☘ 16 ☘

28K 1.1K 62
                                    

"Jangan merindukan aku."

"Ha-ha! Tidak akan." Yuma membuat tawa yang disengaja, "Aku sudah dengan Ben."

"Yaa dengan Ben, tapi aku yakin kau malah akan ditinggal ia disana." Eric mengacak rambut Yuma.

"Berisik." Yuma malah mendorongnya dan buat Eric makin cekikikn.

"Ya sudah, kami pergi dulu."

"Hm. Hati-hati." Senyum Eric mengembang, setelah menciumi bibir Ben dan Yuma bergantian. "Salam untuk Kyle dan ayahmu, Ben."

"Kaay!"

Pintunya baru Eric tutup setelah Ben dan Yuma masuk ke taksi dan meninggalkan rumah. Kakinya melenggang masuk, di sofa ruang tengah, Grey hanya duduk terdiam. Eric menghampiri dan langsung duduk di sampingnya.

"Mereka pergi.... karena aku disini ya?"

"Haah, bukan. Ben memang sudah janji dengan ayahnya ia akan pulang. Sejak operasi, ayahnya memang jadi agak overprotektif, jadi yaa ia pulang, untuk membuktikan pada ayahnya kalau ia baik-baik saja."

"Lalu Yuma?"

"Ya tidak mungkin ia disini juga kan? Berdua dengan kita. Ben juga mengajaknya jadi ya biarkan saja."

"Eric.." Grey makin menundukan kepalanya, tangannya saling mengepal kuat. "Apa aku benar-benar tidak boleh cemburu denganmu?"

"H-ha?" Eric mengembangkan sebelah senyumnya. "Tidak boleh?"

"Kau pernah cerita tentang.. hubunganmu dan mereka.. juga orang-orang yang berhubungan itu denganmu. Awalnya kupikir aku sama seperti mereka, tapi semakin mengenalmu... aku cemburu."

"Grey."

"Tapi kau bilang kau tidak suka hubungan serius... aku punya harapan lebih dan ingin kau hanya denganku. Kalau begitu... aku tidak ada bedanya dengan Andrew."

"Kau jelas beda dengan Andrew. Ia memaksaku, kau punya keinginan itu dan kau masih membiarkanku, lalu kau bilang kau cemburu."

"Aku iri dengan orang-orang yang bisa sangat dekat dengnmu."

"Grey." Eric menahan pipi Grey, membuat Grey menatapnya. "Apa sekarang, kalau aku bilang aku juga iri pada Yuma yang bisa menolongmu semalam kau akan percaya?"

"Eh?"

"Aku memang menyukai Yuma, tapi ia tidak punya perasaan yang sama denganku. Aku tidak pernah mau membawa perasaanku di antara aku dan sex buddyku. Itu sebabnya aku juga mengabaikan setiap perasaan mereka. Tapi kau.. sejak pertama, rasanya jadi beda."

"Beda?"

"Aku memikirkanmu, aku tidak bisa menghilangkan bayanganmu. Awalnya kupikir aku hanya suka dengan seksnya, tapi tidak Grey. Kalau aku tidak punya perasaan itu, aku tidak akan membuat diriku bersumpah pada Andrew supaya ia tidak menyentuhmu. Kalau aku tidak menyukaimu, aku tidak akan melakukan itu."

Grey diam, mencoba mencerna kata per kata yang diucapkan Eric.

"Ini pertama kalinya aku merasakan benar-benar ingin melindungi seseorang dan tidak ingin ia jauh dariku." senyum Eric mengembang, ibu jarinya mengusap pipi Grey. "Aku menyukaimu Grey."

"M-mungkin kau hanya terbawa suasana Eric. K-kau tidak benar-benar merasakan itu. Kau juga tidak bisa menyukaiku, ka-karena waktu aku tau kau menyukaiku, aku ingin kau hanya milikku, aku tidak mau kau berhubungan dengan yang lain."

"Kalau gitu aku tidak akan berhubungan dengan yang lain."

"H-hah? E-eric- aku tidak mengerti. Ku yakin kau hanya terbawa suasana. Kau tidak bisa hanya melakukan itu denganku, itu bukan kau. Dan aku tidak lebih dari sex... buddymu."

Friends with Benefit (BL 25+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang