–ENJOY–
Seokjin mematut dirinya pada cermin ukuran sedang di dalam kamar nya. Musim gugur sebentar lagi datang tapi tidak mengurangi sisa-sisa musim panas. Pun harus nya Seokjin masih mengenakan seragam musim panas nya. Tapi luka-luka kecil sisa pertarungan dengan Hyori membuat Seokjin harus mengenakan seragam musim dingin nya.
"Lagipula aku mana punya seragam musim panas" gumam kecil nya mengakhiri acara mematut diri di hadapan cermin. Seokjin menyambar tas nya di atas kursi meja belajar. Dia siap untuk berangkat sekolah.
–MOONBOW–
Gerbang besar itu terbuka lebar, Seokjin tak lupa memperhatikan murid-murid lain. Di antara perhatian nya Seokjin jelas menunggu Namjoon datang dengan mobil hitam nya seperti biasa. Manik nya tak lepas memperhatikan setiap mobil hitam yang lewat beserta orang yang keluar dari dalam mobil tersebut.
Seokjin memutus untuk berdiri sebentar. Tiap tatapan kesal yang terlontar untuk Seokjin tak pernah masuk kedalam hati nya. Mungkin dulu iya, tapi sekarang tidak lagi. Seokjin telah terbiasa, hidup di antara makian. Sampai mobil hitam yang ke sepuluh melewati gerbang dan menarik perhatian Seokjin. Dia jelas tahu kalau Namjoon lah yang ada di dalam bersama gadis kemarin tentu saja.
Seokjin merasa sedih tentu nya, tapi ia tak boleh lupa kalau super Alpha seperti Namjoon punya hak untuk bisa memiliki banyak Omega. Seokjin menguntai jemari nya, memilin kuat-kuat karena merasa gugup walau hanya akan menatap Namjoon. Tidak sedikit yang sengaja melewati Seokjin tapi dengan sindiran yang menusuk.
Seokjin menunduk sebentar saat telinga nya mendengar seseorang berkata pada nya kalau usaha Seokjin untuk mendekati Namjoon adalah sia-sia. Dia jelas tahu, Seokjin jelas sadar Namjoon tidak akan pernah jatuh untuk nya. Tapi Seokjin adalah Mate Namjoon kan, jadi dia tak perlu takut Alpha itu akan me–reject nya.
Seokjin masih berdiri di dekat deretan pot bunga. Menatap Namjoon yang membanting pintu mobil sambil menekan tombol sensor di kunci mobil nya. Seokjin spontan tersenyum cerah, Namjoon terlihat tampan seperti biasa. Ia berlari terburu-buru mengikuti Namjoon menuju pintu utama sekolah.
Senyum nya luntur perlahan saat Namjoon menarik pinggang si gadis untuk berjalan bersama. Seokjin meringis kecil walau kaki nya masih semangat mengikuti Namjoon. Ya, Seokjin biasa merasakan nya, rasa tersengat kecil di relung hati.
Seokjin memfokuskan mata nya pada punggung lebar Namjoon di antara keramaian para murid sampai ia tak lihat dua orang jahil di ujung pintu. Kaki nya tersandung tali putih yang melintang di pintu utama. Seokjin jatuh tersungkur dan menghantam lantai marmer. Gelak tawa memenuhi lobi tersebut. Seokjin mendongak seraya membersihkan tapak tangan nya dari pasir kasar. Di waktu seperti ini Seokjin masih melihat Namjoon di ujung sana. Meringis sedih menatap lutut nya yang terluka, tak sengaja sepasang netra nya berada di satu garis lurus dengan Namjoon.
Pipi nya lantas memerah malu, saat mata itu menatap nya dingin. Suara tertawa masih mengalun, Seokjin mencoba bangkit berdiri.
"Nam–"
BYUURR
Ia tersentak menatap air berwarna keruh menetes dari ujung rambut nya. Bau amis ikan tercium semerbak memenuhi lobi.
Seokjin tidak punya seragam lagi.
Lengan seragam panjang di remat kuat. Wajah-wajah mengejek membuat Seokjin nyaris menangis. Sepasang mata nya membola saat mengingat Namjoon masih disana. Ia menoleh mencari keberadaan Namjoon. Tapi nihil pria itu sudah pergi. Seokjin menelan kecewa yang menusuk jantung.
Ia mundur pelan-pelan saat semua murid mulai melontar penghakiman pada diri nya. Seokjin menangis takut, dia berlari sejauh mungkin. Sesekali menoleh kebelakang takut seseorang mengejarnya dan menyeret nya kembali kedalam.
Seperti dulu.
Seperti pukulan pertama yang Seokjin terima.
Entah kemana Seokjin akan berlari. Ia tak perduli pada siapa pun yang menatap nya jijik. Menerobos hutan pinus yang sepi. Mencari perlindungan kepada alam, bersembunyi di bawah payung hutan.
Seokjin tidak pernah berharap atau menginginkan hidup nya berakhir. Seokjin hanya meminta pada siapa pun yang bisa mengabulkan. Tolong buat dia bahagia walau hanya sekejap mata atau hanya ilusi buatan. Karena setidak nya Seokjin pernah merasakan bahagia yang tak terbendung dan membuncah kuat.
----------------------MOONBOW---------------------

KAMU SEDANG MEMBACA
The Trilogy : MOONBOW
FanfictionKim Seokjin nama nya, pria manis dengan pipi gembul yang berona merah seperti musim semi. Dia mensyukuri hidup ketika itu hanya dengan bersama Namjoon, mate nya yang super Alpha. Menjadi berbeda memang menyakitkan. Penolakan mendera dari segala ara...