6. Takut

585 114 12
                                    

Bukan janji manis juga bukan janji palsu. Mudah untuk bicara tapi susah untuk mengungkapkan.

Kalau soal janji pasti akan di tepati. Tapi kalau soal hati, kapan lagi untuk tersakiti?

Begitulah yang di rasakan oleh Rose saat ini. Sudah sering setiap ia pergi dengan Wendy, ia merasa tidak terlihat dimatanya. Tidak tampak seperti dirinya sendiri yang sibuk memandang hpnya.

Tertawa sendiri, bicara soal dirinya dan topik pembahasan yang membuat Rose bahagia sudah sangat jarang terdengar.

" Aku mau pulang." Pintanya. Wendy mengangkat kepala. Menatap Rose sesaat kemudian barulah ia meletakkan benda canggih itu di meja.

" Wae?"

" Letih."

" Denganku?"

" Ani. Letih menunggu."

" Kau marah padaku?"

" Apa aku terlihat marah padamu?" Keduanya diam.

" Kau cemburu?"

" Dengan siapa?" Tanya balik Rose membuat Wendy mengambil hpnya dan ia mencari sesuatu untuk menjawabnya.

" Apa yang kau maksud ini?" Wendy menunjukkan layar HP-nya. Rose tidak langsung berpaling. Ia menatap Wendy sambil memajukan badannya, mengambil hp kekasihnya dan ia lihat apa yang di tunjukkan oleh Wendy.

Percakapan Wendy dengan Irene.....

Apa kau sedang dengan Rose?
Irene

Ya. Kau tau, dia terlihat cantik hari ini. Aku hanya bisa menatapnya dan tidak berkata apapun.
Wendy

Jagalah dia baik-baik. Aku tidak enak dengannya saat kau terus menjemputku dan pergi meninggalkan nya sendiri walau sebentar. Kau harus tetap mengutamakan Rose karena dia kekasih mu.
Irene

Ne. Kau pengertian dan aku juga ingin memberikan pengertian ku padanya. Aku tidak mau terulang lagi untuk mempunyai kekasih baru.
Wendy

Baguslah. Sekarang tidak usah lagi membalas pesanku. Nikmati waktumu dengan Rose.
Irene

Gomawoyo Irene
Wendy

Rose perlahan menatap Wendy. Ia melihat pria ini yang meminum kopinya dan ia tatap lagi kekasihnya di depan.

Ia letak hp itu di meja lagi. Wendy meraihnya, melihat Rose yang diam sambil membuka bukunya lagi.

" Tidak jadi pulang?" Tanya Wendy. Rose memberi gelengan. Berusaha untuk cuek dan tidak peduli dengan kekasihnya.

Senyum Wendy perlahan terukir. Ia pun pindah tempat duduk di samping Rose dan ia rangkul cium empunya.

" Kau mencintaiku?"

" No."

" Kau terlihat cuek hari ini. Tapi aku suka. Coba pandang aku." Wendy menarik dagu Rose perlahan menoleh ke arahnya.

Rose awalnya menolak, tapi Wendy terus memaksa halus dan tidak berniat menyakiti Rose. Akhirnya mereka saling pandang. Wendy menatap Rose, ia pun cium kecil bibir Rose beberapa kali membuat empunya mengerang kesal tapi terdengar imut.

Back for Me ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang