"Hei, Hwang Soo Bi. Kenapa kau diam saja dari tadi? Aku merasa seperti sedang mengajari batu." Protes Jungkook pada gadis berkacamata yang hanya sibuk mengerjakan soal yang diberi oleh Jungkook.
"Coba kau bayangkan jika tiba-tiba kau di kiss oleh orang yang menjadi partner belajarmu! Pasti kau akan merasa canggung." Balas Soo Bi lalu ia pun menggeser tubuhnya untuk menjaga jaraknya dengan Jungkook.
Pria itu hanya diam. Tak biasanya Jungkook bersikap seperti ini, dan itu yang membuat Soo Bi terheran-heran. Sesekali ia melirik kearah pria itu. Mata mereka saling bertemu, dan Soo Bi pun cepat-cepat mengalihkan pandangannya keluar jendela yang ada di ruang tamu.
"Kenapa malah mengalihkan pandanganmu?" Ucap pria itu tiba-tiba.
"Ak-aku hanya..." Soo Bi pun melirik sana-sini untuk mencari sesuatu yang dapat dijadikan alasan. "Itu, aku hanya melihat yang ada di belakangmu." Ucapnya sambil menunjuk kearah belakang Jungkook.
Pria itu menoleh kebelakang, "Apa?" Ucapnya heran karena ia tak melihat apa-apa selain jam kuno berukuran besar.
Soo Bi pun langsung mengatupkan bibirnya saking malunya. Lalu ia pun cepat-cepat kembali pada posisinya.
Hening. Cukup lama.
"Soo Bi, apa kau harus seperti itu hanya karena ke—"
"Jangan kau bicarakan lagi."
"Wae?"
"Aku hanya tidak ingin kau membicarakan itu."
Jungkook terdiam. Lagi.
"Mianhae. Pasti kau sangat tidak suka." Ucapan Jungkook membuat Soo Bi tak enak.
"Bukannya aku tidak suka. Hanya saja..." Soo Bi benar-benar bingung harus menjelaskannya bagaimana.
"Kau terlihat sangat bingung. Tak usah kau jelaskan."
"Seharusnya kau jangan berbuat seperti itu. Siapa yang kau ikuti sehingga berani seperti itu padaku? Apa kau juga seperti itu saat di Wonderland?"
Jungkook mengedipkan matanya beberapa kali. "Tidak, aku hanya melakukan seperti gambar yang dapat bergerak dan bersuara yang ada di benda pipih milikmu." Ucapnya seraya menunjukkan ukuran yang ia maksud dengan kedua tangannya. Ukurannya seperti laptop miliknya.
"Dan benda itu keren sekali, bisa dilipat. Namanya apa?"
Soo Bi melongo, "Itu laptopku, kapan kau menggunakannya?"
"Em.. beberapa hari yang lalu. Tadi apa namanya?" Ucapnya tanpa dosa.
"Kau lihat apa sampai kau melakukan itu?!"
"Aku hanya melakukan apa yang dilakukan oleh laki-laki. Dalam gambar yang bisa bergerak itu menceritakan perempuan menangis, laki-laki itu menciumnya sehingga perempuan itu tak menangis lagi." Ucapnya polos.
Awalnya Soo Bi memang ingin menghajarnya, tapi ia hanya merespon dengan senyum lebar. Jungkook mengernyikkan alisnya. "Apa perlakuanku benar?"
"Kukira kau sudah berubah menjadi dingin. Ternyata kau masih tetap polos." Ucap Soo Bi lega.
Jungkook ber-oh ria tanda mengerti.
"Omong-omong, hal yang seperti itu memangnya dapat membuatmu menjadi canggung?"
Soo Bi menari nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya pelahan, "Jadi begini, hal yang seperti itu hanya boleh dilakukan oleh orang yang saling mencintai dan saling menyukai. Lebih tepatnya kalau mereka sudah memiliki status sebagai sepasang kekasih." Soo Bi menjelaskan dengan pelan-pelan.
Jungkook hanya menganggukkan kepala tanda mengerti.
"Apa kau menganggukkan kepalamu berarti kau benar-benar mengerti?" Tanya Soo Bi ragu.
"Kali ini aku benar-benar tahu. Saling menyukai atau mencintai berarti seperti apa ya?"
Soo Bi menundukkan kepalanya tanda pegal. "Hal seperti itu tak bisa dijelaskan dengan kata-kata atau logika."
"Jadi?"
Soo Bi pun menyentuh dada Jungkook tepat pada tengahnya dengan jari telunjuknya, "Disini, hanya perasaan yang bisa." Ucapnya seraya tersenyum pada Jungkook.
Seketika wajah pria itu menjadi merah layaknya tomat. "Ah, kenapa detak jantungnya jadi cepat lagi?"
"Hei, wajahmu merah." Ucap Soo Bi seraya menunjuk wajah Jungkook.
"Apa kau tak mendengarkan apa yang kukatakan?"
"Ah? Apa ?"
"Lagi-lagi jantungku berdegup kencang. Apa tak kedengaran?"
Soo Bi hanya diam.
"Lama-lama kau juga akan tahu." Ucap Soo Bi singkat.
"Yang pasti ini gara-gara kau. Setiap kali aku disentuh olehmu pasti seperti ini. Apa aku alergi denganmu?"
"Kau pikir aku ini kuman apa!?" Amuk Soo Bi.
"Aku hanya bercanda." Ucapnya seraya tersenyum.
"Omong-omong, apa kemarin kau tak merasakan apa-apa saat menciumku?" Soo Bi pun penasaran akan perasaan orang ini.
"Hm..." Jungkook perpikir seraya menatap langit-langit dalam ruang tamu itu. "Aku hanya merasa senang saja, entah kenapa. Mungkin karena aku dapat mencuri first kiss-mu."
"Hah? Kau tahu tentang first kiss?" Soo Bi terlihat shock.
"Tentu saja."
"Berari penjelasanku tadi sia-sia?"
"Tidak juga, lumayan untuk menambah wawasan." Ucapnya cengar-cengir. "Tapi jujur saja, aku benar-benar tak tahu tentang perasaan saling mencintai atau saling menyukai." Lanjutnya.
"Kenapa kau tak bertanya saja pada orang tuamu?" Ucap Soo Bi ketus.
"Kapan-kapan sajalah." Ucapnya lalu membaringkan tubuhnya ke lantai.
"Hei, kau jangan tidur saja! Koreksi soal yang kukerjakan ini." Ucap Soo Bi sambil melempari buku ke arah Jungkook.
"Aku sibuk." Gerutunya lalu membalikkan tubuhnya sehingga membelakangi Soo Bi.
Soo Bi berdecak, bibirnya mengerucut tanda marah. Jungkook menolehkan kepalanya kearah Soo Bi. Senyum pun mengembang dibibirnya.
"Kau terlihat imut kalau seperti itu."
"Jangan mengajakku bicara." Soo Bi masih mengamuk.
Jungkook pun bangkit lalu menhampiri Soo Bi dan ia mulai mencubit kedua pipi Soo Bi yang mulus itu.
"Aw, apa yang kau lakukan?" Soo Bi melepaskan tangan Jungkook dengan susah payah.
"Aku harap kau tetap seperti ini." Ucap Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOOK LIKE ALICE IN WONDERLAND (Jungkook FF)
RandomKeajaiban dari seorang pria kelinci? Yang benar saja.