12

14.2K 1K 29
                                    

Title : In Silence
Chapter : 12
Rate : M
Author : jsuhell

♡Selamat membaca♡

..........
.........
........
.......
......
.....
....
...
..
.

"A-aku tidak apa - apa." Akio mengusap matanya dengan kasar lalu melepaskan lengannya dari tangan William. Hendak meninggalkan tempat itu namun William segera menahan lengannya.

"Kau tidak sedang dalam keadaan yang tidak apa - apa Akio!"

"Aku bilang aku tidak apa - apa jadi lepas!!" Bentakkan Akio yang sedang dalam keadaan tersakiti membuat William tidak punya pilihan lain selain melepaskannya.

Akio melangkah menuju kamar William lalu mengambil handphone milik pemilik kamar itu.

"Tolong buka." Ucap Akio begitu ia berhadapan dengan William lagi. Tanpa bertanya apapun William membuka lockscreen handphonenya.

Dengan cepat Akio menekan nomor - nomor lalu mendekatkan handphone itu ke telinganya.

William yang menatap Akio dari belakang menahan dirinya sendiri untuk tidak memeluk pinggang Akio dari belakang. Ia ingin memeluk sosok di depannya ini hanya untuk sekedar menenangkannya namun ia terlalu takut untuk melakukan itu.

"Halo Ella? Hiks-- aku menggunakan handphone William, bisakah kau menjemputku sekarang?" Tangisan Akio semakin menjadi. William mengepal kedua tangannya.

"Hiks--Ella maafkan aku mengganggu waktu tidurmu namun--hiks--bisakah kau menjemputku di mansion William? Aku benar - benar ingin pulang hiks.." dan detik selanjutnya, handphone William sudah terlempar di lantai. Itu ulah pemiliknya sendiri.

"Hiks..aku ingin pulang hiks.." Akio terus menyebutkan ia ingin pulang, bahkan ketika suaranya terendam akibat pelukan William yang sangat erat.

"Maaf." Ucap William sambil mengelus punggung Akio untuk menenangkannya.

Akio mendorong William lalu menatapnya dengan mata sayunya. "Apa semua yang kau katakan benar? Apa ibuku benar - benar menjualku? Apa kau benar - benar membeliku? Apa kau benar - benar melakukan semua ini karena sekarang aku milikmu? Tanpa perasaan sama sekali?"

William menghela napas berat. Akio tidak mendengar semuanya.

William menarik Akio lalu mendudukkannya di atas kasurnya lalu mensejajarkan tubuhnya dengan berlutut satu kaki. Ia menggerakkan ibu jarinya untuk mengusap air mata Akio yang masih berjatuhan di pipinya.

"Aku tidak tau bagaimana hubunganmu dengan ibumu sebenarnya namun tentang ibumu yang menjualmu itu benar." William menatap Akio yang terluka dengan lembut. 

"Hiks.. jadi kau benar - benar membeliku ya hiks.. bajingan." Akio hendak beranjak namun William menahannya dan membuatnya kembali duduk.

"Aku memang memberikan uang pada ibumu hingga kau bisa berada di sini sekarang juga namun bukan berarti aku memperlakukanmu selama ini dengan pemikiran aku membelimu." William menggenggam kedua tangan Akio dengan erat.

"Hiks.. pasti uang itu dalam jumlah yang banyak.. hiks.. itu sama saja! Kau tetap membeliku!"

William menghela napas berat untuk kesekian kalinya. "Akio tatap aku." Ucapnya dengan suara rendahnya, membuat Akio seakan terhipnotis dan menatap matanya.

William menangkup kedua pipi Akio dengan kedua tangannya lalu menarik Akio pada ciuman paling lembut yang pernah ia berikan padanya. Ciuman itu tidak berlangsung lama. Kedua dahi mereka kini bersentuhan.

In Silence - BL ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang