Mungkin aku terlalu diam, ketika kamu melakukan hal yang menurutmu biasa saja tapi menurutku itu bukan hal biasa.
Mungkin aku terlalu yasudahlah ketika kamu bilang ingin pergi dengan teman wanitamu.
Mungkin aku terlalu percaya sampe akhirnya aku sendiri yang merasa kecewa.
Mungkin aku terlalu memberimu ruang hingga tanpa sadar diriku yang kau buang.
Mungkin aku terlalu mudah hingga rasanya tak sanggup lagi dan hampir menyerah.
Mungkin aku terlalu mempertahankan seseorang yang sama sekali tidak berniat bertahan.
Mungkin. Mungkin aku tak bisa memilah mana dia yang datang menyempatkan waktunya untukku dan mana dia yang hanya datang ketika sempat. Mungkin rasa ini salah tempat, hingga lukanya menumpuk berlipat-lipat, atau mungkin aku salah lihat, yang aku kira malaikat ternyata seorang penjahat. Mungkin... mungkin... dan mungkin...
Aku tak pernah menyalahkan takdir Tuhan atas semua perjalanan hidupku. Namun, yang aku sayangkan adalah waktuku terbuang sia-sia untuk seseorang yang tidak tepat. Lebih dari itu semua, aku bersyukur. Bersyukur karena Allah dengan baik hatinya telah mengatur skenario dengan begitu luar biasanya. Membuat hal yang aku lalui kemarin menjadi pengalaman agar kedepannya tidak terulang kesalahan yang sama. Bukan begitu?
NB: Part ini ditulis, ketika saya benar-benar merasa tak ada harapan. Bingung kemana untuk melampiaskan, hingga tibalah kata-kata ini meluncur. Bukannya apa-apa sih, saya hanya ingin berbagi barangkali ada yang mengalami hal serupa. Menulis itu menenangkan, aksara yang tertuang selalu membuat saya nyaman...
Terima kasih sudah menyampatkan waktu untuk membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Aksara
RandomHanya perasaan yang mampu ku goreskan dalam barisan aksara ~cover by @amandafirtiayustikasari [Slow update] Doi apdet kalo lagi mood aja ya. Kalian tau sendiri kan sastra itu ngga bisa dipaksain, ia akan mengalir dengan sendirinya sesuai Suasana hat...