2. Membagi waktu

703 125 14
                                    

Hari ini terjadi lagi. Kebetulan sudah terlihat jika Wendy sibuk berdiri di samping pintu mobilnya.

Toktoktok!! Kaca mobil di ketuk beberapa kali sampai Wendy bergerak berbalik ke arah mobil.

Ia memasukkan HP-nya ke dalam jaket dengan tangan satu lagi yang membuka pintu mobil.

" Sudah?"

" Mhh. Tolong sweeter ku." Kata Irene yang menjepit pita rambutnya sambil melihat penampilannya di kaca mobil. Wendy memasukkan sedikit badannya ke dalam mobil. Meraih sweeter Irene di kursi belakang.

" Ayo...." Ajak Wendy yang mendorong pelan punggung Irene agar berjalan duluan di depannya.

" Nanti aku jalan dengan Seulgi."

Wendy mengangguk. Irene berjalan pelan sambil menatap dongak pria itu di sebelahnya.

" Waktumu?" Tanya Irene. Wendy menatap dirinya. Memberikan pandangan terhangat untuk Irene. Ia bahkan berhenti berjalan dan saling berhadapan. Beberapa orang yang lalu lalang langsung tersenyum malu melewati Wenrene yang malah berhenti di tengah jalan. Segan untuk lewat karena takut melting.

" Kau pergi saja. Lagian aku juga mempunyai waktu dengannya."

" Jam 5 aku selesai." Ujar Irene. Wendy memperhatikan Irene.

" Geurae. Jam 6 aku selesai juga." Kata Wendy.

" Di taman ara."

" Mhh. Aku akan kesana."

" Telat 1 menit, belikan aku sesuatu." Kata Irene lagi. Wendy melebarkan senyuman. Ia merangkul Irene sambil mengajaknya kembali jalan menuju kelas.

" Menurutmu, aku harus bagaimana dengan Rose nanti?"

" Tunggu dia memikirkan keinginannya. Kau harus peka saat dia menginginkan sesuatu terlalu lama. Lakukan setiap kali dia canggung padamu dan berikan senyuman saat dia menatapmu." Jelas Irene dan Wendy mengangguk sambil berfikir.

" Ok... akan aku lakukan." Irene melihat sekilas Wendy disampingnya. Kemudian ia tersenyum kecil.

" Saat di dekat Seulgi, jangan terlalu banyak diam. Bicarakan apapun yang bisa membuat Seulgi nyaman denganmu. Pria suka saat mendengarkan wanita yang di cintai nya banyak bicara secara dewasa."

Wendy memang seperti itu. Irene tidak terkejut lagi saat pria ini memberikan saran baik. Irene manut. Wendy pun manut. Sama-sama menurut dan date mereka juga lancar tanpa hambatan. Kadang disaat sedang senang pasti saling teringat. Ingin rasanya cepat dan bercanda bersama lagi.

Di bilang tidak peduli juga tidak. Tapi mereka hanya membagi waktu yang pas. Untuk teman dan untuk kekasih.

" Kau cantik sekali hari ini." Ucap Seulgi. Irene tersenyum kecil padanya.

" Aku tau. Kalau tidak cantik, apa kau masih mencintai ku?" Seulgi tertawa. Ia mengelus kepala Irene.

" Aniyo~~~! Tidak akan aku lakukan." Kata Seulgi. Irene menatap hangat empunya. Berfikir jika Seulgi pria yang benar-benar tenang dan berfikir dewasa.

Disaat Irene bisa tertawa dengannya, ia selalu mengingat Wendy. Berharap jika pria itu juga merasakan tawa bersama Rose disaat tidak ada dirinya di samping.

Mata Irene melirik ke luar kafe. Berfikir bagaimana keadaan date Wendy dengan Rose.

" Wendy~~~" Senggol Rose menarik kecil jaket pria ini. Wendy menatap senyum sekaligus berdehem tanya.

Rose diam. Dia menatap ke arah lain dengan ekspresi panik. Wendy peka. Dia mengingat apa yang di bilang oleh Irene tadi.

" Tidak usah malu. Santai saja denganku. Kau terlihat lebih manis lagi jika bertingkah seperti itu." Kata Wendy membuat Rose tersenyum lebar, pipi pun memerah padam. Wendy tertawa singkat. Ia menggenggam tangan Rose membuat wanita ini mengangkat dongak lagi kepalanya.

Back for Me ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang