☘ 02 ☘

89.1K 2.6K 53
                                    

Matahari masih belum sepenuhnya menampakan diri, tapi Yuma sudah terbangun karena merasa sesuatu menekan perutnya. Waktu matanya dibuka, Yuma langsung melihat wajah pulas Eric, dan saat ingin merubah posisinya, Yuma baru sadar kalau ternyata Ben juga terlelap begitu lekat dengannya.

"Eric.. Eric.." panggil Yuma setengah berbisik karena takut membangunkan Ben di belakangnya. "Eric.."

"Hmm.. aku masih ngantuk."

"Eric bangun duluuu!"

Dengan masih ngantuk berat, Eric mengerjap berusaha membuka matanya. "Apa?"

"Aku mau-"

"Ini masih terlalu pagi Yuma." belum sempat Yuma menyelesaikan kalimatnya, Eric sudah memotongnya lebih dulu. Jelas saja hal itu malah buat Yuma menekuk mulutnya ke bawah. "Dan kau mau kita melakukannya tanpa Ben?"

"Bukan itu maksudku, aku mau ke kamar mandi, aku mau buang air. Kau memelukku terlalu erat, aku tidak bisa bergerak."

"Haaah." sontak Eric melenguh panjang. Ia mengangkat tangannya dan cepat-cepat Yuma bangkit dan berlari ke kamar mandi. Tidur lelap Eric harus tergamggu hanya karena Yuma yang ingin ke toilet.

Eric sedikit menggulingkan tubuhnya sendiri mendekati Ben, memberi ruang di sampingnya untuk Yuma kalau-kalau ia ingin kembali tidur. Waktu Eric siap untuk menyambung mimpinya, ia merasakan sesuatu menggerayangi pahanya. Masih dengan malas, Eric mendorong tangan nakal yang berusaha menanggalkan celananya.

"Aku ngantuk... Ben."

Tidak ada jawaban apapun dari Ben, bahkan Ben sudah merubah posisinya mebelakangi Eric. Tapi Eric masih merasakan tangan-tangan menggerayangi pahanya, bahkan tiba-tiba celananya sudah dipelorotkan dengan cepat. Eric langsung bangkit dan membuka selimutnya.

"Yuma!"

Yuma mengembangkan senyumnya, mengecup kepala kejantanan Eric, "Wow, kau makin keras."

"Ngh! G-gimana tidak?!" Protes Eric, tapi sebenarnya meminta lebih. "Kan sudah kubilang, aku masih ngantuk."

"Aku tidak percaya karena kau sudah sekeras ini."

Eric makin melenguh, mendorong kepala Yuma, "Jangan bicara sambil mengulumnya, bodoh."

Yuma cekikikan, terus melanjutkan kegiatannya mengulum kejantanan Eric yang sudah mengeras di pagi buta seperti ini. Yuma mengulum, menjilatinya bagai menjilat es krim dengan penuh rakus. Tangannya juga memijat meremas-remas penis tegang Eric, mulut Yuma terasa semakin penuh karenanya.

"Sluuprs.. Sluuurps."

"Nghh.. Yuma..." Eric menjambak rambut Yuma, isyarat ia minta lebih. "Aangh.. Yuma, ak- aku-"

Tau Eric akan memuncratkan cairan kenikmatannya sebentar lagi, Yuma mempercepat kulumannya, remasannya juga makin kuat, dan waktu ia rasa penis Eric makin keras, Yuma langsung menutup lubang penis Eric dengan lidahnya.

"Y-yuma! Kau gila?! Jangan ditutup- Aaangh!" erangan panjang keluar dari mulut Eric saat Yuma menarik dua bola Eric. Waktu lidahnya disingkirkan, dengan cepat sperma Eric menyembur wajah Yuma. Cairan putih kental dan lengket itu seketika mengotori wajah Yuma.

"Enak.." kata Yuma sambil menyeringai setelah menjilati telapak tangannya yang penuh cairan Eric. "Oh? Ben bangun."

Eric yang masih mengatur napasnya menoleh, melihat Ben sudah duduk di pinggir ranjang. "Kalian berisik, ini masih gelap." kini Ben yang protes karena tidurnya yang terganggu.

"Di luar, mataharinya sudah tinggi."

"Hm." sahut Ben dingin, lalu bangkit meninggalkan kasur, buat Eric dan Yuma langsung saling lirik. "Kalau sudah selesai, cepat keluar. Aku mau buat sarapan."

Friends with Benefit (BL 25+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang