8. Akhir penantian

603 113 18
                                    

Hari ini Wendy sendirian. Tanpa Irene, tanpa kekasih.

Dia sedang di gym. Melakukan olahraga sesekali tidak apakan?

Jawabannya tentu tidak apa-apa. Tapi yang jadi masalah, kenapa di ujung sana sibuk beberapa wanita bahkan ibu-ibu melirik senyum dirinya. Bukannya nge-gym, malah nonton anak orang yang lagi olahraga sendiri.

Ingin mendekat tapi malu. Bahkan menyapa juga malu karena yang di pandang sangat tampan dan terlihat seksi.

Drrtt!!! Hp Wendy berbunyi. Ia menurunkan Barbell berat itu dan berjalan mendekati tasnya sambil mengusap keringat di tubuhnya.

" Kenapa?"

" Kau dimana?"

" Aku di gym. Wae?"

" Mau temani aku jalan ke Mall sekarang? Aku ingin membeli pakaian."

" Geurae." Jawab Wendy yang menyaut tasnya, berjalan menuju pintu keluar.

-----

Toktoktok!!! Pintu di ketok beberapa kali.

" Oppa!!" Seru Yeri. Wendy melebarkan senyumannya.

" Mencari Irene Unnie?" Wendy mengangguk.

" Kenapa tidak cari aku saja?" Tanya balik Yeri membuat Wendy tersenyum kecil.

" Apa kau menginginkan perhatian ku lagi?" Tanya Wendy membuat Yeri mengangguk.

" Hajima." Ucap Irene yang menarik baju Yeri masuk ke dalam rumah dan ia tutup pintunya. Irene cepat menyaut tangan Wendy menuju mobil pria ini di depan.

" Ihh!! Unnie!!" Kesal Yeri melihat kepergian keduanya.

***

" Tumben sekali mau belanja." Kata Wendy sambil mengikuti Irene dari belakang. Menemani wanita ini untuk memilih baju.

" Seulgi akan ke rumah dengan keluarganya." Wendy mengangguk dehem.

" Perihal?" Tanya Wendy sambil melihat sesekali baju wanita yang ia lewati bersama Irene.

" Molla. Tapi nampak penting untuk di bahas. Dia menyuruh ku dan bertanya pada orang tuaku kalau hari ini ada tidak di rumah. Kebetulan Dad Mom pulang dan aku langsung mengatakan padanya." Jelas Irene sambil menunjukkan pakaian di depan Wendy.

" Cocok." Jawab Wendy.

" Benarkah? Yasudah, aku ambil ini satu." Kata Irene yang memberikan pakaian itu pada pelayan toko.

-----

Disaat keduanya makan di salah satu restoran, telpon dari Mommy Wendy membuat pria ini berhenti menguyah dan Irene yang melirik ke sisi kanannya.

" Mommy." Ucap Wendy yang menghidupkan speaker HP-nya.

" Hallo Mom?"

" Where honey?"

" Restaurant."

" Dengan siapa?"

" Irene."

" Oh! Apa kabar Irene?" Irene tersenyum. Ia pun mendekati tubuhnya ke arah hp Wendy.

" Baik Nyonya Son."

" Aku dengar dari Mommy mu kalau kau akan dilamar. Apa benar?" Wenrene terdiam.

Wendy menoleh pelan ke arah Irene yang menatap bingung ke depan.

" Lamar?"

" Iya. Mommy mu menyuruh kami datang nanti malam untuk makan malam bersama. Makanya aku pulang dengan suamiku ke Korea sekarang." Wendy meletakkan sendok dan garpu itu perlahan di atas piring. Dia merundukkan kepalanya dan hanya diam melamun ke depan. Irene masih di ambang kebingungan.

Back for Me ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang