Tahu ngga gimana rasanya nahan kangen pengin ketemu, tapi ngga akan mungkin karena ngga tau dia sama kangennya atau ngga.
Tahu ngga gimana mikirin seseorang yang ngga tau nantinya bakal dipikirin balik atau ngga sama sekali.
Tau ngga sakitnya nahan semua perasaan yang tiba-tiba muncul ini sendiri karena dicegah oleh ego, padahal ada kemungkinan semesta berkata iya.
Iyaa sesakit itu.
Andaikan ego ini ngga hadir ditengah-tengah aku dan kamu, apakah kejadiannya akan sama?
Pada kenyataannya aku dan kamu tetaplah dua orang asing yang hanya berbagi udara yang sama, terlepas dari perasaan lancang ini yang hadir tak tau malu.Lantas, masih pantaskah aku untuk mengakui semuannya? Sedangkan dunia kita kini telah berbeda. Kamu langit dan aku bumi, kita terpisah jarak beribu-ribu kilo jauhnya.
Mana pantas aku bersanding denganmu? Memandang tingginya langitmu?
Memang ada yang bilang manusia selalu memiliki celah untuk dikatakan sempurna, dan manusia lain hadir untuk menyempurnakannya. Tapi tetaplah rasanya seperti ada tembok tak kasat mata yang membentengi perasaan ini agar sampai ke pemiliknya.
Kehidupan ngga sebecanda itu.
Yang mana seorang pria bak dewa akan bersanding dengan wanita apa adanya. HahaTerlepas dari itu semua, aku akan selalu berterima kasih akan hadirmu dan kesediaanmu menjadi atap yang memberi warna lain dibumiku yang semula redup oleh kesendirian dan dunianya sendiri.
Tetaplah menjadi langit yang meneduhkan dan menenangkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Aksara
RandomHanya perasaan yang mampu ku goreskan dalam barisan aksara ~cover by @amandafirtiayustikasari [Slow update] Doi apdet kalo lagi mood aja ya. Kalian tau sendiri kan sastra itu ngga bisa dipaksain, ia akan mengalir dengan sendirinya sesuai Suasana hat...