☘ 09 ☘

42.4K 1.4K 26
                                    

"Prof, kau tau soal Prof. Andrew kan?"

"Mmh..."

"Kenapa kau tidak dengannya?"

"Angh.. Eric.. terlalu dalam." Grey menahan perut Eric, "Ku rasa... aku bukan tipenya."

"Tapi apa ia tau tentangmu?"

Grey menggeleng, ringisan di wajahnya terlihat makin jelas tiap kali Eric memperdalam kejantanannya di lubang Grey. "H-hanya kau yang tau.. dan.. nghhh.. jangan sampai orang lain tau tentang ini."

"Aku juga tidak mau cerita. Apalagi ke si Andrew itu."

"Kenapa?"

"Merelakanmu dengan orang sepertinya itu hal gila. Ia punya istri, tapi masih ingin seks denganku. Aku sering mengabaikannya tapi kadang ia sengaja mendatangiku. Ia benar-benar membuatku seperti budak seks. Ia hanya memanfaatkanku."

Grey mencengkram pundak Eric, "B-bukannya.. aku juga sama?"

"Kau jauh berbeda." Eric mengusap kening Grey, lalu mengecupnya dengan penuh kasih sayang. "Aku benar-benar menikmati waktu denganmu, berbeda dengannya."

"Eric.. ngh.. aku.. tidak tahan lagi."

"Keluarkan saja, tapi sepertinya aku masih lama. Aku menahannya, kau tau kan? Mengobrol denganmu saat kita seks adalah hal yang luar biasa." Eric menciumi bibir Grey yang digigit-gigit oleh Grey sendiri. Eric suka melihat Grey berusaha menahan desahannya dengan menggigit bibir bawah.

"Mmmh!"

SPURT! SPUURT!

"Waah~ banyak sekali, bahkan kau sudah orgasme dua kali saat kita foreplay tadi. Apa karena saking lamanya kau tidak berhubungan seks?"

Napas Grey jadi tersenggal-senggal, tubuhnya sudah sangat lemas meski anusnya masih bisa menjepit penis Eric. "Aku lihat kau sibuk, jadi aku juga menjauhimu."

"Kau bisa minta padaku kapan saja."

"Eric.." Grey mengusap pipi Eric, menatapnya dalam. "Apa hubungan kita sebenarnya?"

"Dosen dan mahasiswa. Kau ingin lebih? Sudah kubilang aku tidak bisa dengan hubungan serius. Aku juga pernah mengatakannya padamu, kalau kau ingin hubungan serius, sebaiknya cari pria lain."

"Aku tidak masalah dengan status kita.. aku hanya bisa melakukan hal seperti ini denganmu, Eric"

"Sorry, Grey. Aku hanya tidak ingin terikat."

"Aku mengerti."

"Tapi aku ingin kau tau satu hal, aku suka melakukan ini denganmu, seks denganmu membuat sensasi yang tidak aku dapatkan dari orang lain. Anusmu yang selalu sempit ini, itu luar biasa Grey."

"Hei, aku dosenmu, bicara yang sopan."

"Saat jauh dari kampus, dan hanya ada kau dan aku, kau hanyalah seorang Grey."

Grey terkekeh-kekeh, lalu menerima ciuman dalam dari Eric. Eric tidak perlu mencari celah agar lidahnya bisa masuk, Grey sudah mempersilakannya. Lidah mereka beradu, saliva mereka bercampur menjadi satu. Dan ketika Eric menggerakan pinggulnya lagi, Grey melenguh nikmat.

"Grey.. aku ingin mendengar desahanmu."

"T-tidak.. itu memalukan."

"Grey.."

"Mmhh.."

Eric hanya tersenyum, lalu ciumannya berpindah ke pipi dan berakhir di leher dan menciuminya, meninggalkan beberapa tanda bekas ciumannya.

Grey, meski seorang dosen dan usianya hampir menginjak 28 tahun, ia tetap pemalu. Bahnkan dalam seks, sebisa mungkin Grey menahan desahannya dengan mengigit bibir bawahnya atau menenggelamkan wajahnya ke bantal. Eric suka tiap kali melihat Grey menahannya.

Friends with Benefit (BL 25+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang