Langit Aksara

The Past

Katanya cinta dan benci itu beda tipis. Ada yang bilang cinta dan benci ada untuk saling melengkapi.

Jangan terlalu cinta jika tak ingin membeci dan jangan pula terlalu benci jika tak ingin berakhir mencintai.

Jika diberi pertanyaan, lebih baik mana dicintai atau mencintai?
Pasti semua orang akan berlomba-lomba untuk menjawab dicintai. Padahal lebih asik saling mencintai mengapa harus memilih salah satu?
Jika bisa dilakukan bersama mengapa memilih jalan yang berbeda?

Pada dasarnya manusia memang selalu begitu. Ingin lebih dan lebih, tanpa disadari bahwa yang berlebihan juga terkadang tidak berakhir baik.

Apakah cinta dan benci selalu memiliki korelasi?
Bisa dibilang iya. Benci akan membuatmu semakin memikirkan dia orang yang kamu benci. Sedangkan ketika kita terlalu dalam mencintai apabila merasakan patah hati maka hati kita tak akan sama lagi. Akibat kepatahan yang kita alami inilah yang menimbulkan rasa benci.

Membenci sebenarnya hal yang wajar, yang ngga wajar adalah ketika kita tidak mencoba berdamai dengan masa lalu dan membuka lembaran baru.

Jadi ingat kata-katanya pak Mario Teguh "Janganlah berkecil hati sebagaimanapun berantakakan masa lalumu, masa depanmu masih bisa kau rapihkan..."

Memang benar apa kata beliau, masa lalu ngga akan menghalangi kamu untuk maju meraih masa depan yang kamu impikan. Mungkin kesulitan ada, karena segala proses juga pasti memiliki batu sandungan ngga mungkin berjalan mulus begitu aja.

So, tell me. Kamu orang-orang kuat dan dilahirkan untuk menjadi orang sukses. Jangan patah semangat jikalau usahamu saat ini belum membuahkan hasil. Percayalah hasil ngga akan menghianati proses panjangmu dan ingatlah bahwa semua orang memiliki masanya sendiri-sendiri. Roda kehidupan selalu berputar kok ngga selamanya yang dibawah akan selalu dibawah begitupun sebaliknya.

Hai orang-orang hebat, siapapun kamu yang sedang membaca ini. Jangan patah semangat yaa, Mengeluh boleh tapi patah jangan. Allah ada  24 jam buat kita :)