11. End!

1K 112 11
                                    

Sesuatu terjadi. Irene sudah tidak dapat berbicara lagi saat Wendy datang ke rumahnya dan menghadap kedua orang tuanya.

Tiffany dan Taeyeon menerima awalnya kedatangan Wendy. Tapi ntah nanti saat pria ini jujur dengan tujuan utamanya.

Sesaat Wendy tidak bertanya dimana Irene. Tapi dia kemari untuk bertemu orang tua Irene.

" Irene dikamar. Apa aku panggil saja?"

" Mhh." Angguk suaminya dan Tiffany meninggalkan Wendy dan Taeyeon di ruang tengah.

Wendy biasa saja. Dia tidak di landa kekhawatiran. Mungkin kekebalan hati dan batin sudah tidak bisa di pecah bela lagi. Dia sudah kebal hanya untuk Irene.

Irene terduduk sambil memandang Wendy di sampingnya. Pria itu juga ikut menatap kemudian menoleh ke depan lagi seraya dengan dirinya.

" Sudah berapa lama kalian berteman?" Tanya Taeyeon.

" Emm..." Yang satu berdehem mikir dan satu lagi langsung menjawabnya.

" 10 tahun." Jawab Wendy. Tiffany sedikit terkejut tapi ia tersenyum angguk.

" Sebentar lagi Irene akan tunangan dengan Seulgi. Kau kapan Wendy?" Goda Tiffany tapi terlihat senyuman kecil di bibir Wendy. Sedangkan Irene berkedip beberapa kali menahan kekhawatiran karena Wendy benar-benar akan menghancurkan sekali mood orang tuanya seketika.

" Tuan dan Nyonya Bae, boleh aku mengatakan sesuatu. Ini sangat penting." TaeNy menatap Wendy kembali. Taeyeon melipat korannya, Tiffany memandang fokus Wendy.

" Bilang saja." Kata Taeyeon membuat Wendy mengangguk. Ia menatap Irene terlebih dahulu. Melihat Irene yang langsung merunduk takut.

" Sebenarnya aku......" Irene mengangkat kepalanya. Ia melihat ke arah Wendy yang bicara sambil menatapnya. Kedua orang tua Irene masih fokus memandang Wenrene.

" Mommy mengundang kalian makan malam di rumah nanti. Aku mengajak Seulgi dan Rose juga." Kata Wendy menatap TaeNy yang langsung membuang kesal nafasnya dan menatap Wendy yang terkekeh sendiri. Sedangkan Irene langsung memukul tangan Wendy karena sudah membuatnya panik duluan.

" Geurae. Nanti kami ke rumah." Jawab Tiffany dan Wendy mengangguk senyum lebar.

Irene membuang wajahnya. Ekspresi nya sungguh bete sekali dengan Wendy.

" Aku pulang." Ucap Wendy dan Irene hanya diam menatap pria ini.

" Kau tidak benar-benar pulang." Kata Irene dan Wendy menatap ke belakang, melihat sekilas motornya.

" Ne. Aku harus menjemput Rose di kampus." Jawab Wendy membuat Irene melepas lipatan tangannya. Ia menyipitkan matanya.

" Geurae, pergilah." Usir Irene. Wendy tertawa. Ia tahan tangan Irene dan ia tarik menuju pelukannya.

" Kau marah padaku?"

" Ani!"

" Mhh~~~" Dehem panjang Irene.

" Shiro!" Dorong Irene.

" Hei. Aku tidak menjemputnya. Aku hanya bercanda. Rose membawa mobil ke kampus tadi." Jelas Wendy membuat Irene melihat tak percaya pria ini.

" Jinjjayo. Aku tidak bohong." Jelas Wendy lagi.

" Mhh! Aku percaya." Ujar Irene sambil menoleh ke arah lain. Wendy mencubit kedua pipi Irene dan ia cium sekilas bibir nya.

" Ya!" Wendy membuka lebar mulutnya. Ia langsung menoleh lirik ke pintu rumah Irene. Takut jika kedua orang tua Irene melihatnya.

" Tidak ada." Kata Wendy yang kembali memeluk Irene.

Back for Me ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang