Satu hal yang tak kusangka adalah kamu mau membawaku kedalam baris-baris ceritamu.
Mengukir cerita bersamaku, membagi tawa bersamaku, dan menghabiskan waktu bersamaku.
Tapi, yang kutahu aku tak se'istimewa' bayanganku. Karena aku sudah terjebak dalam imajinasi semu tentangmu. Tanpa sadar bahwa takdir Tuhan adalah penentu segalanya.
Bisa saja tiba-tiba kamu direnggut paksa dariku, tiba tiba saja kamu berpaling dariku, tiba-tiba saja segala keyakinaku atau keyakinanmu terhadap hubungan ini pupus begitu saja, bisa saja semua usaha dan keyakinan kita berhenti ditengah jalan. Tanpa badai, tanpa peringatan. Bisa saja kan?
Sudah lama semenjak terakhir kali aku melihatmu, tapi nyatanya rasamu masih sama, hatimu masih pada tempatnya. Sayangnya, aku yang tak mampu menempatkan hatiku semestinya, nyatanya tempatmu dihatiku sudah tak sama.
Bukan, ini bukan salahmu. Ini juga bukan salah beribu-ribu jarak yang memisahkan kita. Namun, ini salahku. Sepenuhnya salahku, dimana hatiku yang lemah dan butuh sandaran, hatiku yang sudah kehilangan jalan, dan hatiku yang kini menemukan tempat persinggahan.
Itu adalah percakapanku dengan hatiku beberapa waktu lalu, aku bimbang, aku ragu, namun hanya bisa menunggu.
Berat memang, ketika harus menjaga hati dengan orang yang raganya saja sukar kau temui disisimu, hanya jarak yang mengusir temu menjadikannya semakin berlalu dan kemudian memudarlah rasa itu. Rasa yang awalnya tak dapat diukur dengan apapun nyatanya sekarang menjadi rasa yang hilang tak bersusun.
Lagi, ternyata cinta dan sayang saja tak cukup tanpa didasari kesetiaan diantara masing-masing kita.
Lagi-lagi tak ada yang bisa disalahkan disini, semuanya telah terjadi dan tak dapat kita hindari.
Sekarang yang terjadi adalah masing-masing kita menjalani kehidupan sendiri. Berlalu dengan membawa kenangan yang tak akan pudar oleh waktu.
Aku dengan dia pengantimu dan kau dengan dia penggantiku. Klise memang, karena kita sudah sama-sama dewasa untuk sekedar berkomitmen dengan serius, tapi masing-masing dari kita juga menyadari bahwa ucapan-ucapan sayang lewat ketikan akan sangat berbeda ketika diucapkan tanpa ada halangan.
Sampai sini, kita menyadari bahwa raga ternyata berpengaruh yaa dalam sebuah hubungan. Jadi aku cuma mau bilang, makasih ya...
Makasih udah mau tahan banting ngadepin aku yang masih childish, suka ngambek marah-marah gajelas, punyaa moodswing kebangetan...
Pokoknya makasih, makasih, makasih...
Gatau lagi gimana buat bales masa-masa kebersamaan kita dulu.Sampai jumpa yaa, karena aku ngga mau ngucapin selamat tinggal. Sampai bertemu lagi ketika kamu sudah bersama bahagiamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Aksara
RandomHanya perasaan yang mampu ku goreskan dalam barisan aksara ~cover by @amandafirtiayustikasari [Slow update] Doi apdet kalo lagi mood aja ya. Kalian tau sendiri kan sastra itu ngga bisa dipaksain, ia akan mengalir dengan sendirinya sesuai Suasana hat...