Sesampainya di rumah Jihan pun langsung memasuki kamarnya dan mengunci kamarnya, agar tidak ada seseorang yang masuk kedalam kamarnya.
Jihan diam dan menggigit bibirnya. Ia sudah tidak bisa menahan air matanya, Jihan mulai menangis terisak.
Tangisannya semakin menjadi-jadi, ia pun menekukkan kedua kakinya dengan kepalanya yang menunduk.
Air matanya terus-menerus keluar dan tidak henti-hentinya ia terisak.
Sementara dengan Jaehyun, ia masih diam dalam posisi yang sama. Bahkan setelah Jihan pergi dua puluh menit yang lalu.
Semua perkataan yang Jihan ucapkan masih teringat. Begitupun ekspresi Jihan saat meluapkan segala amarahnya.
Semuanya masih teringat jelas sekali, Jaehyun tidak menyangka kalau Jihan bakalan seperti ini.
Jaehyun menatap cincin yang Jihan letakkan di atas meja. Cincin yang sengaja dilepasnya.
Jaehyun yang melihatnya hanya tersenyum dengan miris, dan ia pun tidak menyadari bahwa air matanya sudah mengalir dengan bebas.
Sesampainya di rumah Jihan, ia pun langsung mengetuk pintu rumah Jihan dengan keras.Tetapi tidak ada satu pun orang yang membukakan pintunya, entah itu di sengaja atau tidak.
Jaehyun terus mengetuk pintu rumahnya dengan keras.
"Jihan, aku mohon kamu keluar dulu"
Suara Jaehyun hampir saja tidak keluar saat memanggil nama Jihan. Tangannya pun tak sekuat saat ia mengetuk pintu. Tenaganya seolah terkuras habis.
"Jihan" lirih Jaehyun seraya menundukkan kepalanya. Sementara tangannya yang masih di tempelkan Ke arah pintu. Ia masih berharap pintu itu terbuka.
Tapi nihil, pintu itu sama sekali tidak terbuka.
"Jihan aku mohon kamu jangan kayak begini" lirih Jaehyun dengan mata yang berkaca-kaca.
Tidak mau menyerah begitu saja, Jaehyun pun tetap mengetuk pintu rumah Jihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Hidup [ Jaehyun ]
Fanfictioncari yang nyaman bisa dimana aja, tapi kalo nyari yang satu frekuensi itu susah. jadi harus lebih selektif lagi dalam memilih teman, apalagi buat teman hidup. - t e m a n h i d u p - chocoreoxx, 2019 [ note : bahasa non baku ]