Luce Routen.
Jika bertanya pada penduduk desa bibury nama tersebut mungkin ini yang akan muncul dalam otak mereka .
Manis .
Mungil .
Bengal .
Dan
Licik .
Amat sangat licik .
Bocah bengal yang licik .
Dia, amat menyukai uang.
Tidak ia bukan perempuan matre .
Ia bahkan pemuda .
Hidup jaman perdeshh itu butuh otak licik oy
Itu jawab bocah luc tersebut.
Seperti sekarang.
Kepala desa memanggil bocah tersebut agar mau untuk mengantarkan buku ke perpustakaan dekat istana yang memang amat jauh butuh dua hari di tempuh dengan jalan kaki .
Yeah desanya bahkan belum mempunyai satupun kuda .
Desa bibury memang amat terpencil dan mungkin tak pernah ada yang tahu desanya ini .
Luce. Ah panggil saja luc.
Luce terlalu panjang . Begitu katanya .
Yeah bocah yang banyak permintaan.
Banyak tingkah .
Petakilan .
"Ayolah luc, tak ada yang tahu jalan untuk sampai ke perpustakaan dekat istana . Hanya kau".
Kepala desa jengah! .
Bahkan luc hanya tetap pada kegiatannya.
Memakan makanan mewah .
Daging sapi . Ayam . Dengan teh yang ia tahu mahal .
Tentu saja itu lebih menggiurkan mengingat luc jarang memakan hal tersebut.
Keluarganya terlalu tidak mampu .
Apa yang diharapkan?
Bahkan desanya pun serba kekurangan .
"Aku akan memberi imbalan".
Luc sontak berhenti mengunyah setelah mendengar kata imbalan .
Namun kembali acuh .
Oh tuhan!
Sungguh. Kepala desa sudah amat jengkel.
Luce . Licik . Suka sekali dengan ua---
"Dua kali lipat".
Luc tersenyum kecil lalu mengusap kasar bibirnya yang memang cara makan yang cukup bar-bar.
Ia lapar .
"Tiga".
Kepala desa menghela nafasnya kasar .
Bocah licik!
"Dua setengah".
Luc menggelengkan kepalanya dua kali "em em . Empat atau tidak sama sekali".
KAMU SEDANG MEMBACA
The king Of Algarash (BOYXBOY)
Short StoryLuce Routen pemuda desa yang sialnya amat licik . "Menikahlah dengan orang yang tulus,hati yang tulus juga cinta yang tulus,yang mulia". Albert Valdimirogh Raja angkuh, tegas . Begitu kejam . "Tulus seperti apa yang kau maksud,Luce Routen".