nya Seokjin merasa sedikit lebih baik ketimbang tadi, dia menghela nafas kemudian berdiri untuk mencari tempat perban disimpan.

Kalau Seokjin pikir, Namjoon tidaklah sejahat yang ia kira. Mungkin Alpha itu hanya tidak bisa menerima takdirnya bersama Seokjin. Hampir sama dengan Seokjin yang menyayangkan statusnya sebagai Omega.

---------------MOONBOW---------------

The Trilogy : MOONBOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang